Tante Seksi Itu Istriku

Memakai Pakaian Seksi



Memakai Pakaian Seksi

Usman masih tidak percaya dengan ucapan Farisha barusan. Tapi setelah dipikir kembali, ia bisa maklum kalau Farisha hanya bercanda saja. Ia tengah membereskan pakaiannya dan Farisha. Tentu malam ini mereka akan tidur satu kamar. Tantangan baru pun akan dimulai kembali. Bagaimana ia bisa mengatasi tidak bisa tidur.     

"Kalau aku sama tante mandi bareng, aku yang nggak tahan. Bagaimana mungkin aku bisa menahan semuanya?" Ia membuka koper besar itu dan mengeluarkan isinya. Di dalam ada pakaian yang biasa digunakan oleh Farisha. Ada selimut yang tebal untuk mereka tidur. Karena tidak tahu, di tempat itu ada selimut atau tidak, yang membuat tidur lebih hangat.     

Saat memasukan pakaian Farisha, Usman juga membantunya. Ia yang juga menata pakaian itu agar muat di sana. Sekarang ia harus memasukannya ke dalam lari dari kayu jati. Usman juga telah menyimpan pakaiannya yang tidak terlalu banyak. Ia hanya membawa satu tas pakaian. Jadi ia harus setiap hari mencuci agar bisa berganti setiap hari.     

"Andaikan aku jadi orang kaya, mungkinkah tante mau menikah denganku tanpa harus berpura-pura seperti ini? Ah, tapi aku orangnya jelek begini. Apakah aku pantas untuk itu semua?" Yang ia lakukan hanya bisa mawas diri. Sadar kalau dia adalah orang yang tidak bisa berharap lebih.     

Masih ada banyak wanita di dunia ini. Bukan saatnya ia memikirkan sesuatu kemustahilan. Beruntung dirinya sudah bertemu dengan Farisha. Kalau dikatakan Farisha adalah batu loncatan baginya untuk bisa menjadi orang kaya, memang itu tidak terlalu salah. Setidaknya ia sudah mengumpulkan banyak uang. Uang itu bisa baginya untuk makan dan hidup selama setengah tahun. Dan hidupnya juga terjamin. Yang harus ia lakukan adalah memanfaatkan kesempatan dan bekerja lebih keras lagi. Bukan berarti semua itu demi uang. Walau tidak diberi uang, ia mendapat banyak ilmu berdagang dari Farisha juga merupakan peningkatan.     

"Tapi walaupun aku nanti sudah menjadi orang kaya, tentu aku tidak akan melupakanmu, Tante. Kalau bisa, aku juga ingin mentraktir kamu makan di tempat yang mahal. Setidaknya aku nantinya bisa membalas jasamu padaku."     

Usman meneruskan membereskan pakaiannya. Sudah cukup rapih di dalam almari. Bukan hanya pakaian saja, ada barang lain seperti alat rias, sabun dan yang lain sebagainya. Langsung ia tempatkan di tempat yang sesuai. Seperti sepatu yang ia taruh di bawah. Ada sandal japit yang entah dari mana. Juga yang membuat Usman menelan salivanya adalah ketika melihat pakaian yang sangat tipis dan terlihat bolong besar.     

"Ini pakaian rusak begini, masih saja dipakai? Apa ini buat ngepel lantai? Sayang, ini masih terlihat bersih dan baunya harum. Tapi kan ini kalau dipakai, akan terlihat itu, emm."     

Usman memegang bikini berwarna biru muda itu dengan heran. Bagaimana Farisha akan memakai pakaian yang belum jadi itu nantinya? Pasti akan ada sesuatu yang terlihat. Ia segera memasukannya ke dalam almari dengan cepat.     

Tapi sebelum ia memasukan pakaian seksi itu lebih banyak, Farisha sudah selesai mandi. Ia senang ketika Usman terlihat heran dengan pakaian yang membuat lekuk tubuh wanita yang memakainya terlihat jelas.     

"Idih ... sudah pegang bikini segala kamu, Man? Apa kamu sudah tidak sabar melihat aku pakai itu? Kalau sudah ingin, sini, serahkan itu padaku. Aku akan perlihatkan kepada kamu, bagaimana kalau aku pakai bikini. Pasti akan kelihatan seksi, kan?" Farisha melihat ke pintu dan menguncinya dari dalam. Ia tidak ingin ada orang masuk saat ia hanya memakai pakaian yang dipegang Usman.     

Usman juga tidak tahu maksud dari Farisha yang merebut pakaian itu. Tidak pernah terbayang, wanita itu memakai pakaian yang belum jadi tersebut. Namun itu tetap akan segera terjadi. Kali ini dengan pakaian yang di tangan, Farisha memakainya dengan terlebih dahulu melepaskan handuknya.     

"Glek!" Bagaimana mungkin Usman tidak panik, terlihat jelas di depan matanya, tubuh Farisha sekarang sudah ia lihat keseluruhan. "Eh, tutup itu, Tante!" pekik Usman yang langsung menutup matanya.     

Sementara Farisha hanya bisa tersenyum melihat sang suami. Itu terkesan lucu karena ada lelaki sepolos Usman. Mungkin kalau lelaki lain, tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Bahkan bisa saja sudah terjadi pergulatan di atas tempat tidur. Tapi karena yang melihat adalah seorang Usman Sayuti, tidak akan terjadi sesuatu yang terjadi.     

'Duh, begini kalau punya suami polos. Aku sudah telanjang begini pun masih tetap seperti itu. Hadehh ... Usman-uaman ... apakah masih ada lelaki yang seperti kamu ini?' pikir Farisha sambil menggelengkan kepalanya pelan. Ia lalu memakai bikini tanpa menggunakan pakaian dalam. Ia sudah berniat memakai itu ketika main di pantai dengan sang suami. Tapi karena ia merasa Usman penasaran, ia ingin memakai itu di depannya. Tak disangka kalau reaksi pemuda itu akan membuat dirinya terkejut.     

Bahkan usman masih belum berani menatap Farisha. Ia belum berani sebelum diperintahkan. Tapi ia malah berbalik karena takut kelepasan. Ia tidak biasa melihat wanita tidak memakai apa-apa. Pernah ia bermimpi melihat tubuh Farisha yang seksi dan pada saat bangun, ia sudah sadar kalau itu adalah mimpi basah.     

"Apa Tante belum pakai baju? Tante ... kamu pakai bajunya, gih! Masa malah lepasin handuknya begitu? Aku juga lelaki normal. Maaf kalau aku sudah lihat itu." Dengan gemetar, Usman merasa tangan lembut memegang pundaknya. Ia tahu itu adalah tangan sang istri pura-puranya.     

"Apa kamu nggak suka tubuhku, Man? Masa sampai nggak mau lihat? Man ... lihat aku, dong! Kalau tubuhku ini masih ada yang kurang, katakan saja. Masih kurang putih atau kurang ramping atau masih kurang seksi atau gimana? Aku akan memperbaiki tubuhku seperti yang kamu suka. Biar kamu mau melihat tubuhku ini."     

"Eh, Tante ... bukan begitu." Tentu bukan karena ia tidak suka. Memang siapa yang tidak akan suka? Hanya lelaki bodoh saja yang tidak tertarik. "Anu, Tante ... emm ... gimana jelasinnya?" Sungguh kini dalam dilema.     

"Ayo, katakan saja, Usman! Apa kamu tidak suka padaku? Aku mau penjelasan darimu! Aku sedih loh kalau kamu tidak mau jujur. Memang aku sudah tua, yah? Jadi kamu tidak suka denganku?"     

"Bukan ... bukan seperti itu, Tante. Anu ... bohong jika aku tidak suka. Tapi kan, aku juga seorang lelaki. Maaf ... aku tidak sanggup melihat kamu tidak pakai baju. Aku ... aku suka sama tubuh Tante ...."     

Farisha juga tahu dari gelagat dan tingkah lakunya yang gugup. Ia juga merasa dirinya memiliki tubuh yang seksi dan bisa membuat jakun pria naik turun. Ia tahu Usman seorang lelaki normal. Perlahan Farisha memeluk perut sang suami.     

"Kalau begitu, lihat aku, Man. Aku sudah pakai yang kamu pegang tadi. Ini namanya bikini. Kalau kamu sebut pakaian belum jadi, terserah kamu sajalah. Tapi memang ini kurang bahan, sih. Tapi kalau dipakai untuk menggoda lelaki, pasti mata mereka akan jelalatan. Maka dari itu, kamu harus ada di samping aku terus. Jadi kamu harus sering-sering lihat aku tidak pakai apa-apa. Kalau perlu, kita tidur tidak pakai apa-apa, gimana? Kalau mandi juga kita bisa barengan."     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.