Tante Seksi Itu Istriku

Meninggalkan Benny



Meninggalkan Benny

Sebelum pergi ke rumah yang akan ditempati mereka, Farisha terlebih dahulu membawa Benny ke sebuah rumah. Ia tahu rumah itu milik salah satu selingkuhan Benny. Rumah itu tidak ada yang menjaga, membuat mereka dengan mudah masuk ke dalam.     

"Apa di sini tidak ada orangnya, Sha? Ini bukan rumah kita, kan? Kenapa kamu bawa kita ke sini, Sha?" tanya Azhari yang tidak mengenali rumah yang lebih kecil dari milik mereka. Namun terlihat tertata rapih dan bersih.     

"Kita tinggalkan orang itu di situ, Bu. Ini rumah salah satu wanita yang pernah menemani orang itu tidur. Bukankah begitu?" tanya Farisha memelototi Benny.     

Benny menganggukkan kepalanya. Benar yang dikatakan oleh Farisha. Pria lemah itu juga tahu kalau pemilik rumah itu biasanya sedang tertidur di rumahnya. Bukan karena dia tidak ada di rumah. Karena hampir setiap malam, dulunya ia akan melayani Benny. Dari minum sampai rekan di dalam kamar. Kadang juga akan gantian dengan wanita lainnya.     

"Kan, benar. Di sini adalah salah satu rumah wanita simpanannya. Jadi dia akan bahagia jika bersama dengan wanita itu. Setiap malam, mereka akan melakukan apa yang selalu mereka perbuat. Jadi tidak perlu repot-repot bolak-balik ke tempat yang satu ke tempat yang lain."     

Farisha turun dari mobilnya dan membuka pintu bagasi. Ia turunkan barang-barang milik pria itu. Sementara Azhari masih ragu, apakah ia akan meninggalkan Benny di rumah itu untuk dirawat salah satu wanita yang telah mengambil hartanya. Namun ia tidak ingin membuat Farisha kecewa. Ia juga memiliki banyak hutang kepada pegawainya yang belum dibayar sepenuhnya. Maka ia harus menghubungi mereka kembali setelah ini.     

"Ayo, Bu. Kita turunkan si beban ini. Dengan tidak adanya dia, tidak akan lagi ada masalah. Dan mohon secepatnya membuat surat perceraian kalian. Aku sudah memiliki banyak bukti untuk memperkuat prosesnya dan tentu dia tidak akan mendapatkan satu peserpun hartamu dan juga kakek dan nenek. Mereka pasti akan lebih tenang jika kalian berpisah secara hukum."     

Tidak ada pilihan lain bagi Azhari. Ia mengangkat Benny untuk dibawa menggunakan kursi roda. Sementara Farisha sudah mengambil semua barang milik Benny. Farisha mengertuk pintu namun tidak ada jawaban dari dalam. Setelah tidak ada jawaban, ia iseng memutar gagang pintu. Dan hasilnya di luar dugaan karena langsung terbuka.     

'Ternyata pintunya tidak dikunci. Tapi kenapa ada sandal lelaki di sini? Ah, mungkin ada pria lain yang akan menjadi korban selanjutnya. Lebih baik jangan bilang-bilang ke ibu. Ibu orangnya tidak tegaan. Nanti bisa saja ibu mau kembali ke tempat itu lagi.' Farisha mendorong sandal lelaki itu menjauh. Ia menendangnya ke pot bunga. Untungnya juga, Azhari masih belum sampai. Wanita lima puluh tahunan itu masih di belakang di dekat mobil.     

Setelah memastikan ruangan itu tidak ada siapapun, ia masuk ke dalam dengan hati-hati. Ia sedikit mendengar suara erangan dari lantai atas. Dan itu jelas suara dua orang yang sedang melakukan hubungan percintaan. Entah itu ada di mana. Dan itu membuat ibunya mengetahi keadaannya. Ia harus berbohong pada ibunya. Setelah meletakan barang Benny di dalam, ia kembali ke luar untuk mencegah Azhari masuk ke dalam rumah.     

"Bu ... maafkan saya sebelumnya. Tetapi di sini katanya rawan dengan pencurian dan tindak kejahatan. Ibu tolong jaga mobilku, yah! Ibu masuk saja ke dalam mobil. Biar si parasit ini saya yang bawa ke dalam. Orangnya tidak di rumah tapi pintunya terbuka. Jadi lebih baik untuk meninggalkan dia di rumah ini. Nanti siang juga wanita di dalam akan pulang. Kita juga harus bergegas meninggalkan tempat ini. Jadi kita harus cepat."     

"Baiklah ... lebih baik kalau kita tinggalkan Benny. Maafkan aku, Mas. Kamu sendiri yang telah berbuat sesuka hatimu. Lagian wanita itu juga sering tidur denganmu. Bahkan merebut hampir semua hartaku. Kamu telah menghabiskan harta orangtuaku juga." Azhari menurut saja kepada anak perempuannya. Ia kembali ke belakang setelah Farisha mengambil alih Benny.     

Benny walaupun kesulitan bergerak dan berbicara, berharap tidak ada di tempat tersebut. Ia juga sudah dijebak oleh para wanita yang menguras harta yang bukan miliknya pribadi. Maka tugas Farisha selain mencari sang suami adalah mengambil kembali semua yang menjadi milik ibunya.     

"Kita akan selesaikan semuanya dengan cepat. Kamu masih bisa mendengar semuanya, kan? Kamu tidak tuli? Dan seharusnya kamu mendengar suara itu. Kamu tentunya tahu betul, itu suara apa, hemm?" ujar Farisha ketika sudah masuk ke dalam rumah. Ia mendorong kursi roda itu lalu ia tempatkan pria itu di tengah ruangan tanpa memindahkannya.     

"Oughh ... yah ... masuk lebih dalam ... mmm ... ayohhh, ahh iya terus." Wanita yang di lantai atas mengeluarkan suara erotis. Sedang menikmati percintaan dengan beberapa lelaki.     

"Kamu ini sangat hebat. Bisa melayani kami berdua, ohh ... aku sebentar lagi akan keluar." Salah satu pria yang bersama pemilik rumah pun mengeluarkan suaranya.     

Farisha tersenyum mendengar itu semua. Ia tahu pria yang sedang duduk di kursi roda tengah mendengar suara itu. Setelah beberapa saat kemudian, ia kembali ke pintu dan melihat ibunya yang sudah ada di dalam mobil dengan kaca terbuka. Lima menit Farisha berada di dalam rumah agar ia dikira membantu Benny ke kamar untuk beristirahat.     

"Ini saatnya kembali ke mobil. Tidak akan kubiarkan ibu kembali ke tempat seperti itu. Biarkan saja si beban tidak berguna itu tinggal di sini. Mau diurus atau tidak, ini bukan urusanku. Karena dia bukan siapa-siapa bagiku."     

"Eh, kamu kok lama di dalam, Sayang?" tanya Azhari yang baru melihat Farisha keluar dari rumah itu. "Apa kamu mengantar sampai ke kamar?"     

"Oh, iya Bu. Di kamar terdengar suara yang menyenangkan. Siapapun yang sedang di kamar atas, sekarang sedang bahagia. Bagaimana tidak bahagia, rasanya pasti nikmat sekali daripada tidur di kontrakan ibu sebelumnya."     

"Ah, syukurlah kalau begitu. Kamu sudah mengantar orang itu ke kamar. Memang kamu orang baik. Pasti setelah ini kita akan menemukan suami kamu yang akan membuat kamu hamil dan ibu akan punya cucu."     

Merasa malu juga sedih karena mendengar suami. Yah, suami Farisha adalah seorang yang paling sempurna baginya. Tetapi tidak tahu keberadaan lelaki itu. Hingga kini pun tidak ditemukannya di manapun ia mencari. Jika kembali ke desa, ia juga tidak tahu di mana tempat asalnya.     

"Kita akan ke rumah ibu. Dan sebagian sertifikatnya sudah ada padaku. Itu bisa menadi bukti di pengadilan. Ada sertifikat asli dan ada juga yang palsu yang mereka bisa buat. Pasti yang asli juga akan ada salinannya di kelurahan atau kecamatan."     

Farisha dan Azhari berada di jok depan. Dengan cepat, mereka meninggalkan perumahan yang terlihat banyak di sana. Menuju jalan besar yang menghubungkan antar profinsi.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.