I'LL Teach You Marianne

I'm Jackson Knight Clarke



I'm Jackson Knight Clarke

Perkelahian pun tak terhindarkan, Jack yang sangat marah pasca mendengar ada seorang pria yang memanggil Anne dengan sebutan BITCH menjadi tak terkendali. Dalam beberapa pukulan saja pria itu sudah terkapar di lantai dengan wajah yang sudah babak belur, bukan hanya pria itu saja yang menjadi sasaran amukan Jack. Tiga pria lainnya yang sedang bersama-sama dengan pria yang menyulut kemarahan Jack pun kini juga sudah tak berdaya, Jack benar-benar menjadi beringas.     

Karena ketiga pria yang mau membantu temannya sudah tak berdaya amarah Jack pun tertuju pada si pria pertama lagi, pria yang berani merendahkan Anne didepan matanya satu-satunya wanita yang sangat ia cintai di dunia ini. Ibu dari anak-anaknya yang berharga.     

"Stop...dia sudah tak berdaya, Jack. Kau akan membunuhnya jika memukulnya lagi."     

Anne langsung berdiri dengan merentangkan kedua tangannya, menghadang Jack yang akan melampiaskan kemarahannya lagi. Anne sebenarnya takut pada Jack, pasalnya saat ini Jack nampak bukan seperti Jack yang ia kenal. Sorot mata Jack sangat menakutkan dan itu membuat Anne merasa asing pada suaminya.     

"Menyingkir, Anne. Aku harus memberikan pelajaran padanya supaya tak sembarangan berbicara,"ucap Jack datar, tatapan tajamnya masih tertuju pada pria yang ada dibelakang Anne.     

Anne menggeleng perlahan dengan air mata yang sudah menganak sungai. "Tidak, Jack. Aku tak mau suamiku menjadi pembunuh."     

Melihat Anne menangis membuat kesadaran Jack kembali, perlahan ia mendekati Anne dan memeluknya erat. Dengan tangan yang dipenuhi darah Jack menyeka air mata Anne. "Jangan, kau jangan menangis untuk pria brengsek itu."     

"Aku menangis karenamu, kau yang membuatku takut,"jawab Anne lirih.     

"Oh, baby...maafkan aku."     

Jack kembali merengkuh Anne dengan erat, sedetik kemudian tiba-tiba tempat itu dikelilingi petugas keamanan dan beberapa orang polisi yang sudah menodongkan pistolnya ke arah Anne dan Jack.     

"Jack..."     

"It's ok, i'm here. Don't worry,"bisik Jack pelan di telinga Anne.     

Anne yang belum pernah ditodong pistol seumur hidupnya menambah erat cengkraman tangannya pada tubuh Jack dan Jack menyadari ketakutan yang sangat besar pada diri Anne saat ini, damn. Jack benar-benar dibuat sangat marah saat ini, Anne, wanitanya dihina dan dibuat tertekan oleh orang-orang. Fix, orang-orang itu cari mati.     

Karena Jack dan Anne sangat kooperatif akhirnya dua orang polisi yang menggiring mereka ke mobil polisi, tak memasangkan borgol ditangan keduanya. Awalnya Jack diminta naik ke mobil yang berbeda, namun karena tak mau berpisah dari sang istri, Jack bersikeras untuk satu mobil dengan Anne meski harus menerima hadiah pukulan di perutnya dua kali karena mencoba melawan petugas.     

Keempat pria yang dihajar Jack pun juga sudah dibawa menggunakan dua ambulance berbeda, mereka dibawa ke rumah sakit bersama para Lady Escort yang mereka sewa untuk dijadikan saksi dikantor polisi. Para pria yang sudah mendapatkan perawatan petugas kesehatan pun bersumpah ingin membuat pria yang memukuli mereka membusuk di penjara, mereka tak tahu kalau pria yang menghajar mereka adalah pengusaha nomor satu di Eropa yang namanya sangat mereka kenal.     

Perjalanan menuju kantor polisi tak membutuhkan waktu lama, karena jarak mall yang tak terlalu jauh dari mall. Setibanya di kantor polisi Anne langsung dibawa oleh dua polisi wanita yang membimbingnya masuk kedalam kantor polisi, sementara Jack dibawa oleh polisi berbadan besar yang terlihat sangat tidak bersahabat.     

"Lebih baik anda jangan macam-macam jika tak ingin berurusan dengan hukum lebih lama,"ucap salah seorang polisi pada Jack.     

Jack tersenyum. "Aku tidak bersalah, jadi aku tidak takut."     

"Bersalah atau tidak akan ditentukan setelah pemeriksaan dan laporan para saksi mata, Tuan. Jadi anda jangan besar kepala terlebih dahulu,"sahut polisi itu kembali dengan sinis.     

Jack memilih diam dan tak merespon perkataan polisi itu karena tak mau membuat masalah baru, Jack memilih untuk mematuhi prodesur yang berlaku dikantor polisi untuk mencari tahu apa yang akan dilakukan keempat pria yang sebelumnya sudah ia beri pelajaran di mall. Ketika masuk kedalam kantor polisi Jack tersenyum pada Anne yang sedang duduk dihadapan dua polisi wanita yang sedang memberikannya minum.     

Setelah Jack duduk para polisi yang bertugas nampak berkumpul di salah satu ruangan yang memiliki pintu dari kaca, sesekali para polisi itu menoleh ke arah Jack dan Anne. Salah satu pria yang diberi pelajaran Jack nampak sudah menghubungi salah satu polisi itu dan mereka saat ini sedang merundingkan masalah itu, pasalnya para polisi itu merasa janggal. Bagaimana mungkin seorang pria bisa membuat empat orang pria terkapar tanpa terluka sedikitpun, karena itu para polisi itu sedang bertukar pikiran. Mereka yakin sekali pria yang saat ini ada dihadapan mereka bukan pria sembarangan, karena orang normal pasti tak akan mungkin bisa melawan empat orang pria tanpa terluka.     

"Apa kita akan ditahan, Jack?"tanya Anne setengah berbisik dari kursinya yang cukup jauh dengan Jack.     

Jack menggeleng. "Tidak akan kubiarkan hal itu terjadi, kau tenang saja, ya. Semua akan baik-baik saja."     

"Tapi aku takut, Jack."     

Jack tersenyum haru, kedua matanya menyipit. "It's ok, bersabarlah sebentar lagi. aku akan membuat perhitungan dengan pria yang sudah berkata kurang ajar padamu."     

"Lagi?"     

Jack terkekeh. "Apa yang aku lakukan tadi bukan apa-apa, kau tenang saja ya. Semuanya sudah ada dalam kontrolku."     

Meski tak tahu kemana arah pembicaraan sang suami namun Anne berusaha untuk patuh, karena jujur saja Anne tak mungkin bisa setenang ini dikantor polisi jika tidak bersama Jack.     

Tak lama kemudian para polisi yang sebelumnya berdiskusi itu kemudian keluar dan mendekati Anne serta Jack yang duduk secara terpisah, mereka pun mulai meminta informasi keduanya dengan detail. Namun baik Jack dan Anne tak menyebutkan nama lengkap mereka, seperti kesepakatan yang sudah mereka buat selama ini.     

Saat sedang meminta Jack menceritakan apa yang terjadi tiba-tiba masuk beberapa orang pria yang sedang mendorong kursi roda yang sudah diduduki empat pria yang sebelumnya Jack beri pelajaran, mereka saat ini sudah mendapatkan perawatan dokter. Terbukti luka-luka yang ada diwajah mereka sudah diperban, keempat gadis yang sebelumnya Anne lihat juga datang. Damn, sepertinya keempat gadis itu adalah lady escort yang bertugas menyenangkan para pria itu.     

"Hukum dia pak polisi, pria ini sangat liar."     

"Benar, akan berbahaya jika preman sepertinya dibiarkan berkeliaran."     

"Aku tak akan melepaskannya, dia harus membusuk di penjara."     

"Jangan panggil aku Keiran Gonzales kalau tak bisa membuat si brengsek ini mendekam di penjara dalam waktu yang lama,"sahut pria yang sebelumnya menyebut 'Bitch' pada Anne.     

Jack hanya diam saat melihat keempat pria yang sudah terluka itu saling bersahutan, menghujat dirinya setelah memberikan kesaksian, menceritakan apa yang terjadi menurut versi mereka. Tak ada ketakutan sama sekali dalam diri Jack saat ini, ia sangat tenang dan sabar. Mempunyai banyak pengalaman dimasa muda membuat Jack tak gentar sedikitpun, darah Clarke yang mengalir dalam dirinya membuat rasa percaya dirinya sangat tinggi.     

"Jadi bagaimana, Tuan? Semua korban anda sudah memberikan kesaksian. Apa anda mau menyanggah semua tuduhan mereka?"tanya sang kepala polisi, ia semakin yakin kalau pria yang saat ini dituduh sudah melakukan penganiyaan itu bukan orang semarangan.     

Jack tersenyum. "Untuk apa aku menyanggah? Toh memang aku yang membuat mereka berempat babak belur."     

"Fuck, jangan terlalu sombong kau. Lihat saja setelah ini kau pasti tak akan bisa bicara arogan lagi, brengsek,"sahut salah satu pria yang duduk di kursi roda dengan keras, ia merasa terhina akan ucapan Jack.     

Jack terkekeh. "Apa yang mau disombongkan? Aku hanya bicara fakta, karena nyatanya memang aku seorang diri berhasil membuat kalian babak belur, kan?     

Wajah keempat pria itu merah padam penuh emosi, mereka benar-benar sedang dilecehkan secara halus oleh Jack. Mereka berempat pun kembali memaki Jack, mengumpatnya dengan kata-kata kasar. Sampai akhirnya para polisi harus bertindak dengan memisah mereka, para lady escort yang sedang duduk bersebrangan dengan Anne pun nampak terus menatap ke arah Jack. Sesekali mereka tersenyum saat Jack bicara dan jujur saja itu membuat Anne risih, ia tak suka suaminya dilihat-lihat oleh wanita seperti itu. Tebakannya di mall ternyata benar, para gadis yang sebelumnya mengikuti mereka sampai di depan toko boneka itu memang sedang mengincar Jack. Damn, tak bisa dibiarkan!     

"Tolong Tuan, lebih baik anda kooperatif dalam proses ini. Saat ini posisi anda berat karena anda secara tidak langsung sudah mengakui perbuatan anda menganiyaya para pria ini, jadi tolong jangan perburuk keadaan,"ucap salah seorang polisi wanita pada Jack.     

Jack tersenyum dan menatap polisi wanita yang memiliki posisi tinggai itu. "Saya memberikan mereka pelajaran karena mereka berani menghina wanita yang aku cintai, mereka merendahkan istriku. Istri Jackson Knight Clarke."     

Tik tok tik tok...     

Suasana kantor polisi mendadak hening saat Jack menyebut namanya secara lengkap, para polisi itu nampak bingung dan sedang berpikir karena nama yang baru disebut oleh pria itu bukan nama yang asing. Begitu pula dengan keempat pria yang sedang duduk di kursi roda, keheningan itu pun berakhir ketika tiba-tiba terdengar derap langkah sepatu banyak orang sedang berjalan masuk kedalam ruangan itu dengan cukup keras.     

Sontak semua orang yang ada diruangan itu pun menoleh ke arah sumber suara dan terkejut saat melihat ada sepuluh orang pria berpakaian serba hitam dengan menggunakan pin huruf C besar yang terbuat dari emas murni di kerah pakaian mereka, pin khusus yang merupakan identitas keluarga Clarke. Sepuluh orang pria itu kini sudah berdiri di depan pintu dengan tegak penuh intimidasi, keterkejutan semua orang belum berakhir sampai disitu karena mereka kembali mendapatkan shock terapi pada saat sepuluh pria itu langsung menundukkan kepalanya secara kompak ke arah Jack dan Anne.     

"Maafkan kami terlambat, Tuan, Nyonya,"ucap sepuluh orang anggota the warrior dengan suara yang keras.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.