Tante Seksi Itu Istriku

Tiada Penyesalan



Tiada Penyesalan

Hari sudah semakin malam. Usman dan Farisha juga telah mandi setelah perbuatan yang telah mereka lakukan. Tidak mudah untuk memberi Usman obat perangsang. Farisha ingin segera memutuskan untuk punya anak, apapun yang terjadi. Dari semenjak sore, Usman tidak berkata apapun. Bekas darah keperawanan istrinya masih ada di tempat tidur mereka. Tidak bisa dibayangkan, ternyata Usman adalah lelaki pertama bagi Farisha. Seorang yang mendapatkan kehormatan dari wanita paling cantik sedunia versi Usman.     

'Kenapa aku melakukan ini semua? Kenapa bisa seperti ini? Ohh, ternyata tante Farisha juga pertama kalinya. Betapa bersalahnya aku,' pikir Usman di dalam hatinya. Merasa bersalah karena ia pikir itu adalah mimpi. Tapi ia sudah melakukannya.     

Semenjak kejadian itu, ia dan Farisha tidak berkata sepatah katapun. Ia duluan yang mandi dan sekarang ia sudah memasak untuk sang istri yang lelah dan merasa sakit di sekujur tubuhnya. Saat ini Usman tengah duduk di dekat dapur, di meja makan. Ia tidak tahu wanita itu akan datang atau tidak. Pekerjaan rumah, ia selesaikan sendiri, dari memasak, mengangkat pakaian, mencuci perabotan yang ia gunakan memasak. Hanya ia belum membersihkan kamarnya yang digunakan untuk kegiatan mereka tadi siang.     

"Rasanya lapar banget. Apa dia nggak mau keluar untuk makan? Ini salahku, membuat kejadian itu terjadi. Andaika aku menyadari kalau itu bukan mimpi, mungkin aku tidak mau melakukan itu. Betapa bodohnya aku?" Usman mengumpat diri sendiri karena ceroboh.     

Farisha merasa sangat lemas karena pertama kalinya ia melakukan itu dengan seorang pria. Ia sebelumnya hanya melakukan hal yang sewajarnya bersama Vania. Bahkan Vania sengaja menjaga kesucian Farisha agar ia tahu, tidak ada lelaki yang menyetubuhinya. Namun Farisha harus mencari alasan agar Vania tidak marah padanya. Dan tidak mungkin mengatakan kalau itu perbuatannya dengan Usman.     

Vania memiliki banyak orang yang bisa ia percaya. Karena kekayaan yang melebihi Farisha, bahkan wanita itu tidak akan takut bangkrut. Untuk menyewa orang agar memukuli orang, bisa saja dilakukannya. Karena dulu juga pernah, Farisha didekati seorang lelaki. Dan lelaki itu langsung mendapat perlakuan tidak wajar setelah beberapa waktu. Wanita itu menyuruh preman untuk menghajar lelaki itu. Farisha takutnya Usman akan mengalami hal yang sama dengan lelaki itu. Walau bedanya, ia merelakan tubuhnya untuk Usman. Tidak tahu sebenarnya, bagaimana perasaan Usman. Apakah lelaki itu terima atau tidak.     

"Sampai sekarang, Usman tidak ke kamar lagi. Uhh, kenapa aku lapar, yah? Ini kali pertama aku melakukan hubungan yang sah. Bagaimana nanti Usman menyikapinya, aku akan berusaha sabar. Semoga saja aku langsung hamil dalam percobaan pertama ini. Kalau tidak, aku tidak tahu lagi, apa yang harus aku lakukan. Meskipun aku sendiri yang curang dalam hal ini. Tapi Usman, bukankah dia menikmati juga?"     

Farisha bangkit dari tempat tidurnya yang dari siang sampai sore merupakan arena tempurnya. Ia sudah mandi dan kembali ke tempat tidur. Tapi sampai sekarang sudah malam. Ia mencium makanan enak. Yang ia pikir adalah Kasmiyah yang memasak untuk Farisha dan Usman. Wanita itu keluar dari kamar, menuju ke meja makan yang ada di dekat dapur. Ia menemukan suaminya sedang duduk sendirian.     

"Usman? Ini kenapa belum makan? Wah, ini makanannya pasti enak. Kebetulan aku sudah sangat lapar." Farisha menghampiri Usman dan duduk di samping lelaki itu.     

"Tante ... eh, enggak kok. Anu ... anu ...." Usman tidak tahu harus bilang apa. Karena ia sendiri tidak bisa mengendalikannya. Ia pun tidak berani menatap wanita di sampingnya. Ia merasa telah berdosa. Ia sudah melakukan hal yang tidak bisa ditoleransi lagi.     

"Kamu kenapa begini, Usman? Oh ... ini pasti karena kejadian tadi?" tanya Farisha lirih. Ia menyangka kalau lelakinya merasa kecewa padanya karena menggodanya atau tidak kuat menghadapi Usman. Pokoknya ia merasa serba salah dalam hal ini.     

"Maafkan aku, Tante Farisha. Aku sudah membuatmu hancur. Kamu boleh apakan aku, terserah ... aku mau dipukul atau dilaporkan ke polisi juga aku terima. Asalkan aku dimaafkan." Usman takut tidak bisa dimaafkan oleh istri pura-puranya. Harusnya bukan dirinya yang mengambil keuntungan itu. Seharusnya orang yang ia cintai, akan menjadi yang pertama bagi Farisha.     

"Apa kamu menyesal telah melakukan ini, Usman? Ohh, betapa kamu ini orang yang bodoh. Barusan kamu menikmatinya, bukan? Tapi mungkin karena aku sudah tua, membuatmu menyesal karena menjadi yang pertama."     

"Bu-bukan ... bukan karena kamu tua. Tapi aku ... a-ak-aku tidak tahu. Aku minta maaf karena kejadian tadi. Aku mau terima apa saja sebagai hukuman. Asalkan aku mohon, jangan sampai potong anu saya. Aku berjanji tidak akan mengulangi lagi." Usman jongkok di depan Farisha. Ia menundukkan kepalanya, tidak berani melihat wanita seksi itu.     

Farisha menghela nafasnya panjang. Ia lalu bertanya, "Apa kamu menyesal telah membuat aku tidak perawan lagi? Apa kamu tidak mau karena sudah tua dan tidak cantik lagi?" Wajar saja kalau ia bertanya seperti itu. Karena memang biasanya seorang lelaki akan senang jika bersama dengan wanita yang lebih muda darinya. Tentu yang muda lebih segar dan lebih cantik.     

"Bu-bu-kan ... bukan karena kamu lebih tua. Sebenarnya ... aku tidak akan menyesal. Tapi aku bersalah padamu, Tante ... aku bersalah karena tidak bisa menahan nafsuku. Tapi aku tidak akan menyesali semuanya. Aku menikmati banget. Walau kamu hukum aku terus, aku kamu pukul setiap hari, aku akan menerima. Anggap saja itu sebagai penebusanku untukmu," pungkas Usman dengan posisi berlutut di lantai dan kepala menunduk.     

Farisha senang mendengar ungkapan dari Usman. Kalau itu bukan penyesalan tapi ia bersiap untuk tanggung jawab. Jelas lelaki itu begitu polos menurutnya. Bagaimana tidak, orang sudah diminta untuk bisa membuat dirinya hamil. Tapi lelaki itu belum menjawabnya. Sedangkan jika ingin hamil, pria dan wanita harus berhubungan dulu. Bagaimana Farisha bisa hamil tanpa harus melakukan hubungan suami-istri dengan Usman?     

"Tidak menyesal, kah? Oke ... karena kamu telah membuat aku kehilangan keperawanan, maka aku harus menuntut tanggung jawabmu." Farisha tersenyum saat mengatakan itu. Lalu ia menambahkan, "Kamu harus buat aku hamil! Dan kamu setiap hari harus melakukan hal itu lagi denganku. Tapi ingat, hanya denganku kamu melakukannya. Dan kamu tidak bisa menolaknya untuk seumur hidup. Dan pernikahan kita, akan diperpanjang sampai aku tua. Atau sampai di antara kita ada yang mati."     

Usman tidak ada cara lain, selain mengikuti apa yang diminta oleh sang istri. "Baiklah ... tapi anuku jangan dipotong, yah! Aku akan melakukan apapun asal jangan dipotong."     

"Hehehe ... siapa yang mau potong anu kamu? Anu apaan maksudnya? Ohh, apakah aku memotong atau tidak, itu tergantung kamu yang patuh atau tidak. Jadi dipotong atau tidaknya, itu tergantung sama kamu sendiri.     

Walau dari dulu Usman harus menuruti semua permintaan dari Farisha, sekarang pun sama. Hanya bedanya adalah waktu. Di mana Usman dan Farisha akan menjadi pasangan suami-istri yang sama saja dengan suami-istri beneran.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.