Tante Seksi Itu Istriku

Hubungan Percintaan Dua Wanita



Hubungan Percintaan Dua Wanita

Peringatan : Kalau yang tidak suka ini, jangan dibaca! Karena di sini adegan terlarang. Walau tidak tahu, ini masih pantas atau tidak. Karena tidak pernah baca novel, jadi penulis tidak tahu, boleh yang seperti ini atau tidak.     

Farisha meluncur ke tempat di mana ia bisa menemui Vania. Hubungan lama mereka tidak boleh kandas hanya karena masalah keduanya. Yang saling ngotot akan keputusan Farisha untuk menikah dengan Usman. Walau ia sudah menjelaskan berkali-kali kepada Vania, tetap saja wanita itu harus kembali diberi pengertian. Karena mereka adalah orang yang sebelumnya berhubungan baik, tidak boleh ada perasaan saling membenci.     

Di saat ini, Farisha juga ingin merubah cara pandang tentang melihat seorang lelaki. Dimana ia bisa melihat peran seorang Usman yang mengubah cara pandang itu. Walau baru sebulan mengenal lelaki itu, cukup baginya untuk mempercayai lelaki itu.     

"Semoga Vania kali ini mau mengerti aku. Aku bukan tidak menghargai dia lagi, aku juga merasa kalau aku ini seorang wanita. Dan kodratku adalah mencintai seorang lelaki. Semoga dia mau mengerti aku. Akhh ... kenapa aku merasa ini tidak mungkin, yah? Ayolah Farisha ... kamu pasti bisa meyakinkan Vania."     

Setelah mengendarai mobilnya, ia sudah berada di sebuah bangunan yang di mana akan bertemu dengan seorang wanita. Wanita yang sudah beberapa tahun menjalin asmara dengannya. Sebuah hubungan terlarang antara wanita dengan wanita. Cukup pelik memang, dirinya membenci seorang lelaki dan membuatnya tidak percaya dengan semua lelaki. Dia juga disadarkan oleh seorang lelaki untuk tidak membenci semua lelaki.     

Farisha turun dari mobilnya, begitu memarkirkannya di depan gedung tinggi. Sebuah bangunan restoran yang sudah ia kunjungi ratusan kali. Tapi ia jarang makan di sana. Ia hanya bertemu dan mengajak kekasihnya itu pergi. Karena saat ini, dialah yang selalu menghampiri Vania ke restorannya.     

"Farisha, akhirnya kamu datang juga. Ah ... aku sudah sangat merindukan kamu," ujar Vania yang langsung memeluk kekasihnya. Ia lalu mencium pipi wanita yang usianya satu tahun dibawahnya. Ia lalu membawanya untuk masuk karena bahagia bisa berjumpa lagi setelah gagal memberi pelajaran.     

"Maafkan aku yang tidak mau nurut sama kamu, Vania. Tapi aku tidak ingin hubungan kita retak hanya karena masalah ini. Semoga kamu mengerti kesulitanku. Aku terpaksa melakukan ini karena lelaki brengsek itu, yang tidak hentinya menjodohkan aku. Aku terpaksa menikah dengan Usman. Karena aku percaya, hanya dia yang berbeda dari lelaki lain."     

Vania tidak membalas pernyataan Farisha. Ia membawa wanita itu bersama melewati orang-orang yang sedang makan di restoran itu. Vania membawanya menaiki tangga ke lantai dua. Menuju ke sebuah kamar yang biasa mereka berbagi kasih dan cinta.     

Sementara orang-orang yang melihat keduanya bergandengan tangan, hanya bisa mengira kalau keduanya adalah sahabat baik. Jadi tidak memiliki pemikiran yang macam-macam. Berbeda dengan para karyawan yang bekerja di sana. Mereka sering mendengar keduanya mendesah dan mengerang seperti sedang bercinta. Tapi mereka sama-sama wanita, yang membuat opini buruk tentang keduanya. Apalagi hubungan sesama jenis merupakan hal yang tabu di negara plus enam dua ini.     

"Emm, apa kamu kangen denganku, Farisha? Cupp!" Vania mengecup bibir Farisha dan memasukan lidahnya ke dalam mulut. Ia juga menutup dan mengunci pintu itu sambil tetap saling memagut.     

Kedua wanita itu saling meraba tubuh lawan mainnya. Membuka pakaian dan menelusupkan tangan mereka ke bagian dalam, masuk sampai bagian vital masing-masing. Erangan nikmat tidak terhenti dari keduanya. Membuat suasana menjadi panas dan gerakan erotis saling menggoyangkan pinggulnya. Saling membagi salivanya dan bermain lidah di mulut mereka.     

"Shhh ... uhhhh ... mmmm ... aku sudahhh ... lamaa ... nggak main sama kamu ... ohhh ssshh, lanjutkan." Vania sangat menikmati permainan mereka kali ini. Ia membawa wanita itu ke atas ranjang dan mulai melucuti pakaiannya.     

"Emmm, apa kita harus melakukan dosa ini, Vania ... mmmmhhh ... ampuuunnn!" pekik Farisha karena ia diserang oleh Vania.     

"Rasakan ini, hhmm mmpphhh ...." Vania mengulum buah dada Farisha yang lebih besar darinya. Karena ia sangat suka mempermainkan itu semua. Hari ini mereka memuaskan diri masing-masing dengan melakukan itu semua.     

Setelah puas, Vania menurunkan mulutnya dan meraba bagian bawah Farisha. Ia membuka pakaian bagian bawah dan mencucup bagian sensitif itu. Bahkan saat mengeluarkan air seni, Vania biasa meminumnya. Seperti saat ini, Farisha yang belum sempat ke kamar mandi pun harus menuntaskannya di mulut Vania.     

"Slurrppp ... ohh ... aku sudah menantikan ini semua, Farisha. Ini rasanya sangat nikmat, hemm." Setelah meminum semua yang keluar dari pembuangan itu, Vania harus menahan rasa ingin muntah. Tapi inilah sensasinya. Ia lalu memasukan jarinya dan melihat keadaan Farisha. "Eh, kamu masih perawan, Farisha?" tanya Vania.     

Vania tidak menyangka kalau ternyata lelaki yang ia benci itu tidak melakukan apapun pada Farisha. Ia awalnya ingin meneruskannya. Tapi karena tahu selaput dara Farisha belum sobek, ia tidak jadi memasukan jarinya ke dalam sana. Kemudian ia kembali menjilati bagian itu sampai keluar cairan lagi.     

Di siang bolong itu, percintaan mereka sudah didengar oleh salah seorang karyawan Vania. Ia penasaran dan ingin tahu semuanya. Sayangnya ia ingin melihat dari lubang kunci tapi ada kuncinya. Tidak ada tempat untuknya mengintip. Tapi didengar dari desahan dan erangan, juga perkataan mereka, menjurus ke arah sana.     

'Dasar mereka, kenapa yah? Kenapa keduanya malah menikmati hubungan sesama jenis itu? Kalau mereka tidak dapat lelaki, aku juga mau sama mereka. Sayangnya ibu Vania orangnya galak banget. Mana ada lelaki yang mau sama dia?' batin pemuda itu, menguping mereka sambil membayangkan apa yang sedang kedua wanita itu lakukan.     

Tapi karena ketakutannya, ia malah meninggalkan tempat itu. Ia takut kalau sampai ketahuan. Karena ia pernah mendengar kalau ada orang yang diusir dari pekerjaan dan tidak dapat pesangon karena ketahuan mengintip dan melihat kedua wanita itu saling memuaskan.     

Sementara Farisha dan Vania masih melanjutkan yang tadi. Kini giliran Vania yang melepas pakaiannya yang tidak memakai bra dan celana dalam lagi. Ia sengaja melakukan itu karena tahu kalau kekasihnya akan segera datang.     

"Farisha ... ohh, tolong kasih aku kepuasan seperti aku tadi. Kamu harus sesekali minum air kencingku, Sayang ... aku belum pernah merasakan kamu melakukan itu semua. Sekarang aku kebelet, oh." Kini Vania mengangkangi Farisha dan membiarkan Farisha dari bawah menjilati dan mempermainkan miliknya.     

Tentu Farisha tidak bisa menolak. Kali ini Farisha meminum semua cairan berwarna kuning itu. Dan entah apa rasanya tapi ia seperti mau muntah. Tapi ia mencoba menelan semua. Yang awalnya hanya berada di mulutnya. Dan tidak semua bisa ia tampung di mulutnya karena terlalu banyak. Sebagian lagi telah meluber membasahi kasur itu. Mereka kembali melakukan hal yang tidak senonoh itu.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.