I'LL Teach You Marianne

Back to you



Back to you

Meski matahari sudah sangat tinggi untuk bangun namun Anne masih sangat enggan membuka kedua matanya, padahal posisi tidurnya terlihat sangat tidak nyaman saat ini. Para pelayan yang sejak tadi sudah sibuk diminta untuk tak membuat suara apapun agar tak membuat Anne terbangun, bahkan tirai-tirai besar yang menutupi jendela di lantai satu masih belum di buka supaya suasana tetap nyaman untuk digunakan Anne tidur.     

Jack yang sudah sampai sejak dua jam yang lalu bahkan sangat menikmati pemandangan paginya kali ini, semua rasa lelahnya hilang saat melihat Anne masih terlelap dalam tidurnya.     

"Good morning sleepyhead,"ucap Jack lembut saat Anne mulai mengeliat.     

Butuh waktu beberapa detik bagi Anne untuk mencerna kalimat yang baru saja ia dengar, saat seluruh kesadarannya kembali Anne langsung membuka kedua matanya dan terkejut saat melihat suaminya sudah duduk dihadapannya sambil tersenyum hangat dan sangat tampan. Damn, satu minggu tak bertemu dengannya kenapa bisa ketampanan Jack bertambah sepuluh kali lipat?     

"J-jack!!"     

Jack tersenyum. "Yes, it's me."     

Anne langsung bangun untuk duduk namun naas baginya karena tak hati-hati kepala Anne malah beradu dengan bagian keras dari kursi yang ia gunakan untuk tidur.     

"Damn, tak bisa kah kau hati-hati, Anne!!"jerit Jack terkejut, Anne hampir saja jatuh ke lantai kalau saja Jack tak bergerak cepat menahan tubuhnya.     

Anne yang sedang kesakitan tak merespon perkataan Jack, ia masih memijat keningnya yang terasa sakit. Dengan kesal Jack kemudian meraih tubuh Anne dan menggendongnya ala bridal, membawanya naik ke lantai dua menuju kamar mereka. Kembali menyentuh tubuh Anne membuat darah lelaki Jack yang sudah bergolak semakin panas, apalagi sepagi ini saat Anne baru saja bangun dari tidurnya.     

"Apa kepalamu masih sakit? Apa perlu aku panggil dokter?"     

Anne menggeleng dengan mulut tertutup, ia terlalu bahagia bisa kembali bersama Jack setelah satu minggu ini selalu sendiri.     

"Bodoh dan ceroboh apakah dua hal itu tak bisa kau hilangkan, Anne?"Jack terus berceloteh dengan kesal.     

Anne yang hanya pasrah digendong perlahan menggerakan tangannya ke arah leher Jack, membuat jarak keduanya semakin intim. "Aku memilikimu yang akan menyempurnakan segala kekuranganku, jadi untuk apa aku harus belajar agar pintar, hem?"     

Shit! Senyum Anne membuat Jack semakin gila.     

Jack mendengus kesal, ia kemudian mempercepat langkahnya menuju kamar. Sepertinya ia sudah tidak bisa menahan dirinya lebih lama lagi, Jack harus melampiaskan semua hasratnya yang tertahan selama satu minggu. Setelah tersiksa sendiri di Jepang, pagi ini Jack tak mau menyia-nyiakan semuanya. Ia harus membuat Anne menyebut namanya berkali-kali dalam permainan panas mereka seperti biasanya.     

Begitu sampai di ranjang besar mereka yang masih rapi karena tak dipakai untuk tidur Jack kemudian merebahkan tubuh Anne dengan hati-hati, diciumnya seluruh bagian wajah Anne tanpa rasa jijik. Ciuman Jack berakhir pada leher jenjang Anne, dalam dan sangat lama Jack mencium Anne di area itu. Bekas ciumannya pasti akan meninggalkan jejak yang sangat jelas sesaat lagi.     

"Jack.."desah Anne lirih.     

Jack yang sudah melepaskan ciuamannya menatap Anne dengan tatapan yang sangat Anne hafal. "Kau harus dihukum atas kenakalanmu, babe."     

"Nakal? Aku tidak nakal, aku tak melakukan apapun. Selama satu minggu ini aku tak berbuat macam-macam, kalau kau tak percaya tanya saja pada Liam dan Felix. Mereka berdua yang menemaniku kemanapun,"jawab Anne panik.     

Jack terkekeh geli melihat sikap Anne, Anne benar-benar penuh kejutan. Tak mau menunggu waktu terlalu lama perlahan Jack menarik t-shirt yang ia gunakan dari bagian belakang lehernya dan menariknya keatas, seketika seluruh deretan otot dada dan perutnya yang semakin kencang terlihat jelas. Anne bahkan harus menahan nafas ketika melihat pemandangan indah didepannya, meski sudah menikah bertahun-tahun dengan Jack namun tetap saja ketika melihat tubuh indah suaminya ada rasa panas yang menggelayar dalam diri Anne. Apalagi saat ia melihat tato namanya yang terukir secara permanen dibagian bawah perut Jack.     

"Jangan melawan, nikmati saja,"ucap Jack pelan saat mulai mengangkat mini dres yang membalut tubuh Anne.     

Anne mengangkat kepalanya tinggi-tinggi saat lidah panas Jack menyentuh kulit paha bagian dalamnya yang kini sudah dibuka lebar-lebar oleh Jack.     

"Jack..."     

"Sttt..."     

Anne meraih ujung bantal dan menggigitnya kuat-kuat saat Jack yang sudah berhasil melepas celana dalamnya memasukan jarinya kedalam tubuhnya, meski gerakan Jack sangat lembut namun Anne tak bisa menahan dirinya. Jack benar-benar tahu bagaimana cara untuk menyenangkannya sebagai wanita, Jack baru menghentikan permainannya saat cakaran kuku panjang Anne menancap lebih dalam di pundaknya.     

Dengan sekali hentak Jack berhasil menyatukan tubuhnya pada tubuh Anne yang benar-benar sudah siap menerima, terasa nikmat dan hangat. Kenikmatan yang Anne berikan inilah yang selalu membuat Jack tak bisa berpaling darinya, ia adalah laki-laki pertama yang menikmati tubuh Anne dan akan selalu seperti itu sampai tua nanti. Anne yang sudah mendambakan Jack sejak keberangkatan suaminya itu ke Jepang menyerahkan seluruh tubuhnya pada Jack, Anne menerima setiap hujaman yang Jack desakkan padanya. Meski kadang terasa sedikit sakit namun Anne tak mau menyudahinya atau lebih tepatnya mengakhirinya dengan cepat, permainan Jack terlalu luar biasa untuk segera disudahi.     

Jack yang sangat mengenal Anne mengabulkan permintaan istrinya itu dengan memperpanjang durasi permainannya, meski Anne tak mengucapkan kata lain selain memanggil namanya namun tetap saja Jack tahu apa yang ada dalam benak istrinya. Karena itu setelah puas bermain di ranjang Jack membawa Anne ke kamar mandi, yes kamar mandi adalah tempat favorit keduanya untuk bercinta. Saling mengutarakan cinta masing-masing sembari terus mereguk kenikmatan bersama, sudah tak terhitung berapa kali Anne mencapai puncaknya. Namun tak terlihat sedikitpun kelelahan padanya, sepertinya Jack mulai menyukai perjalanan bisnis yang baru saja ia lakukan. Berpisah selama satu minggu dan melepaskan kerinduan dengan sebuah permainan panas adalah hal yang sangat menyenangkan dan patut dilakukan berulang-ulang.     

"Are you tired?"tanya Jack pelan pada Anne yang sudah memejamkan kedua matanya dipelukannya saat keduanya berbaring di bathtub yang sudah terisi air hangat.     

"Kau membuat seluruh tulang dalam tubuhku mencair,"jawab Anne lirih tanpa membuka kedua matanya, apa yang dikatakan Anne benar. Ia tidak bohong, saat ini seluruh tubuhnya benar-benar seperti tak bertulang. Setelah mengimbangi buasnya permainan Jack kini yang tersisa dari Anne hanya rasa lemas yang luar biasa.     

Jack tersenyum tipis. "I love you, i love you so much Anne."     

Anne menipiskan bibirnya mendengar ucapan Jack, sepertinya mendapat kalimat indah seperti itu setelah bercinta adalah obat yang sangat mujarab terbukti Anne sekarang mampu sedikit mengeliat untuk membenarkan posisi tidurnya.     

"Not here babe, kau tidak akan kubiarkan tidur dalam air,"ucap Jack dengan cepat begitu menyadari keinginan Anne untuk tidur, detik selanjutnya tubuh Anne sudah melayang karena Jack mengangkatnya dari bathtub dan membawanya menuju ranjang mereka.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.