I'LL Teach You Marianne

Penyusup



Penyusup

Four season hotel Seoul, Korea Selatan. 11.00 AM.     

Jack merebahkan tubuhnya diatas ranjang ukuran paling besar di kamar hotelnya setelah selesai melakukan konferensi pers untuk yang keempat kalinya dalam waktu 5 hari terakhir ini, proyek kolaborasi dengan Connery Corporation benar-benar membuatnya sangat kepayahan. Seperti yang dikatakan Aaron sebelumnya, perhatian semua orang Asia Timur sedang yang tertuju pada proyek yang mereka kerjakan saat ini, terlebih lagi warga Korea Selatan yang sangat antusias dan tidak sabar menunggu pulau buatan itu selesai dikerjakan.     

Bahkan para idol dan artis Korea Selatan juga menunjukkan dukungannya masing-masing untuk Jack dan Aaron, sang eksekutor yang tengah berjuang mendirikan bangunan prestisius di negeri ginseng itu.     

Jack menoleh menatap jam yang terpasang di dinding.     

"Hampir jam dua belas malam, pantas saja aku sangat lelah,"ucap Jack pelan sambil menguap, perlahan ia bangun dari ranjang dan bersiap menuju kamar mandi.     

Hari ini benar-benar sangat melelahkan, setelah kembali dari proyek Jack dan Aaron harus menghadiri konferensi pers yang cukup lama dan ditutup dengan makan malam yang diselingi pertunjukan dari para idol yang berasal dari tiga agensi terbesar di Korea Selatan saat ini.     

Jack yang tak terlalu menyukai acara seperti itu berusaha untuk tenang dan tetap tersenyum sepanjang acara berlangsung, ia tak mau membuat orang-orang yang sudah menanti kedatangannya kecewa. Apalagi ditambah dengan penampilan para idol yang sedang tampil di panggung, Jack benar-benar pintar menjaga hati semua yang hadir hari ini.     

Setelah sepuluh menit berlalu Jack keluar dari kamar mandi dan bersiap menghubungi Anne, perbedaan waktu yang cukup jauh dengan Swiss membuat Jack terhibur. Meski saat ini di Korea hampir tengah malam namun di Swiss masih pukul empat sore, dengan bersandar di kursi kerjanya Jack mulai menatap ponselnya yang sedang memanggil Anne. Meski lelah namun Jack selalu menyempatkan waktu untuk berbicara dengan Anne, Christian dan princess yang masih ada diperut Anne.     

Percobaan satu kali gagal, dua kali juga begitu. Sampai akhirnya panggilan Jack baru diterima pada percobaan ke lima.     

"Babe…"desah Jack frustasi saat Anne akhirnya terlihat di layar ponselnya.     

Anne yang tak merasa bersalah langsung melambaikan tangannya ke arah Jack. "Hi Daddy, we miss you."     

Seketika kemarahan dan kelelahan Jack hilang saat mendengar kalimat manis yang terlontar dari bibir manis Anne.     

"Kau baru selesai? Bagaimana pekerjaanmu hari ini? Sudah makan malam, bukan?"     

Jack tersenyum. "Sudah semuanya, aku sudah makan, sudah mandi juga hanya ada satu saja yang belum bisa aku lakukan saat ini." Suara Jack terdengar serak saat bicara.     

"Apa itu?"tanya Anne penasaran.     

"Memeluk dan mencium kalian bertiga,"jawab Jack jujur.     

"Ohh manis sekali." Anne menjawab rayuan Jack dengan sebuah senyum yang memabukkan.     

Jack terdiam beberapa saat, sungguh ia sangatlah tersiksa saat ini. Semua kerinduannya pada Anne benar-benar membuatnya tersiksa, hanya bisa melihat Anne dan tak bisa menyentuhnya sungguh memberikan rasa sakit yang mendalam. Meski sangat lelah dan mengantuk, Jack tetap mendengarkan celotehan Anne yang menceritakan apa yang dilakukannya hari ini bersama Christian dan Luis di rumah. Sungguh Jack benar-benar merasa sangat sedih tak bisa berada di rumahnya dan melewati semua hal menarik yang dilakukan oleh anak dan istrinya itu.     

"Jadi kapan kau akan pulang?"tanya Anne pelan menutup ceritanya.     

"Empat hari lagi."     

"Hmm cukup lama juga kalian di Korea,"ucap Anne singkat.     

Jack menganggukkan kepalanya perlahan. "Iya dan aku sangat menderita, berjauhan denganmu membuatku tersiksa Anne. Aku rindu padamu, rindu aroma tubuhmu, rindu ingin memelukmu rindu ingin berbicara dengan princess. Arrggghh aku benar-benar sudah tak tahan lagi."     

Anne meremas bagian bawah baju tidurnya dengan cukup kuat, bohong kalau ia juga tak merindukan Jack. Anne juga mengalami hal yang sama seperti yang Jack alami, semakin besar perutnya semakin besar juga keinginan untuk terus berada di sisi Jack dan hal itu harus ia simpan rapat-rapat karena tak mau mengganggu pekerjaan besar yang sedang Jack lakukan saat ini.     

"Jangan begitu, aku dan anak-anak saat ini baik-baik saja dirumah. Kami akan sabar menunggumu pulang, lebih baik sekarang kau tidur. Di Korea sudah hampir jam 12 malam, bukan?"tanya Anne pelan sambil melirik ke arah jam yang ada di ponselnya.     

Jack mengangguk. "Iya dan aku rindu padamu."     

Anne terkekeh. "Ya sudah sekarang matikan teleponmu dan tidur, supaya besok pagi kau memiliki energi yang lebih baik sehingga semua pekerjaan bisa selesai tanpa ada masalah dan bisa segera kembali pulang."     

"Tapi aku masih rindu,"desah Jack penuh harap.     

"Aku juga rindu padamu, tapi kau harus ingat tubuhmu perlu istirahat. Sel-sel dalam tubuhmu itu perlu waktu untuk beregenerasi dan pada malam hari lah mereka akan bekerja, jadi jangan siksa tubuhmu dengan terus melakukan kegiatan yang sebenarnya bisa ditunda untuk hari selanjutnya. Kalau kau sakit aku dan anak-anak pasti akan sedih."     

Jack terdiam beberapa saat sebelum akhirnya tersenyum manis ke arah ponselnya. "Baiklah, aku akan tidur. Sampaikan ciumku pada Christian dan princess, aku mencintai kalian semua. Aku mencintai, Anne."     

"We love you more, sampai jumpa besok."     

Layar ponsel Jack kembali ganti dengan foto pernikahannya dengan Anne di York Minster, Anne benar-benar sudah mematikan panggilannya. Jack menguap lebar, yang dikatakan Anne benar. Tubuhnya benar-benar butuh waktu untuk beristirahat, tanpa melepas piyama mandinya Jack kemudian berbaring di ranjangnya yang empuk dalam posisi terlentang.     

Prok     

Prok     

Jack bertepuk tangan dua kali untuk mematikan semua lampu yang ada di dalam kamarnya, kamar VVIP yang ia tempati memiliki peralatan yang canggih sehingga ia tak membutuhkan banyak tenaga untuk mematikan lampu atau membuka tirai jendela hanya cukup dengan bertepuk tangan saja semua hal itu bisa dilakukan sendiri oleh sistem robotik yang sudah diatur sedemikian rupa untuk memberikan kenyamanan para pengunjung kamar hotel bintang 5 di kota Seoul itu.     

Pada saat Jack sudah memejamkan kedua matanya tampak seseorang berhasil masuk ke dalam kamarnya setelah ia membuka paksa kamar itu menggunakan kunci ganda yang dimilikinya, orang itu menggunakan topeng wajah berwarna hitam yang menyisakan kedua matanya saja. Tujuan orang itu adalah berkas yang ada diatas meja kerja Jack, dengan langkah yang sangat hati-hati orang itu berjalan melewati Jack menuju meja kerja. Kedua mata orang itu berbinar saat melihat berkas yang ia inginkan berada di atas meja, namun pada saat akan mengulurkan tangannya ke arah berkas itu tiba-tiba Jack yang sudah terjaga sejak orang itu masuk ke dalam kamar langsung meraih tangannya dan mencengkramnya kuat.     

"Who are you?!"     

Orang asing yang sudah hampir berhasil melakukan tugasnya itu nampak sangat terkejut saat menyadari ternyata Jack tidaklah benar-benar tidur, dalam gerakan cepat ia langsung mengeluarkan sebuah pisau kecil yang berada di balik pakaiannya dan langsung menusukkannya ke dada Jack sehingga membuat Jack langsung jatuh tersungkur ke lantai dengan bercucuran darah.     

Melihat Jack ambruk dengan darah yang mengucur deras orang itu panik dan langsung memilih langsung pergi meninggalkan Jack tanpa membawa pergi berkas yang sebelumnya ingin ia ambil.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.