Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Benar-benar Ingin Menghajarnya Dengan Kejam



Benar-benar Ingin Menghajarnya Dengan Kejam

Di luar pintu, Li Yan diam-diam melihat gundukan di bawah selimut, wanita ini tertidur tanpa menunggunya!      

Membuat Li Yan benar-benar ingin bergegas maju dan menghajarnya dengan kejam!      

Setelah beberapa saat, dia kemudian mundur selangkah, menutup pintu dan keluar dari ruangan.      

Baru setelah pintu kamar ditutup, Qiao Mu dengan cepat menoleh, namun pria itu sudah tidak ada lagi di sana.      

Li Yan pergi!      

Segera setelah itu, pintu kamar sebelah terbuka dan tertutup, kemudian Qiao Mu melompat dari tempat tidur dengan marah, pria itu benar-benar tidur di kamar tamu!      

Karena itu, dia terang-terangan memberikannya perlakuan dingin!      

Dalam sekejap, Qiao Mu lemas seperti balon kempis duduk merana di tempat tidur. Dia mengharapkan Li Yan kembali untuk menundukkan kepalanya padanya, membujuknya sejenak dan Qiao Mu akan menjelaskan masalah itu dengan jelas kepadanya.      

Mengatakan padanya bahwa dia tidak akan meninggalkannya.      

Namun, apa yang telah ditunggunya ternyata adalah pengabaian Li Yan.      

Jika dia menginginkan perang dingin, maka wujudkanlah perang dingin sampai akhir!      

Malam itu, mereka berdua tidur di kamar terpisah, masing-masing memiliki pikiran sendiri.      

Pagi hari berikutnya, Li Yan sudah tidak terlihat lagi.      

Kepala pelayan mengatakan bahwa Li Yan memiliki banyak urusan di perusahaan dalam dua hari ini dan bukan karena menghindarinya, tetapi mana mungkin Qiao Mu percaya, jelas pria itu salah paham dan tidak ingin melihatnya.      

Sebenarnya, Li Yan memang sedang sangat sibuk. Sebelumnya, Qiao Jiannan mengusulkan untuk membawa perusahaan Qiao ke bawah bendera perusahaan Li. Bukan hal yang mudah untuk membeli sebuah perusahaan besar. Bagian dalam perusahaan Qiao sangat kacau dan di tangannya Li Yan terus menanganinya, usai mempersiapkan begitu lama, akhirnya mencapai tahap akhir dan kebetulan menjadi sangat sibuk dalam kurun waktu ini.      

Li Yan mengadakan pertemuan rapat dengan beberapa pejabat tinggi keluarga Qiao pagi-pagi sekali dan Li Yan mempertahankan wajah dingin seperti gunung es selama seluruh proses.      

Di akhir rapat, manajemen senior pergi satu demi satu, lalu Qiao Jiannan bertanya kepada Li Yan, "Apakah Mumu tahu bahwa perusahaan Li akan membeli perusahaan Qiao?"      

Li Yan menyimpan sikap dinginnya dan berkata dengan ringan, "Aku tidak memberitahunya, aku biasanya tidak memberitahunya tentang urusan bisnis dan dia tampaknya tertarik dengan hal-hal ini."      

"Aku mendengar dari Mumu bahwa dia akan pergi ke Paris untuk acara Paris Fashion Week dua hari lagi. Setelah dia kembali nanti, bawalah dia pulang ke rumah untuk makan malam dan aku akan mentransfer beberapa bagian saham perusahaan Qiao atas namanya."      

Li Yan memandang Qiao Jiannan. Pria itu memberikan saham perusahaan kepada seorang putri yang tidak memiliki hubungan darah, sepertinya Qiao Jiannan benar-benar memperlakukan Qiao Mu seperti putrinya sendiri.      

Dia mengangguk dan berkata, "Baik."      

Ketika membicarakan tentang Qiao Mu pergi ke Paris, keberangkatannya seharusnya adalah besok.      

Li Yan tahu bahwa kepergian Qiao Mu kali ini hanya akan berpartisipasi dalam Paris Fashion Week, waktunya adalah satu bulan, dia telah membaca isi kontrak dan kalau benar ingin belajar di luar negeri itu akan dilakukan di awal tahun depan.      

Malam itu, Li Yan menemani tamu untuk makan malam di luar dan berakhir sangat larut.      

Tidak ada pesan atau panggilan telepon dari Qiao Mu sepanjang hari. Biasanya, wanita kecil ini akan mengirim pesan WeChat iseng di saat ada urusan atau tidak, baik lelucon yang menurutnya sangat lucu, atau hanya untuk mengatakan sesuatu, melaporkan apa yang dia lakukan, memfoto beberapa foto dan menunjukan padanya.      

Dia akan membaca setiap pesan yang wanita itu kirim dengan serius. Terkadang pesannya terlalu membosankan dan dia tidak repot-repot membalas ketika sibuk. Tetapi wanita kecil itu juga tidak keberatan dan terus mengirimnya pesan sendiri.      

Tanpa dia sadari, itu sudah menjadi kebiasaan.      

Selama dua hari berturut-turut Li Yan bisa merasakan ponselnya sepi setelah tidak menerima pesan apapun dari Qiao Mu.      

Dia menelepon rumah saat sedang duduk di mobil dan kepala pelayan yang menjawab telepon. Setelah Li Yan bertanya, dia menyadari bahwa Qiao Mu tidak pulang pada malam ini!      

Wanita ini! Sudah sedikit lupa diri saat mulai sombong!      

Dia memberinya perlakuan dingin, bukan untuk memberinya kesempatan untuk menjadi sombong, tetapi untuk memintanya untuk merenungkan kembali dan mengakui kesalahannya padanya!      

Dia akan pergi ke Paris besok. Bahkan malam ini dia tidak menyesal sedikit pun, membuat kemarahan Li Yan pun tiba-tiba melonjak naik.      

Tampaknya dia terlalu memanjakannya!      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.