I'LL Teach You Marianne

Old friend



Old friend

Anne yang sedang melihat pemandangan disekitar tiba-tiba meminta supir untuk menghentikan mobilnya, sehingga membuat dokter Caitlyn yang duduk disamping Anne bingung.     

"Ada apa, Anne? Apa kau mual lagi?"     

Anne menggeleng dengan cepat. "Aku melihat Charlotte."     

Dokter Caitlyn mengangkat satu alisnya. "Charlotte, siapa Charlotte?"     

Anne yang tak sabar untuk memeluk Charlotte langsung turun dari mobil dan bergegas menghampiri Charlotte yang berdiri dihadapan beberapa orang pria yang mengelilingnya, karena Anne menggunakan flat shoes alhasil Anne tak mengalami kesulitan sama sekali ketika berjalan menghampiri Charlotte yang berada di sisi taman yang sedikit menanjak.     

"Charlotte." Anne langsung menyebut nama gadis cilik itu begitu ia sudah berada tak jauh dari tempat Charlotte berdiri.     

Merasa namanya dipanggil Charlotte langsung menoleh, mencari orang yang memanggilnya. Kedua mata gadis kecil itu langsung berbinar saat melihat Anne, meski baru beberapa kali melihat Anne dalam waktu yang tak terlalu lama namun sepertinya gadis cilik itu berhasil mengenali wanita yang sudah menolongnya beberapa bulan yang lalu itu.     

"Aunty cantik,"pekik Charlotte keras sambil berlari menghampiri Anne yang sudah tersenyum padanya.     

Edward dan semua bodyguard terkejut saat melihat Charlotte berteriak dan berlari ke arah seorang wanita yang sudah memanggilnya, semua pria itu langsung mengalihkan pandanganya ke arah seorang wanita hamil yang saat ini sudah berlutut sambil memeluk Charlotte yang lansung akrab padanya.     

"Siapa wanita itu?"tanya Edward pelan pada salah satu bodyguard Chester.     

"Saya tidak tahu, Tuan. Namun sepertinya nona Charlotte mengenalnya."     

Edward yang penasaran langsung mendekati Charlotte untuk mencari tahu siapa wanita yang memeluk keponakannya itu, namun langkah Edward langsung terhenti saat melihat wajah wanita hamil yang sedang memberikan ciuman pada keponakannya itu.     

"A-anne...Marianne..."ucap Edward terbata.     

Anne yang sedang fokus pada Charlotte langsung menoleh ke arah seorang pria yang memanggilnya, senyum diwajahnya seketika menghilang saat mengenali sosok pria yang sudah memanggil namanya itu.     

"Edward, aku Edward Cole, bukan?"     

"J-jadi kau benar, Anne?"     

Anne tersenyum dan perlahan bangun dari rumput dibantu dokter Caitlyn yang sudah berada disampingnya, dokter Caitlyn yang dipercaya Luis untuk menjaga Anne langsung turun dari mobil begitu Anne menginjakkan kakinya di aspal beberpa saat yang lalu.     

"Long time no see, Edward,"ucap Anne pelan sembari mengulurkan tangannya ke arah teman kuliahnya dulu, Edward.     

Edward yang masih belum percaya bisa bertemu dengan Anne di Jenewa nampak diam beberapa saat sebelum akhirnya ia menerima uluran tangan Anne.     

"Aku tak percaya bisa bertemu denganmu di kota ini, Anne,"ucap Edward pelan.     

Anne terkekeh. "Aku juga tak percaya, kau sudah semakin banyak berubah Edward."     

Edward melepaskan tangan Anne dan tersenyum kaku. "Kau yang sudah sangat jauh berubah, Anne,"sahut Edward pelan sambil menatap perut besar Anne.     

Sadar jika Edward sedang menatap perutnya Anne kemudian merabanya perlahan. "Beberapa minggu lagi anak keduaku akan lahir."     

"What...anak kedua? Jadi kau sudah pernah melahirkan sebelumnya?!"pekik Edward kaget, selama ini Edward yang sibuk dalam dunia piano memang tak terlalu mengikuti perkembangan dunia bisnis. Terutama para istri pengusaha seperti Anne.     

"Tentu saja, umur anak pertamaku hampir tiga tahun seumuran dengan Charlotte,"jawab Anne lembut sambil membelai rambut blonde Charlotte yang sedang menempel padanya.     

"Kau benar-benar luar biasa Anne dan tunggu dulu, bagaimana kau bisa mengenal keponakanku?"     

Anne menaikkan satu alisnya, terkejut. "Charlotte keponakanmu?"     

"Yes."     

"Jadi kau dan Chester Llyod masih saudara?"Anne kembali bertanya pada Edward.     

Edward langsung mengangkat satu tangannya ke depan dada. "Hold on, jadi kau mengenal Chester juga?"     

Anne terkekeh. "Aku yang pertama bertanya, Edward. Jadi kau dulu yang menjawab pertanyaanku, bukan malah balik memberikan pertanyaan padaku."     

"Chester dan aku adalah...."     

"Kalau kalian mau mengobrol lebih baik duduk saja, ingat kandunganmu, Anne." Dokter Caitlyn langsung menyela perkataan Edward dengan cepat.     

Wajah Edward langsung memerah saat menyadari kebodohannya, dengan sedikit canggung Edward kemudian mengajak Anne duduk di kursi yang ia gunakan untuk duduk sebelumnya. Salah satu anggota the warrior yang sigap langsung memberikan sebuah bantal khusus di kursi yang keras itu sebelum Anne duduk, mereka benar-benar memastikan sang nyonya bisa duduk dengan nyaman.     

"Terima kasih,"ucap Anne pelan pada salah satu bodyguard sang suami yang memasangkan bantal di kursi taman itu.     

"Ini sudah menjadi tugas saya, Nyonya."     

Anne tersenyum dan duduk dengan perlahan di kursi yang sudah dibuat nyaman itu dibantu dokter Caitlyn yang selalu ada disampingnya, melihat perlakuan orang-orang itu pada Anne membuat Edward yakin suami Anne adalah orang yang sangat menyayangi Anne. Sebagai orang yang pernah memiliki rasa pada Anne saat mereka duduk dibangku kuliah Edward merasa sedikit canggung saat melihat gadis yang dulu sempat singgah dihatinya kini sedang hamil.     

"Jadi bagaimana, kapan kau akan menjawab pertanyaanku tadi?"ucap Anne pelan membuka percakapan tak lama setelah dokter Caitlyn bermain bersama Charlotte melihat kupu-kupu di bunga yang berada didekat tempat mereka duduk.     

Edward tersenyum gugup. "Chester Llyod adalah anak dari paman dari pihak ibu, dia lima tahun lebih tua dariku. Dan Charlotte adalah putri semata wayangnya setelah istrinya yang pengkhianat cinta itu memutuskan untuk bunuh diri, menyusul selingkuhannya. Benar-benar wanita kejam, tega sekali meninggalkan anak secantik Charlotte sendiri."     

Kedua mata Anne terbeliak mendengar perkataan Edward. "Ibu Charlotte bunuh diri? Bagaimana ceritanya?"     

Edward menghela nafas panjang dan mulai menceritakan apa yang terjadi pada istri Chester yang sudah memilih bunuh diri tak lama setelah melahirkan Charlotte, selama Edward bicara Anne menutup mulutnya menggunakan telapak tangan. Ia tak percaya ada seorang ibu yang sangat egois seperti itu, mementingkan egonya sendiri dan mengabaikan seorang anak yang ia kandung dan lahirkan sendiri.     

"Kau tak sedang mengarang bebas, kan?"     

Edward menatap Anne dengan pandangan sayu. "Kau tahu kan aku seorang pemain piano? Aku tak suka dengan hal-hal semacam itu, Anne. Apalagi ini menyangkut Chester, kakak sepupuku sendiri yang sedingin es di kutub selatan itu."     

Anne menggigit bibir bawahnya dan mengalihkan pandangannya ke arah Charlotte yang sedang tersenyum lebar bersama dokter Caitlyn, seketika jiwa keibuan Anne terluka saat mengetahui seorang anak cantik dan selucu Charlotte ternyata sama sekali tak diinginkan kehadirannya oleh ibu kandungnya sendiri. Anne merasa kasihan atas nasib yang menimpa Charlotte.     

Menyadari Anne sedang menatap keponakannya Edward tersenyum tipis. "Sebenarnya salah kalau kita kasihan pada Charlotte, anak itu tak merasakan sakit. Maksudku saat ini dengan usianya sekecil itu ia pasti belum tahu apa-apa, yang paling terluka adalah kakakku. Chester lah orang yang paling menderita dalam pernikahannya itu, wanita yang ia cintai sepenuh hati ternyata tak mencintainya meski sudah mengandung bayinya."     

Perlahan Anne menunduk, kata-kata yang diucapkan Edward mengusik batinnya. Sebagai seorang wanita yang sudah menikah Anne merasa ikut prihatin, ia tahu rasa sakitnya tak diinginkan.     

"Sudah lah tak usah dibahas, sekarang giliranmu. Bagaimana dan kapan kau mengenal si manusia es itu?"     

Anne tersenyum. "Charlotte lah yang membuat kami bertemu beberapa bulan yang lalu."     

"Heh, apa maksudnya?"     

Anne kembali tersenyum dan menceritakan awal pertemuannya dengan Chester beberapa bulan yang lalu di mall, saat Charlotte hampir menjadi korban penculikkan.     

"Fuck, jadi itu alasannya Chester tak mau menggunakan baby sitter lagi rupanya,"pekik Edward dengan keras tak lama setelah Anne selesai menceritakan awal pertemuannya dengan Chester dan Charlotte.     

"Father's love, kau tak akan tahu itu sampai kau punya anak sendiri, brengsek!!" Suara Chester terdengar lantang menyahut perkataan Edward.     

Anne dan Edward pun langsung menoleh ke arah Chester yang sudah berjalan ke arah mereka, melihat ada pria yang masuk daftar hitam Jack anggota the warrior langsung merapat. Mencoba melindungi Anne dari pandangan Chester yang otomatis membuat Edward bingung, ia tak mengerti kenapa tiba-tiba para bodyguard Anne seperti menghalau Chester dari Anne.     

"Kenapa para bodyguardmu, Anne?"tanya Edward berbisik lirih.     

Belum sempat Anne menjawab Chester yang sudah sampai dihadapan mereka langsung menyentuh salah satu pundak anggota the warrior. "Aku bukan datang untuk menculik Nyonya kalian, tenang saja."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.