Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Ulang Tahun Sederhana (2)



Ulang Tahun Sederhana (2)

Chi Xia mengulurkan tangan dan menyentuh dahi Su Chen, tampak panasnya sudah hilang.      

Sementara Su Chen menyipitkan mata pada setiap gerakan Chi Xia, perlahan tangan yang menempel di dahinya mundur, lalu pergi untuk membalik obat dan dengan cepat mengambil segelas air untuk diminumnya, serta beberapa pil untuk diserahkan kepadanya.      

"Segera minum obat itu dan beristirahatlah yang baik, selama kamu minum obat dan makan tepat waktu, maka kamu akan segera pulih." Chi Xia kemudian memberikan obat kepada Su Chen sambil mengucapkan, "Aku membeli beberapa buah, makanlah saat sakit tenggorokan, karena itu bisa melembabkan tenggorokan dan terasa akan lebih nyaman, lalu ditambah dengan suplemen vitamin C, maka akan lebih mudah untuk pulih."      

Mendengarkan instruksi Chi Xia, Su Chen mengambil gelas air dari tangannya, kemudian meraih pergelangan tangannya dengan tangan yang lain dan menariknya dengan keras ke sofa untuk duduk di sampingnya.      

Sebuah tangan besar mengaitkan dagunya, membuat Chi Xia menatapnya dan Su Chen berkata dengan suara rendah, "Chi Xia, apakah kamu begitu perhatian kepada siapa pun?"      

Chi Xia tercengang, pria itu bahkan menekan tubuhnya ke arahnya dan membuat dia tersengat suhu panas Su Chen melalui kulit sekaligus, membuat jantungnya berdetak tak karuan.      

Kemudian Chi Xia buru-buru mendorongnya mundur dan berkata dengan nada sedikit goyah, "Ini sudah sangat larut, aku akan kembali, minumlah obatmu dan tidurlah lebih awal."      

Setelah itu terdengar suara cekrek di pintu dan pintu terbuka.      

Disaat yang sama, suara malas terdengar, "Kakak kedua, aku di sini untuk menjengukmu, karena kamu tidak kembali ke rumah keluarga Su di saat kamu sakit, bahkan kamu takut mati dengan hanya menetap di sini hingga tidak ada yang tahu, mereka semua tidak punya hati nurani,justru akulah yang masih ingat pada dirimu dan membawakanmu kue…."      

Ling Xi memasuki pintu sambil berbicara bahkan tanpa mengganti sepatunya. Dia berjalan melewati pintu masuk dan begitu dia tiba di ruang tamu, dia mendapati bahwa Su Chen tidak sendirian di ruangan itu.      

Melihat itu, Ling Xi tertegun sejenak, lalu tersenyum dengan jelas, "Kakak kedua, kamu terlalu pandai berpura-pura mengatakan bahwa kamu sedang sakit, jika kamu ingin menghabiskan hari ulang tahunmu sendirian, maka katakan saja, tentu kami tidak akan mengganggumu, jadi kamu tidak perlu sembunyi-sembunyi seperti ini."      

Su Chen melirik Ling Xi dengan dingin dan jelas ekspresinya tidak menyambut pria itu. Lalu dengan sadar Ling Xi berkata, "Kalian bisa lanjutkan kembali, aku akan pergi dulu, salahkan aku yang tidak peka dengan datang kemari."      

Kemudian Ling Xi tersenyum seperti pencuri, meletakkan kue di atas meja kopi dan pergi dengan cepat.      

Sejenak Chi Xia merasa malu dan kembali menatap Su Chen, "Aku … aku juga mau pergi."      

Su Chen melirik kue di atas meja kopi dan berkata dengan ringan, "Ayo, kita makan kuenya."      

Sejenak Chi Xia ragu-ragu, tetapi dia tetap mengangguk. Bagaimanapun, ini adalah hari ulang tahunnya dan dia tidak tega membiarkannya makan kue sendirian.      

Ketika membuka kue, Chi Xia memotong dua potong kue dan menyerahkan satu kepada Su Chen, tetapi Su Chen tidak mengambilnya, "Kamu saja yang makan, karena aku tidak suka makanan manis."      

"Ayo, aku memaksamu makan sepotong untuk merayakan ulang tahunmu." Ucap Chi Xia sambil menyerahkan garpu padanya.      

Su Chen mengangkat alisnya, "Apakah boleh makan makanan manis saat sakit tenggorokan?"      

"Tidak apa-apa, satu potong tidak masalah, sakitnya bisa sembuh dengan cepat, tetapi ulang tahun itu hanya setahun sekali dan kamu harus makan kue, baru dapat dihitung sebagai hari ulang tahun."      

Chi Xia berkata dengan serius, membuat Su Chen segera mengambil garpu dan memasukkan sesuap cream ke mulutnya.      

Dia sama sekali tidak suka memakan kue, karena dia merasa kue itu manis dan berminyak, tetapi sekarang justru ketika memakannya, rasanya cukup enak.      

Dengan cepat Chi Xia menghabiskan sepotong kue. Kue itu manis tapi tidak berminyak dan meleleh di mulut. Rasa tiramisu itu sangat cocok dengan seleranya.      

Melihat bahwa Su Chen hanya makan dua gigitan, Chi Xia merasa sedikit sungkan untuk makan sepotong lagi, karena dia sedari awal memang tidak makan banyak untuk makan malam, tetapi sekarang justru nafsu makannya malah jadi membesar.      

Sedangkan Su Chen yang melihat wanita di sampingnya memegang garpu dan menggaruk piring kue sedikit demi sedikit, matanya melayang di atas kue, sosoknya tampak ingin makan kue lagi namun sungkan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.