Tante Seksi Itu Istriku

Kemarahan Untuk Vania



Kemarahan Untuk Vania

Vania tidak terima kalau Farisha meninggalkan dirinya. Semenjak kemarin, wanita itu mencari keberadaan sang kekasih. Tapi sampai sekarang pun tidak ada jejaknya. Ia sudah menghubungi Farisha tapi wanita itu tidak bisa dihubungi. Karena nomornya sedang tidak memakai data internet. Membuat Vania kesal dan sempat membuat keributan di depan swalayan milik sang kekasih.     

"Kenapa aku tidak bisa menemuinya udi manapun? Apakah dia memang sudah pergi? Apakah sedang honeymon? Tidak! Farisha hanya untuk aku seorang. Tidak ada orang lain yang bisa merebutnya dariku." Vania mencak-mencak di mobilnya. Ia mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, tidak mengidahi orang lain.     

"Hei, kalau nggak bisa bawa mobil, jangan bawa mobil!" umpat seorang pengendara lain yang tidak terima dengan perlakuan ugal-ugalan Vania.     

Vania tidak mendengar apa yang dikatakan oleh orang lain. Di jalanan masih ramai tapi tidak ada yang bisa menghentikannya. Suara klakson terus ditekan oleh wanita itu dengan ekspresi kesal bercampur bingung. Ia kesal karena ditinggal sampai tidak ketemu lagi dengan Farisha. Ia juga bingung harus mencari wanita itu di mana. Sementara ia sudah menanyai orang-orang yang mungkin dikenal oleh Farisha dan Vania. Tapi ia tidak tahu siapa lagi yang harus ia tanya.     

Setelah meninggalkan swalayan milik Farisha, ia mengingat saat melempari batu ke arah rolling door. Ia juga melemparnya ke atas dan hampir kena kaca. Dan yang membuat wanita itu kesal adalah sikap tetangga yang melihat aksi itu. Mereka beramai-ramai mengerubungi Vania dan mengusirnya.     

"Hei, kamu yang di sana! Bikin rusuh saja! Mending pergi dari sini!" maki seorang wanita yang berdagang pakaian di samping swalayan Farisha. Ia merasa terganggu dengan Vania yang membuat keributan.     

"Kalau ada urusan sama orang sini, jangan bikin berisik! Mending datangi rumahnya karena tidak ada di sini! Dari kemarin sudah tutup beberapa hari!" imbuh salah satu orang yang sering berbelanja. Wanita itu adalah seorang wanita paruh baya yang menjadi langganan di swalayan itu.     

"Mending pergi saja, daripada bikin rusuh! Dasar wanita tidak baik-baik! Pasti sedang mabuk, ini!" Seorang pria paruh baya yang tidak suka karena terganggu.     

Vania mendengar perkataan mereka semua. Saat itu, ia juga bingung karena ia tidak bermaksud seperti itu. Ia tidak tahu ke mana kekasihnya itu berbulan madu dengan sang suami. Tapi ia sudah merasa malu terlebih dahulu, saat ia diusir dan dicaci. Meskipun tidak ada kekerasan yang dialami, Vania merasa sangat kesal karena omongan orang-orang yang mengatai orang tidak benar. Bahkan dianggap sebagai orang gila karena saking terganggunya.     

"Huuhhh! Sana pergi saja ke rumahnya!" Kembali seorang wanita yang terlihat marah. "Eh, mungkin dia sedang ada acara lain. Saya juga tidak tahu apa masalahnya! Tolong jangan bikin keributan di sini!"     

Ada juga orang yang mengambil video Vania yang sedang dikatai oleh orang-orang yang terganggu dengan tingkahnya. Karena semakin kesal dan malu sendiri, wanita itu pun memutuskan untuk meninggalkan tempat itu. Ia masuk ke dalam mobilnya dan segera pergi meninggalkan swalayan. Namun saat ia pergi, tentu orang-orang itu tidak akan berhenti untuk menggunjing walau sudah bubar.     

Mengingat perlakuan orang-orang di sekitar yang memiliki kios di sekitar swalayan Farisha, Vania kesal dan menginjak gas lebih dalam. Ia kesal sudah diusir dari sana oleh yang kebanyakan adalah seorang wanita paruh baya. Walau ada juga kaum lelaki atau para remaja yang menonton saja.     

"Awas kalian semua! Aku tidak terima karena kalian semua bikin jengkel saja! Uhh, dasar bodoh! Orang-orang pada bodoh, binatang! Tidak tahu saja, aku ini siapa." Vania memukul setirnya dengan kedua tangan dan memekik, "Akhh! Sialan!" Ia memegangi tangannya yang sakit.     

Karena kurang hati-hati, ia pun mengalami kejadian yang membuat jantungnya mau copot. Karena ulahnya membuat dirinya dalam bahaya. Mobilnya menyerempet motor di depannya karena kurang konsentrasi dalam berkendara. Dan mobilnya melaju tanpa dikendalikan. Maka ia memutuskan untuk mengerem mendadak.     

Dari arah belakang, sebuah mobil pickup hampir menabrak mobil Vania. Membuat sopir mobil bak terbuka itu marah. "Hei, dasar orang gila! Bawa mobil tuh, yang bener!"     

Seorang pengendara mobil pickup, menghentikan mobilnya dan menekan klakson berkali-kali untuk memperingatkan pengemudi mobil yang tiba-tiba berhenti tanpa peringatan terlebih dahulu. Ia hampir keluar dari mobil tapi ia urungkan karena di sampingnya ada bus yang juga berhenti karena ulah pengendara mobil wanita itu.     

Bukan hanya satu orang yang menekan klakson terus menerus. Ada pula yang sampai keluar dari kendaraan dan mengetuk pintu mobil.     

"Hei, keluar, Loe! Beraninya membuat orang kesal di sini!" bentak seorang pria muda berperawakan tinggi besar. Ia ingin mengajak orang di dalam untuk berkelahi. Apalagi sekarang ia akan didukung oleh orang-orang di sekitarnya. Pengendara lain pun akan membelanya karena juga geram dengan tingkah pengendara itu.     

Vania tampak kesal dan menggerutu, "Sialan sekali hari ini. Kenapa harus mengalami hari-hari yang bikin sial ini? Ah, orang-orang ini juga bikin aku susah." Lalu ia keluar dari mobilnya untuk menemui orang yang mengetuk pintu. "Ada apa, hehh? Kalau mau cari ribut, mending pergi saja dari sini! Tidak sudi mengurus orang-orang yang otaknya dangkal."     

"Hei, sombong sekali, Anda! Kalau berani, kutantang kau duel sekarang juga! Apa Loe pikir, karena wanita gue takut? Tidak! Rasanya ingin kujebol itu bol sampai berdarah! Wanita jalang!" umpat pria bertubuh besar itu.     

Pengendara lain tidak menyangka kalau itu perbuatan pengendara wanita. Tapi walaupun itu seorang wanita sekalipun, mereka tetap kesal dibuatnya. Bukan karena apa, wanita yang sedang berhadapan dengan pria bertubuh besar itu, telah melakukan kesalahan. Bisa saja tingkahnya berbahaya bagi pengendara lain.     

"Jangan kira karena cantik, bisa seenaknya sendiri. Pakai jalan, apa ini jalan punya bapakmu, apa?" Seorang pengendara motor pun dibuat kesal. Apalagi ia merupakan seorang wanita yang sedang buru-buru. "Sudah, keroyok saja itu wanita! Kalau bisa, jangan sampai diberi ampun!" lanjutnya dengan ekspresi sombong dan kesal.     

"Sialan! Udah, kalau kalian tidak terima, nih!" Vania mengambil dompet yang berisi banyak uang. Lalu ia membuangnya ke atas dan dengan lantang, ia berkata, "Ini uang untuk orang-orang miskin seperti kalian semua!"     

"Dasar binatang babi! Monyet! Ini harus dikasih pelajaran kayaknya!" Pria itu mencengkram leher Vania. Tidak terima dirinya dan orang lain diremehkan.     

Walaupun banyak yang kesal karena dibilang miskin, mereka juga banyak yang mengambil uang yang disebar itu. Karena kesal juga, lehernya sedang dicekik, membuat Vania kesal dan mengambil parfum semprot dan menyemprotkan kepada pria itu.     

"Sial! Wanita kurang ajar! Mati saja, kau!" jerit pria yang tadinya kesal dan mencekik Vania. "Akhhh! Perih!" Matanya terkena semprotan parfum dan bergelimpangan di jalanan, masih di atas aspal jalanan.     

Vania tidak menyiakan kesempatan untuk kabur dari orang-orang itu. Ia masuk kembali ke mobilnya lalu dengan cepat, menghidupkan mobil dan membawa mobilnya untuk kabur. Tentu banyak yang kesal tapi ada pula yang senang karena mendapat banyak uang hasil rebutan itu.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.