I'LL Teach You Marianne

Memulai kembali



Memulai kembali

Sebuah cake berbentuk hati berwarna putih dengan lilin angka 31 nampak menghiasi meja pantry yang sudah diatur dengan cantik, beruntung tadi Anne langsung melihat interior bagian lain terlebih dahulu ketika masuk ke dalam apartemen. Sehingga rencana kejutan Jack berhasil, keberadaan cake ulang tahun itu sukses gak diketahui oleh Anne.     

"Happy birthday my wife,"ucap Jack kembali mengulang perkataannya yang sebelumnya.     

Anne yang tengah menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya langsung menoleh ke arah Jack. "Aku bahkan lupa tanggal ulang tahunku, Jack."     

"It's ok, setelah semua yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini pasti sulit untukmu mengingat hari ulang tahunmu sendiri. Ya sudah jangan diingat-ingat kembali, ayo nyalakan lilin. Kita rayakan ulang tahunmu."     

Dengan penuh semangat Anne membuka penutup transparan birthday cake cantiknya itu dan menyalakan lilin menggunakan pemantik api yang sudah disediakan di sampingnya. Tepat sebelum lilin itu menyala Jack sudah mematikan lampu di dalam kamar itu sehingga saat ini hanya cahaya dari dua lilin itu sajalah yang menjadi penerang di dalam kamar.     

Kedua mata Anne sudah berkaca-kaca saat ini, ia benar-benar tak percaya Jack sudah mempersiapkan semuanya dengan sangat detail. Kejutan ulang tahun, kamar apartemen lamanya sukses membuat Anne kembali mengucurkan air mata.     

"Karena lilin ini terbuat dari bahan yang tidak mudah meleleh, maka kau memiliki kesempatan untuk memanjatkan doa lebih lama. Jadi sekarang lebih baik kau ucapkan doa pada ulang tahunmu yang ke-31 ini,"ucap Jack pelan saat melingkarkan tangannya ke pinggang Anne.     

"Benarkah?"     

"Yes, lilin ini aku pesan langsung dari Jepang. Karena lilin ini mempunyai keistimewaan tersendiri maka aku memesannya untuk hari spesial ini."     

Anne tersenyum dan menyeka air matanya perlahan. "Baiklah aku akan berdoa."     

"Tutup matamu dan ucapan di dalam hati, babe."     

Alih-alih melakukan apa yang Jack ucapkan Anne justru melepaskan kedua tangan Jack yang sudah melingkar di pinggangnya dan mengajaknya menghadap ke arah cake itu secara bersamaan.     

"Tuhan, pada hari ini aku tak akan meminta apa-apa dari-Mu. Aku sudah memiliki semua yang aku impikan sejak kecil. Suami yang sempurna, anak-anak yang lucu, serta sebuah istana seperti di negeri dongeng. Yang aku inginkan hari ini adalah panjangkan umur suamiku, sehatkan dia. Karena tanpanya aku tak akan berarti, dialah alasanku tetap bertahan sampai saat ini."     

"Babe.."     

Anne meletakkan satu jarinya di bibir Jack. "Sstt...jangan bicara, aku belum selesai."     

Jack terkekeh. "Ok, lanjutkan."     

"Dan aku mohon juga berikan tempat terbaik untuk semua orang yang sudah berada disisi-Mu, termasuk putri kecil kami yang belum sempat kami lihat. Tolong jaga dia untuk kami dan pertemukan kami lagi di taman surga-Mu."     

Jack tersenyum lebar dan mengeratkan pelukannya di pinggang Anne.     

"Sudah?"     

"Huum."     

"Ya sudah tiup lilinnya sekarang."     

Anne menatap Jack dan perlahan melingkarkan tangan kirinya ke leher Jack karena tangan kanannya belum sembuh secara sempurna. "Bukankah tadi kau bilang ini lilin spesial?"     

"Hehe...iya tapi tidak begitu konsepnya Nyonya. Ya sudah ayo kita tiup bersama-sama."     

"Baiklah kalau kau memaksa."     

Jack menggeleng kecil sambil tersenyum, perlahan ia menundukkan wajahnya ke arah cake bersama Anne dan mulai memajukan bibirnya untuk meniup lilin yang berada di atas cake. Begitu lilin mati kegelapan langsung menyelimuti kamar apartemen Anne.     

"Apa kau masih takut dengan kegelapan?"     

Anne menggeleng. "As long as I have you by my side I'm not afraid of anything, Jack"     

Cup     

Jack mendaratkan kecupan di bibir Jack dengan lembut. "Your lips are more dangerous than bombs and more deadly than poison, but I'm so crazy about it."     

Anne membalas kecupan pada Jack, sama singkat dan lembutnya saat Jack mendaratkan kecupan padanya.     

"Aku kini tahu akhirnya kenapa aku sangat mencintaimu, Jack. Ternyata selain tampan kau juga pintar berkata-kata manis."     

"Tentu saja, maka dari itu kau tak boleh menyia-nyiakan pria tampan yang pintar berbicara ini."     

"Dasar menyebalkan, ya sudah ayo nyalakan lampunya. Kita nikmati cake ini, aku lapar."     

Jack mengangguk pelan, perlahan ia berjalan menuju dinding dan menyalakan lampu di kamar. Anne sendiri sudah langsung duduk di kursi yang sudah disiapkan sebelumnya dan meraih dua sendok kecil yang berada di tempat penyimpanan peralatan makan.     

"Sendok?"     

"Yes,"jawab Anne singkat.     

"Bukankah biasanya orang-orang mengiris birthday cake menggunakan pisau?"     

"No, cara itu sudah terlalu mainstream. Aku ingin menikmatinya dengan cara baru, ayo duduk. Kita makan cake ini seperti para food vloger yang sedang populer di YouTube,"jawab Anne penuh semangat.     

Jack yang masih tak mengerti kemana arah pembicaraan Anne, nampak masih bingung ketika ia sudah memegang sendok yang diberikan Anne.     

Karena tahu Jack masih bingung Anne pun memberi contoh bagaimana caranya menikmati cake menggunakan sendok, setelah melihat Anne mulai makan Jack pun akhirnya mengerti. Ia pun mulai melakukan apa yang sebelumnya dilakukan sang istri, karena sendoknya kecil Jack tak sabar. Ia lalu mengganti sendoknya yang lebih besar supaya bisa menikmati cake lebih sempurna.     

Anne tersenyum lebar melihat cara Jack makan.     

"Kau sepertinya cocok menjadi youtuber yang mengulas makanan, Jack,"gurau Anne pelan.     

"No, orang tampan sepertiku tidak diperkenankan menjadi seorang youtuber yang mengulas makanan. Aku takut akan banyak orang yang tak berhenti makan nanti karenaku."     

"Ck, menyebalkan sekali. Jangan terlalu percaya diri Tuan."     

"Haha…"     

Tak lama kemudian tawa Anne ikut terdengar, keduanya benar-benar menikmati cake cantik itu. Jack senang bisa melihat ada binar kebahagiaan di mata Anne, setelah satu minggu berada di rumah pasca kembali dari rumah sakit baru kali ini Anne tersenyum.     

Butuh usaha yang tak mudah bagi Jack selama satu minggu terakhir ini. Anne yang terus memanggil princess membuat siapa pun ikut bersedih, namun Jack yang dengan kuat terus berusaha menyadarkan Anne kalau putri kecil mereka saat ini sudah berada di surga.     

Pada hari-hari pertama memang tak mudah untuk Anne menerima kenyataan itu, namun karena Jack terus menerus mengatakan padanya kalau putri kecil mereka sudah berada di tempat yang jauh lebih baik Anne akhirnya perlahan-lahan bisa menerima. Sehingga pada hari kelima Anne sudah berhasil diajak berkomunikasi dengan baik meskipun sesekali ia masih melamun dan meneteskan air mata.     

Seperti yang dikatakan oleh dokter Caitlyn sebelumnya, yang dibutuhkan Anne adalah dukungan orang-orang terdekatnya. Dan Jack berhasil melakukan itu dengan baik sehingga saat ini mereka bisa berada di Newcastle Upon Tyne, tempat dimana mereka bertemu pertama kali. Jack ingin mengulang semua kenangan indah mereka di tempat itu berdua dengan Anne tanpa gangguan siapapun, keberadaannya dan Anne pun disembunyikan dari semua orang sama seperti tujuh tahun yang lalu delapan tahun yang lalu ketika ia memutuskan untuk pergi mengasingkan diri paska mengetahui penghianatan yang dilakukan oleh Shopia Higgins, mantan tunangannya.     

"We start all over again from this place, bless us God."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.