I'LL Teach You Marianne

Go to Korea



Go to Korea

Jack masih meringis merasakan sakit di telinganya yang di jewer oleh Anne pasca ia meminta selusin anak, sementara Anne sendiri sudah pergi dari hadapan Jack untuk masuk ke dalam rumah.     

Melihat sang tuan yang terlihat kesakitan Erick dan Nicholas pun menghampirinya dengan khawatir.     

Jack tersenyum melihat kedua anak buahnya sesigap itu. "Aku tak apa-apa, hanya perdebatan kecil dengan istriku dan persiapan diri kalian berdua. Sore ini kita terbang ke Korea."     

"Anda serius Tuan?"pekik Nicholas dengan suara meninggi.     

"Tapi Nyonya, apa Nyonya mengizinkan anda?"Erick yang tak mau kalah pun ikut memberikan pertanyaan.     

Jack kembali mengulas senyum. "Kalau istriku tak mengijinkan aku pergi maka aku tak akan mungkin memerintahkan kalian berdua untuk bersiap, tujuanku ke Korea kali ini sangat penting. Siapkan semua berkas yang berkaitan dengan proyek pulau buatan yang sedang dikerjakan Connery Corporation, jam tiga sore kita langsung terbang."     

"Alice, apa dia harus ikut Tuan?"tanya Nicholas tiba-tiba.     

"Tentu saja, kalau tidak nanti temanmu ini tak akan bisa konsentrasi,"jawab Jack tersenyum menggoda Erick.     

Nicholas pun ikut tertawa mendengar jawaban sang tuan, ia kemudian bergegas meninggalkan Erick untuk masuk ke kamar. Mempersiapkan barang-barang pribadinya dan beberapa berkas yang harus dibawa, sementara itu Alice terlihat jalan mendekat ke arah Erick tepat saat Nicholas masuk ke dalam rumah.     

"Ada apa?"tanya wanita berambut blonde dengan akses Inggris yang sangat kental itu pada kekasihnya yang terus membuatnya kesal.     

Erick menoleh dan menatap Alice dengan tatapan lembut. "Kita harus ke Korea sore ini, penerbangan kita jam tiga sore. Persiapkan semua barang dan berkas-berkas penting yang berhubungan dengan proyek Connery Corporation, Tuan ada urusan penting disana."     

Wajah Alice memucat seakan aliran darahnya berhenti, ia sangat terkejut mendengar perkataan Erick. "Kau yakin Tuan ikut pergi? Tapi kak Anne dia sedang hamil tua, Erick. Sebentar lagi dia akan melahirkan, tak mungkin Tuan meninggalkannya."     

"Hanya dua minggu, kita hanya akan berada dua minggu di Korea. Sementara nyonya di prediksi akan melahirkan dalam waktu empat minggu lagi, Tuan masih punya banyak waktu untuk menemani istrinya melahirkan, Alice." Erick menjawab pertanyaan Alice dengan memberikannya penjelasan.     

"Iya tapi apa kak Anne sudah…"     

"Nyonya sendiri yang memerintahkan Tuan untuk pergi, saat ini Nyonya pun sedang membantu Tuan berkemas. Jadi jangan bicara lagi dan kemasi barang kita, aku akan menyiapkan berkas-berkas penting,"ucap Erick pelan dengan nada yang tak mau dibantah.     

Alice menghela nafas panjang mendengar perkataan Erick, meski masih tak percaya Anne memberikan izin namun pada akhirnya Alice tetap menjalankan perintah Erick untuk mengemasi barang-barang mereka berdua.     

***     

Jack menatap dua buah koper ukuran sedang yang sudah siap dibawa berada di atas ranjang, meski Jack melarang Anne membantunya berkemas namun Anne tak memperdulikan larangan Jack.     

"Lebih baik kau segera mandi, setelah itu akan merapikan barang-barang keperluan pribadimu di tas kecil ini,"ucap Anne pelan sambil menatap Jack yang sedang duduk di ranjang.     

"Kau benar-benar tak masalah aku pergi?"Jack kembali memastikan keputusan Anne.     

Anne yang sedang berada di depan meja riasnya menoleh ke arah Jack."Aku bukan berasal dari keluarga kaya yang bisa membantumu jika sudah mengalami kesulitan, jadi inilah yang bisa aku lakukan sebagai istri. Memberi dukungan dan mendoakanmu dari rumah."     

"Anne, aku tak suka kau bicara seperti itu,"desah Jack serak.     

Anne tersenyum. "Aku serius, aku melakukan ini karena aku ingin menjadi seorang istri yang baik untukmu. Seorang istri yang mendukung apapun yang dilakukan suaminya selama itu baik dan benar."     

Jack langsung bangun dari ranjang dan memeluk Anne dari belakang dengan erat. "Aku menjadikanmu istriku karena aku ingin menghabiskan seluruh sisa hidupku bersamamu, bukan karena aku ingin meminta bantuanmu ataupun yang lain. Dengan memberikanku anak-anak yang sehat dan lucu saja itu sudah cukup Anne, aku tak meminta hal yang lain lagi darimu. Jadi stop bicara seperti itu lagi, aku tidak suka."     

Anne tersenyum mendengar perkataan Jack, dadanya terasa hangat saat ini. Bayi dalam perutnya yang sejak tadi terus bergerak saat ia sedang membantu Jack berkemas pun langsung diam, putri kecilnya itu seperti tahu apa yang dikatakan oleh ayahnya. Benar-benar anak yang baik.     

Setelah puas menghirup aroma tubuh Anne yang sangat membuatnya candu itu Jack kemudian pergi ke kamar mandi untuk mengikatkan dirinya sebelum pergi ke Korea, sementara Anne melanjutkan pekerjaannya mempersiapkan barang-barang keperluan pribadi Jack ke dalam tas kecil yang akan dimasukkan ke dalam koper. Pasalnya Anne tak mau membuat Jack kerepotan karena mencari barang-barang perlengkapan pribadinya, pasalnya barang-barang keperluan pribadi Jack itu termasuk barang-barang yang cukup sulit dipakai dicari karena semuanya berasal dari satu brand ternama di Paris yang hanya dijual pada para bangsawan Eropa dan orang-orang ternama yang dianggap pantas menggunakan brand itu, karena itu Anne khawatir jika Jack justru mendapatkan masalah jika ia tak membawakan body wash, parfum, toner penyegar wajah, mouthwash dan pasta gigi itu bersamanya. Setelah barang-barang keperluan pribadi Jack masuk ke dalam tas khusus yang sudah dipersiapkan Anne pun segera memasukkannya kedalam koper, bergabung dengan pakaian Jack lainnya.     

Memang agak berlebihan tapi tidak melakukan kualitas dari barang-barang itu karena memang sangat bagus dan nyaman digunakan, kulit Jack sendiri pun juga hanya cocok dengan satu brand itu saja. Bahkan sejak Jack menyamar menjadi barista saat bekerja dengan Anne di Newcastle Upon Tyne pun ia juga menggunakan barang-barang itu di apartemennya.     

Saat Jack keluar dari kamar mandi Anne sudah tidak ada di dalam kamar dan hal itu membuat Jack sedikit kecewa, padahal sebelumnya Jack berencana untuk menggoda Anne dengan tubuhnya.     

Dengan menahan kecewa Jack akhirnya memakai pakaian yang sudah disiapkan Anne diatas ranjang, setelah melepas handuk yang melindungi tubuh bawahnya Jack lalu mulai memakai pakaiannya dengan cepat. Meski hanya memakai pakaian casual namun aura Jackson Knight Clarke tidak hilang, Jack justru terlihat semakin mempesona dengan celana jeans dan t-shirt yang ia gunakan. Dipadukan dengan jas semi formal Jack terlihat sangat sempurna, Anne benar-benar punya selera fashion yang sangat baik.     

"Mommy, kenapa semua orang membawa koper. Memangnya kita mau kemana?"celoteh Christian yang terus bertanya kepada ibunya.     

"Uncle Erick, uncle Nick dan aunty Alice harus pergi bekerja bersama Daddy, baby,"jawab Anne lembut sambil membelai kepala Christian.     

Christian menoleh ke arah sang ibu dengan cepat dan langsung mencengkram tangannya dengan kuat. "Apa Daddy akan meninggalkan kita lagi seperti dulu? Apa kita berdua akan tinggal di rumah kecil kita lagi, Mom?"     

Deg.     

Langkah Jack langsung berhenti mendengar pertanyaan Cristian yang ditujukan kepada ibunya, dengan cepat Jack pun langsung menghampiri putranya itu dan memeluknya dengan erat.     

"Daddy,"ucap Christian pelan sambil tersenyum saat sudah ada dalam pelukan ibunya.     

"Daddy hanya pergi sebentar untuk bekerja, sayang,"ucap Jack serak dengan mata yang sudah berair.     

Christian tersenyum lebar lantas memberikan jari kelingking kepada sang ayah. "Pinky promise?"     

"Pingky promise,"jawab Jack lembut sembari menautkan jari kelingkingnya kepada jari kelingking kecil Christian, sebelum akhirnya ia memeluk putranya itu dengan erat.     

Setelah berpamitan Jack dan ketika anak buahnya pun pergi meninggalkan rumah menuju bandara, Christian yang dijanjikan mainan baru lantas melambaikan tangannya penuh semangat ke arah mobil sang ayah yang sudah semakin menjauh dipelukan Luis.     

"Semuanya akan baik-baik saja nyonya, percayalah,"ucap Luis lembut.     

Anne tersenyum dan mengusap perutnya yang bergejolak, putrinya sejak tadi terus memberikan gelombang cinta padanya seolah tahu kalau sang ayah pergi.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.