I'LL Teach You Marianne

My wife is beautiful



My wife is beautiful

Sepertinya memprovokasi Jack adalah cara yang benar-benar salah, setelah membuat kehebohan tengah malam di hotel karena meminta pergantian ranjang staf hotel Jack kemudian membuat Anne terus terhubung dengannya melalui video call. Pria itu tak membiarkan Anne mematikan percakapan mereka, bahkan untuk sekedar pergi ke kamar mandi pun Anne harus membawa ponsel. Sampai akhirnya percakapan mereka berakhir saat ponsel Anne kembali kehabisan daya karena terus menerus digunakan untuk video call semalam suntuk.     

Karena obrolan panjangnya dengan Jack sampai dini hari alhasil pagi ini Anne telat bangun, ia yang sudah memiliki rencana ingin pergi ke panti asuhan lagi pagi-pagi terpaksa membatalkan niatnya karena kepalanya terasa sakit. Anne kurang tidur, Jack benar-benar menyiksanya tadi malam.     

"Apa anda memerlukan pereda sakit kepala, Nyonya?"tanya seorang pelayan pada Anne yang sedang memijat kepalanya.     

Anne menggeleng. "Tidak usah, bawakan saja kau air hangat."     

"Baik Nyonya."     

Pelayan yang sebelumnya membantu merapikan kamar Anne itu pun langsung pergi begitu Anne minta diantarkan air hangat.     

Setelah pelayannya pergi Anne segera membuka selimut tebal yang menutupi tubuhnya, kedua matanya yang masih sayu menatap jam yang berada di atas nakas.     

"Jam delapan pagi, aku benar-benar hanya tidur tiga jam saja. Dasar menyebalkan kau Jack, berada di Jepang saja masih bisa menyiksaku seperti ini,"gerutu Anne kesal sambil menguap.     

Baru saja Anne ingin menapakkan kakinya ke lantai, pelayan yang sebelumnya pergi untuk membawakan air hangat kini sudah kembali berdiri di hadapan Anne dengan membawa segelas air hangat di nampan.     

"Apa ada yang bisa saya bantu lagi, Nyonya?"     

"Tidak ada, setelah ini aku ingin berendam di bathtub dan oh iya aku lupa. Tolong minta pada Liam dan Felix untuk membelikan aku ponsel yang baru, sepertinya ponsel lamaku rusak. Baterainya sudah rusak,"jawab Anne lembut, ia teringat akan ponselnya yang sepertinya tak bisa digunakan lagi. Dipakai semalam suntuk untuk video call dalam keadaan ter-charge sepertinya membuat ponsel berlogo buah apel tergigit itu rusak. Sudah jelas dan pasti ini salah Jack yang tak mau menyudahi pembicaraan mereka.     

"Siap Nyonya."     

Anne tersenyum tipis merespon perkataan pelayannya, ia kemudian bergegas pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya setelah menghabiskan air hangat yang sebelumnya dibawakan pelayan.     

Menggunakan air hangat yang sudah diberi bath salt Anne merendam tubuhnya di bathtub, sesekali ia tersenyum saat mengingat percakapannya semalam dengan Jack. Meski hanya obrolan ringan sepasang suami istri saat akan tidur namun Anne senang, Jack tak berubah sama sekali. Pria itu masih sama seperti pada saat mereka masih terjebak dalam hubungan friendzone sebelum akhirnya Jack memutuskan untuk menyatakan perasaannya karena terprovokasi oleh Aaron yang kala itu memiliki niat sekuat baja untuk mendapatkan Anne.     

****     

Keputusan Liam untuk mengabarkan rusaknya ponsel sang nyonya kepada tuannya di Jepang tepat, pasalnya begitu bangun tidur hal pertama yang Jack lakukan adalah mencari ponselnya dan berusaha untuk menghubungi Anne. Kalau saja ia tidak membaca pesan yang dikirimkan Liam terlebih dahulu mungkin saja saat ini Jack sudah menggila seperti tadi malam.     

Jack mengangkat satu alisnya saat membaca pesan dari Liam. "Ponsel Anne rusak? Kenapa biasa? Sejelek itukah kualitas ponsel itu." Jack bicara sendiri saat mengomentari pesan yang Liam kirimkan padanya.     

Jack lupa kalau tadi malam setelah ia membuat kekacauan besar di hotel, ia juga membuat Anne kepayahan meladeninya. Tanpa pikir panjang Jack kemudian menghubungi Liam, salah satu anggota the warrior kepercayaannya itu.     

"Apa saat ini kau sudah memegang ponsel Anne yang rusak?"tanya Jack dingin pada Liam begitu panggilannya tersambung.     

"Sudah Tuan, ponsel Nyonya benar-benar rusak. Sepertinya ada jaringan yang rusak di bagian baterai sehingga menyebabkan ponsel Nyonya tak bisa di charge lagi, Tuan."     

Jack menganggukkan kepalanya. "Baiklah, belikan ponsel tercanggih untuk istriku dan tolong kirimkan semua backup data di ponselnya ke emailku sekarang juga. Aku ingin tahu apa yang dilakukan istriku selama satu minggu ini aku tinggal pergi ke Jepang."     

"Baik, Tuan." Wajah Liam pucat saat bicara.     

Setelah berbicara seperti itu tanpa basa basi Jack langsung memutus panggilannya, meski hari masih cukup pagi saat ini di Tokyo namun Jack yang sudah tak bisa tidur lagi pasca terbangun karena haus itu memutuskan untuk berolahraga. Setidaknya dengan membuat tubuhnya panas karena latihan fisik, hasratnya yang sudah tak tertahan pada Anne bisa sedikit ditekan.     

Seperti tak memiliki rasa lelah sedikitpun Jack kemudian segera berganti pakaian olahraga, tujuannya saat ini adalah gym besar yang ada di lantai 15 dihotel tempatnya menginap. Sebenarnya tuan Tagawa Yoshimura ingin mengajaknya berkunjung ke sebuah pulau indah untuk menikmati pemandangan Jepang yang tentu saja akan disertai jamuan eksklusif dari para wanita cantik, namun Jack langsung menolak ajakan dari rekan bisnisnya itu tanpa berpikir dua kali. Jack bahkan dengan cepat mengatakan kalau istrinya sangat pencemburu, yang mana hal itu langsung membuat tuan Tagawa Yoshimura tertawa terbahak-bahak. Karena Jack menolak pergi, alhasil yang menggantikannya pergi adalah Erick yang tentu saja didampingi Alice.     

Hari ini yang ingin Jack lakukan hanyalah bersantai di hotel dan mengganggu Anne tentu saja, sudah dibuat sibuk dengan berbagi meeting panjang yang melelehkan selama berhari-hari bersantai di hotel adalah satu-satunya hal yang ingin ia lakukan.     

Pada saat Jack sedang melakukan pemanasan ia langsung menjadi pusat perhatian para wanita yang sudah terlebih dahulu berada di gym, bukan hanya gadis Asia saja yang menatapnya tanpa berkedip bahkan gadis berkulit putih sepertinya pun juga tak henti mencuri pandang padanya. Memiliki wajah tampan, tubuh tegap dengan otot yang terjaga dengan baik membuatnya mudah menjadi sasaran lawan jenis. Menjadi pusat perhatian seperti itu justru membuat Jack jengah, ia sangat tidak nyaman sekali menjadi sasaran wanita-wanita lapar seperti mereka.     

"Bukankah rata-rata pria tampan dengan badan atletis itu biasanya penyuka sesama jenis, ya."     

"Iya kau benar, biasanya seperti itu. Lagipula tubuhnya juga tidak begitu bagus, biasa saja."     

"Sepertinya ada yang salah dengan mata para gadis ini."     

Ucap beberapa orang pria menggunakan bahasa Jepang mengomentari tingkah para gadis yang sedang mengagumi keindahan tubuh Jack. Beberapa gadis Jepang yang paham akan ucapan pria itu hanya menoleh sebentar ke arah pria-pria itu lalu kembali menatap Jack.     

Salah seorang gadis bermata hazel yang sejak tadi hanya diam mendengar celotehan orang-orang yang membicarakan Jack perlahan bangun meninggalkan tempat latihannya dan berjalan mendekati Jack.     

"Kau tahu, keberadaanmu sejak tadi membuat gym ini menjadi tidak tenang,"ucapnya pelan saat sudah berdiri disamping Jack yang sedang melakukan latihan otot dada.     

Merasa ada orang yang mengajaknya bicara Jack menghentikan latihannya dan tersenyum pada gadis itu. "Aku tahu, tanpa kau beritahu pun aku mengerti semua perkataan mereka. Kau tak usah repot-repot memberitahukan hal itu padaku, nona."     

"Ck, sombong sekali."     

Jack terkekeh. "Aku tidak sombong, aku hanya bicara fakta saja dan lagipula tujuanku ke gym adalah untuk berolahraga bukan untuk bergosip,"ucap Jack dengan suara yang sengaja dikeraskan menggunakan bahasa Jepang yang lancar.     

Semua gadis dan para pria yang sebelumnya membicarakan dan mengejek Jack langsung diam, mereka terkejut karena pria yang sejak tadi mereka bicarakan ternyata bisa bicara menggunakan bahasa Jepang.     

"Dan satu lagi, aku adalah pria normal. Aku sudah punya tiga anak dari seorang istri yang sangat cantik, jadi kalian tak usah takut kalau nona-nona ini tergoda padaku. Aku bukanlah tipe laki-laki yang tidak setia, aku sangat mencintai istriku,"imbuh Jack kembali sembari memasang wajah tak berdosa kearah para pria yang sebelumnya menyebutnya sebagai pria penyuka sesama jenis.     

Gadis bermata hazel yang sebelumnya memberi peringatan pada Jack merasa sedikit kesal saat mendengar pria yang baru saja ia ajak bicara mengatakan sudah memiliki istri dan tiga orang anak, kedua matanya berkilat penuh arti menatap Jack.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.