MENGEJAR CINTA

Dongeng Sang Putri



Dongeng Sang Putri

Juan menelpon kepala pengawal untuk meminta pak John untuk mengantarkan Adelia sampai ke tujuannya.     

Sementara Elisa dan juga Robin pamit untuk pergi.     

Hey kha pun segera kembali kedalam kamarnya, ia takut Juan akan khawatir lagi jika tahu bahwa hey kha tahu apa yang sedang Juan sembunyikan darinya.     

" Semuanya Tampak makin rumit saja, padahal mereka akan segera menikah tapi Jody masih bersikap seperti anak-anak."ujar Juan.     

Juan pun pergi ke dapur untuk membuatkan susu hangat untuk hey kha, setelah selesai Juan pergi ke kamar untuk mengantarkan susu itu.     

Sesampainya disana, ia melihat hey kha sedang duduk sambil membaca sebuah buku.     

" Bukankah aku memintamu untuk istirahat?" Ucap Juan pada hey kha. Ia pun memberikan segelas susu yang ia bawah untuk hey kha.     

" Jika aku tidur, mungkin susu ini akan dingin jika menunggu aku bangun nanti," ucap hey kha mengambil susu yang Juan berikan untuknya.     

Hey kha meminum susu itu hingga habis lalu memberikan gelas itu pada Juan.     

Juan sangat senang melihat hey kha menghabiskan susunya. Ia pun mengelus lembut kepala sang istri.     

" Juan..," panggil hey kha.     

" Hmm..?" jawab Juan yang saat itu sedang meletakkan gelas susu di atas meja.     

" Kau pasti sangat mengkhawatirkan diriku," ucap hey kha.     

" Tentu saja," jawab Juan, lalu mengelus wajah sang istri.     

"Kau adalah suami dan juga ayah terbaik didunia ini, aku sangat bersyukur memilikimu." Kata hey kha pada Juan.     

Juan senang namun ia juga bingung mengapa hey kha mengatakan hal itu.     

" Tidak semua orang mendapatkan keberuntungan dalam hidupnya. Jika kita tidak pandai bersyukur dan menjaga hal itu, semua itu akan hilang dalam sekejap mata. Dan yang tersisa hanyalah penyesalan tanpa akhir!" Ucap hey kha, yang membuat Juan semakin bingung.     

" Apa maksud dari perkataanmu ini? Aku tidak mengerti," tanya Juan yang semakin bingung.     

" Apakah pekerjaanmu telah selesai?" Tanya balik hey kha pada Juan.     

"Belum tapi yang tersisa tinggal beberapa laporan yang tidak begitu mendesak. Apakah kau butuh sesuatu?" Tanya Juan pada hey kha.     

Hey kha pun mengangguk kepalanya.     

"Bisakah kau ikut berbaring di sampingku," pinta hey kha pada Juan.     

Juan melakukan bapa yang hey kha minta tanpa bertanya lagi.     

Hey kha lebih mendekat lagi pada Juan lalu memeluknya.     

Juan pun balik memeluk hey kha tanpa bertanya apapun lagi pada hey kha. Karena tampaknya hey kha tidak ingin membahasanya.     

" Apakah kau bisa mendongeng?" Tanya hey kha pada Juan.     

"Do-dongeng?" Tanya Juan yang cukup terkejut.     

" Tampaknya kau tidak tahu," ucap hey kha.     

" Mana mungkin kau langsung menilai orang seperti itu? Aku bahkan belum menjawab pertanyaanmu," kata Juan pada hey kha.     

Hey kha tertawa kecil mendengar perkataan Juan.     

" Dari caramu bicara, tampaknya kau tidak tahu."      

Juan memiringkan bibirnya dengan wajah cemberut karena hey kha meremehkan kemampuannya.     

" Aku adalah seorang Presdir besar dengan kemampuan yang luar biasa, mana mungkin aku tidak tahu hal sekecil itu." Ucap Juan membanggakan dirinya.     

" Baiklah, Pak Presdir yang punya kemampuan luar biasa. Silakan tunjukkan kemampuan anda," ucap hey kha pada Juan.     

" Baiklah,tapi jangan menertawaiku," kata Juan pada hey kha.     

Juan pun menceritakan dongeng tentang seorang putri yang hidup di suatu kerajaan. Putri itu sangat cantik, dan juga baik hati. Tapi sifatnya berubah ketika ia jatuh cinta pada seorang pria bangsawan.     

Pria itu sangat baik padanya, dan mereka pun berteman dengan akrab. Hingga suatu hari sang putri mendengar bahwa pria itu akan segera bertunangan dengan seorang putri bangsawan yang tidak lain adalah adiknya sendiri.     

Awalnya sang putri tidak percaya bahwa sahabat yang ia sukai dan juga adiknya sendiri akan bertunangan.     

Padahal sang adik tahu bahwa ia mencintai pria itu tapi adiknya masih saja menerima pertunangan itu.     

Karena marah dan merasa di khianati sang putri pun melakukan hal bodoh yang tak terduga yaitu meracuni adiknya sendiri.     

Namun tanpa ia tahu bahwa sebenarnya pria itu sangat mencintai dirinya, hanya karena paksaan dari kedua orang tua mereka yang bersikeras menikahkan mereka, karena sang putri nyatanya bukanlah anak kandung dari ayahnya saat ini.     

Hal itu ia ketahui setelah meracuni sang adik.     

Saat itu ia mendengar seorang kepala pelayan berbicara tentang hal itu. Bahwa ia bukanlah anak kandung ayahnya hingga ayahnya tidak ingin menikahkan pria bangsawan itu dengan sang putri karena ia ingin putri kandungnyalah yang hidup bahagia dengan pria bangsawan itu.     

Pria itu pun masuk kedalam kamar dan mendapat sang istri yang sedang terbaring di lantai sedang di tempat tidur ada seorang wanita yang memakai pakaian pengantin dengan wajah yang tertutup kain.     

Pria itu tahu siapa wanita yang sedang duduk itu, dan berjalan menghampirinya.     

" Aku tidak akan membuka penutup kepalamu itu, apa pun yang kau lakukan tidak akan bisa mengubah bahwa kau bukanlah pengantin wanitanya!" Ucap pria itu pada sang putri. Ia pun mengangkat tubuh sang istri.     

" Ternyata selama ini hanyalah sandiwara!! Sampai hari ini hanya akulah yang tampak seperti orang bodoh mengharapkan cintamu!"ujar sang putri,lalu kembali melanjutkan perkataannya.     

" Baiklah, istrimu belum mati! Masih belum terlambat untuk menyelamatkan nyawanya,"     

Pria bangsawan itu sangat senang. Bukan karena istrinya yang dapat di selamatkan tapi sang putri tidak menghiyanati kepercayaannya selama ini. Putri itu masihlah putri yang baik sekaligus wanita yang ia cintai. Pria itu juga tidak ingin sang putri menerima hukuman karena membunuh adiknya sendiri, jika memang itu terjadi maka dialah yang akan mengambil hukuman itu, sebagai penebus rasa bersalahnya pada sang putri yang teramat sangat ia cintai.     

Putri itu pun mendekat pada pria bangsawan itu.     

" Racun harus di tawar dengan racun. Lihatlah gelas anggur itu, keduanya adalah racun yang mematikan. Kau hanya perlu meminum salah satu gelas racun itu, dengan begitu aku akan memberikan penawar racun untuk istri tercintamu itu.! Dan kau pergilah ke neraka!!" Kata sang putri memberikan pilihan pada pria bangsawan itu.     

Tanpa pikir panjang pria itu pun mengambil kedua gelas anggur itu dan ia minum semua.     

Sang putri sangat terkejut melihat apa yang pria itu lakukan.     

Air matanya jatuh menetes hingga kelantai saat melihat pria yang ia cintai itu jatuh lunglai kelantai.     

" Aku pikir, diriku masih memiliki harapan terakhir. Tapi nyatanya aku memang bodoh karena terlalu berharap padamu, padahal kau berjanji untuk menjagaku,kau akan menikahiku tapi nyatanya?? Aku kalah,akulah yang kalah sejak awal!" Ucap sang putri. Ia pun jantung kelantai dengan tubuh yang gemetar menahan rasa sakit di tubuhnya.     

Pria bangsawan itu maraih tangan sang putri.     

"Be-berikan obat penawarnya Putri, A-aku mohon. Aku tidak ingin kau menjadi putri yang jahat." Ucap pria itu terbata-bata.     

" Kau tidak perlu khawatir. Istrimu hanya tertidur saja, ia tidak mati. Tapi sangat disayangkan kau akan segera ke neraka!" Ucap kesal sang putri dengan senyuman jahat di wajahnya.     

" Mengapa wajahmu memutih putri?" Tanya pria bangsawan itu sambil menyetuh wajah sang putri. Sang putri hanya diam saja tanpa mengatakan apapun.     

" Baiklah, karena aku akan segera pergi. Aku tidak ingin meninggalkan penyesalan dalam diriku.uhuk,uhuk..," Ucap pria bangsawan itu,     

" Sejujurnya, dari awal hingga akhir. Hanya kaulah wanita yang ada di hatiku dan yang aku cintai. Aku senang karena menebus rasa bersalahku dengan nyawaku sendiri. A..,aku ingin kau hidup bahagia putri." Ujar pria itu dengan terus batuk.     

Sang putri Sangat terkejut mendengar pengakuan pria bangsawan itu. Air matanya pun jatuh kelantai dan muntahan darah keluar dari mulutnya.     

Pria bangsawan itu begitu terkejut melihat hal itu, ia pun seketika bangkit dan mengahan tubuh sang putri yang hampir jatuh terbaring ke lantai.     

Pria itu merasa bingun karena sakit di tubuhnya semakin berkurang dan tubuhnya tidak lemah seperti sebelumnya.     

Sang putri pun tersenyum dengan wajah dan juga tubuh yang berlumuran darah. Darah yang terus keluar dari mulut dan juga hidung sang putri.     

" A-aku senang bisa..,bi-bisa.., mendengar ucapan itu da-dari..,mu." Ucap sang putri yang telah terbata-bata. Muntahan darah semakin banyak keluar dari mulut. Sementara pria bangsawan itu tidak bisa membuka mulutnya melihat wanita yang ia cintai seperti itu.     

Hanya air mata yang terus mengalir menetes ke wajah sang putri yang telah memutih.     

" Ma-maaf...,maafkan aku,ka-karena mencintai," ucapan terakhir sang putri dan akhirnya tangan sang putri jatuh lunglai tidak bergerak kelantai.     

Kisah cinta tragis yang di alami oleh sang putri dan juga pria bangsawan itu.     

Menjadi dongeng populer dan menyentuh hati di suatu negara.     

Hey kha bahkan menangis membayangkan bagaimana perasaan sang putri dan juga pria bangsawan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.