I'LL Teach You Marianne

Pernikahan Giselle



Pernikahan Giselle

"Daddy...aku…"Giselle menelan ludah, tidak sanggup melanjutkan kalimat melihat tatapan tajam Brandon Allen. Mereka berdua sudah bicara selama hampir satu jam berada di balkon kamar Giselle.     

Menelan ludah, Giselle menatap ayahnya takut-takut. Ayahnya masih belum bicara lagi. Rahangnya menegang disertai tatapan tajam menusuk pada Giselle. "Daddy, Daddy adalah ayahku. Aku mohon Daddy, tolong jangan paksa aku."     

Brandon mengernyit. "Kau tak punya pilihan lain, hanya ini satu-satunya cara untukmu bertahan di keluarga ini, Giselle. Kau memang putri kandungku tapi kelakuanmu sangat tidak mencerminkan diriku atau ibumu, kalau kau masih ingin menjadi bagian dari keluarga Allen maka kau harus menikah dengan Frederick. Lelaki yang selama ini sudah kau beri kenikmatan dengan tubuhmu."     

Giselle langsung panik. "Tapi aku tak mencintainya, Dad. Aku hanya menganggapnya sebagai kekasih saja dan tak pernah mengharapkan untuk bisa menikah dengannya, Daddy tahu bukan siapa pria yang ingin aku ingin nikahi?"     

"Gadis bodoh!!"bentak Brandon Allen keras.     

Giselle langsung meringis, beringsut ke belakang.     

"Frederick sudah menikmati tubuhmu, dia sudah mendapatkan keperawananmu. Lalu bagaimana bisa kau bicara seperti ini, kau benar-benar gadis yang sangat bodoh, Giselle. Memangnya kau kira dengan keadaan seperti ini Jackson Knight Clarke itu mau menerimamu? Lihat istrinya, wanita itu sangat cantik, anggun dan sempurna. Kau tak ada apa-apanya dibandingkan dengan wanita itu, Giselle. Kecuali mau masih perawan mungkin Jack akan mempertimbangkannya, tapi kondisimu sekarang sudah kalah telak dibanding wanita itu. Wanita yang sudah memberikan ahli waris kepada keluarga kaya raya itu."     

"Aku bisa melakukan operasi pengembalian selaput dara dan…"     

Plak     

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Giselle, tamparan yang berasal dari tangan Brandon Allen itu terlihat jelas di pipi Giselle.     

"Aku tak tahu makanan apa yang sudah kau konsumsi selama kau hidup, Giselle. Kau benar-benar bodoh dan idiot, Memangnya kau pikir bila melakukan operasi semacam itu organ intim akan kembali seperti semula setelah kau sering bercinta dengan Frederick? Tidak begitu cara kerjanya, Giselle! Operasi pengembalian selaput dara hanya bisa berguna untuk korban korban perkosaan, para gadis di bawah umur. Tidak untuk wanita dewasa sepertimu yang sudah terbiasa bercinta, hal semacam itu sangat tidak akan berpengaruh banyak kecuali kau anak umur 15 tahun yang baru sekali melakukan hubungan seks." Potong Brandon Allen penuh emosi, ia tak mengerti dengan jalan pikiran putrinya yang sangat tidak masuk akal itu.     

Giselle tak menjawab perkataan ayahnya, ia lebih memilih menyentuh pipinya yang masih terasa sangat panas.     

"Suka atau tidak suka kau akan menikah besok pagi dengan Frederick, laki-laki bajingan yang sudah kau beri kenikmatan itu,"imbuh Brandon Allen dengan keras sebelum akhirnya pergi dari kamar Giselle untuk menemui Frederick yang berada di ruang tamu rumahnya bersama sang istri dan anak buahnya, karena tak mau Giselle kabur Brandon mengunci kamar putrinya dari luar setelah memastikan Giselle tak bisa pergi kemana-mana dengan memborgol kedua tangannya di ranjang.     

Frederick yang sejak kepergian Luis tak bicara itu langsung menatap Brandon Allen yang baru kembali dari kamar Giselle.     

"Besok pagi kau harus menikahi putriku, Frederick. Jadi malam ini kau tinggal di rumahku, aku akan mengurus semuanya malam ini,"ucap Brandon Allen dengan tegas.     

"Baik, aku mengerti. Aku akan bertanggung jawab atas semua perbuatanku pada Giselle,"jawab Frederick pelan.     

Brandon Allen mencibir. "Baguslah, kau masih pantas disebut laki-laki kalau begitu. Sekarang masuklah ke kamarmu, istirahat. Aku akan meminta anak buahku mendekorasi rumah ini sedikit dan mengirimkan kabar ini pada kedua orang tuamu yang berada di Zurich."     

"Aku sudah mengabari mereka, Tuan. Sepertinya ayah dan ibuku sedang bersiap menuju Jenewa saat ini."     

Brandon menatap Frederick tajam. "Apa ucapanmu ini benar?"     

"Iya, aku tak mungkin berbohong Tuan."     

"Baguslah dan mulai saat ini panggil aku Daddy, kau akan menjadi menantuku besok pagi. Biasakan memanggilku dengan sebutan itu,"ucap Brandon pelan seraya menepuk pundak Frederick sebelum akhirnya ia pergi menuju halaman depan untuk bertemu dengan anak buahnya.     

Sepeninggal sang calon ayah mertua Frederick memejamkan matanya dan bersandar pada sofa tempatnya duduk saat ini, ia mengingat kembali perkataan Luis beberapa jam lalu.     

"Dia benar-benar pria yang berbahaya,"gumam Frederick pelan.     

Luis Cobb mantan polisi khusus terbaik Luksemburg itu berhasil membuat Frederick dan Giselle mati kutu, tadi pagi Luis hanya memberikan dua pilihan pada keluarga Giselle dan Frederick. Pilihan pertama adalah membuat Giselle dan Frederick menikah dan hidup bahagia, sementara pilihan kedua adalah bersiap untuk tak bisa menghirup udara bebas dengan nyaman lagi karena Luis akan membuat mereka semua seperti hidup dalam sebuah permainan hide and seek. Mendengar ancaman seperti itu akhirnya membuat Brandon memilih untuk menikahkan putrinya dengan Frederick, apalagi saat mengetahui kalau selama ini Giselle dan Frederick sebenarnya sudah seperti suami istri.     

Satu hal yang membuat Frederick bingung sampai saat ini adalah darimana Luis Cobb tahu kalau ia memiliki hubungan yang sangat intim dengan Giselle, pasalnya selama ini baik dirinya dan Giselle selalu bermain cantik. Tak ada siapapun yang tahu kalau mereka berdua sering menginap bersama di hotel, meski bingung namun dilain sisi Frederick senang. Akhirnya niatnya untuk memperistri Giselle pun bisa terwujud, meskipun tahu kalau Giselle masih memiliki perasaan pada Jack namun Frederick tak peduli. Baginya bisa menikahi Giselle adalah hal yang paling penting kehidupan dan karirnya di masa depan, memiliki mertua sekaya Brandon Allen akan memberikan keuntungan pada karirnya. Senyum Frederick mengembang saat membayangkan dirinya berada di puncak karier dengan dukungan finansial dari keluarga Allen, selain mendapatkan wanita yang dicintainya Frederick juga mendapatkan mimpinya yang lain dan hal itu membuatnya tak sabar untuk segera menyambut pagi dimana ia akan segera menjadi bagian dari keluarga Allen.     

Lain Frederick lain pula dengan Giselle, gadis itu masih meraung-raung di dalam kamarnya yang kedap suara. Giselle terus mengumpat Anne, ia mengutuk Anne yang dianggap sebagai penghancur mimpinya. Mimpi yang sudah hampir ia raih, mimpi untuk bisa bersanding dengan Jack cinta pertamanya.     

"Tidak, aku tak akan berakhir seperti ini. Aku tak mau menikah dengan orang lain selain Jack, hanya Jack yang akan menjadi suamiku. Brengsek kau Anne, dasar wanita rubah tak tahu diri. Kenapa kau harus muncul kembali dalam hidup Jack setelah pergi selama tiga tahun!! Kenapa kau dan anakmu itu tak mati saja hah, kenapa kau harus kembali lagi. Kenapa Anne!!! Arrrgghhh fuck...aku tak mau, aku hanya mau menikah dengan Jack...hanya Jackson Knight Clarke lah yang akan menjadi suamiku. Bukan orang lain…"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.