MENGEJAR CINTA

Semua Ini Salahku



Semua Ini Salahku

Jody masih belum bisa di temui Setelah beberapa hari mereka tidak bertemu. Adelia masih bingung. Karena Jody sangat sulih untuk di temui padahal ia ingin menyelesaikan masalah mereka, mengingat pernikahan mereka tinggal beberapa hari lagi.     

" Baiklah, jangan tunggu lagi." Ujar Adelia mengambil tasnya lalu pergi ke kantor Jody.     

Dalam perjalan ke kantor tanpa sengaja Adelia melihat tante elena yang merupakan mamy dari Jody.     

" Pak tolong berhenti," pinta Adelia pada sopirnya.     

Ia pun turun dari mobil dan menghampiri Tante elena.     

" Tante.., Tante elena." Panggil Adelia.     

Tante elena pun berhenti ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Ia pun menoleh dan melihat siapa yang sedang memanggil namanya.     

" Adel..," sapa Tante elena pada calon menantunya itu      

Tante elena menghampiri Adelia.     

" Apa yang kau lakukan disini Adel?" Tanya Tante elena.     

Adelia mendekat lalu memberikan salam terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan Tante elena.     

" Saya kebetulan lewat dan melihat Tante elena. Tante sedang berbelanja ya?" Tanya Adelia.     

" Ah, iya. Kebetulan tente bosan dirumah jadi kelur sebentar untuk membeli sesuatu."ucap Tante elena.     

" Bagaimana kabarmu nak? Tante sangat merindukanmu. Kau juga mulai jarang ketumah, " ujar Tante elena.     

" Maafkan saya Tante, saya sedang sibuk mempersiapkan pernikahan kami. Oh iya Tante, bagimana keadaan Jody?" Tanya Adelia pada Tante elena.     

Tante elena sangat bingun dengan pertanyaan Adelia. Mana mungkin ia menanyakan kabar jody, padahal kan mereka hampir setiap hari bertemu. Namun Tante elena baru sadar bahwa Jody pergi keluar negeri sudah dua hari ini, pasti Adelia merindukannya.     

"Kalian baru terpisah beberapa hari saja sudah saling merindukan, kau tidak perlu khawatir. Beberapa hari lagi Jody akan segera pulang dari Singapura, kalian bisa saling melepas rindu." Ucap Tante elena. Hal itu mengejutkan Adelia, Tante elena dapat melihat ekspresi wajah Adelia yang tampak begitu terkejut.     

" Jangan bilang anak nakal itu tidak memberitahukan hal ini padamu?!" Ucap geram Tante elena.     

" HM, sebenarnya kami bertengkar dua hari yang lalu. Aku cukup egois hingga tidak menghubunginya, Jody juga tampaknya masih marah padaku. Tapi Tante tenang saja, ini tidak akan mempengaruhi pernikahan kami." Kata Adelia pada Tante elena.     

Ada rasa cemas dalam hati Tante elena setelah mendengar perkataan adelia.     

'semoga saja anak itu tidak melakukan hal bodoh! Aku tidak ingin ia menyesalinya seumur hidup.'batin Tante elena.     

Mereka pun pergi ke sebuah restoran untuk berbincang lebih jauh dan berbicara tentang pernikahan yang tinggal beberapa hari lagi.     

" maukah kau cerita pada Tante tentang masalah kalian? Tante tidak akan ikut campur dalam Masalah kalian,tapi Tante hanya ingin tahu saja. Agar Tante dapat memberikan nasehat yang baik," kata Tante elena.     

Adelia awalnya Dian saja, karena terus terang ia sangat malu untuk mengatakan hal ini pada calon mertuanya.     

Namun apa yang di katakan oleh Tante elena ada benarnya juga.     

" Sebenarnya Jody salah paham tentang saya dan juga Robin. Tante pasti pernah mendengar nama ini dari Jody," ucap Adelia.     

" Iya, Tante tahu siapa pria itu. Kalian pernah hampir menikah, tapi ia malah menikah dengan wanita lain," kata Tante elena.     

Adelia pun menganggukkan kepalanya.     

" Benar. Dan itu bukan salahnya tapi salahku, aku adalah wanita yang egois saat itu dan juga kerena aku pikir aku akan segera mati, aku pun memutuskan untuk meninggalkannya. Tapi itu telah berlalu, dan aku berani bersumpah didepan Tante bahwa aku dan Robin tidak memiliki hubungan istimewa apapun selain pertemanan. Aku juga telah mengaggap istrinya seperti saudara perempuanku sendiri." Ujar Adelia.     

"Hubungan kami juga sempat buruk, setelah aku bangun dari koma. Aku tidak pernah berani menemui pria itu, karena rasa malu dan juga bersalah yang amat besar yang ada didalam diriku. Hingga suatu hari Jody meyakinkan ku untuk menamai Robin dan menghilangkan rasa bersalah yang ada didalam diriku. Robin pun berbaik hati untuk memaafkan ku Setelah apa yang telah aku lakukan pada hidupnya. Aku jarang bertemu dengannya hingga aku tahu bahwa istrinya sedang sakit parah saat ini, karena aku menganggap istrinya sebagai saudara kandungku, aku sering berkunjung kerumahnya mereka untuk bercerita dan menemaninya, karena aku sangat tahu perasaan apa yang ia alami saat kematian semakin hari semakin dekat," Adelia pun tidak sanggup lagi menceritakan lebih jauh dan menundukkan kepalanya. Air matanya pun menetes jatuh ke tangannya.     

Kini Tante elena paham dengan permasalahan di antara mereka. Ia pun menyentuh tangan Adelia lalu menggenggam tangan itu. Ia dapat merasakan kesedihan dari ungkapan Adelia, pasti sangat berat mengungkapkan semua itu.     

" Maafkan Tante Adel, Tante tidak bermaksud membuatmu sedih." Ungkap Tante elena pada Adelia.  Adelia menggelengkan kepalanya mengisyaratkan bahwa Tante elena tidak salah.     

" Ini semua juga salah Tante, jody bersikap tidak dewasa. Tante akan bicara padanya."     

Pembicaraan mereka pun selesai. Tante elena akhirnya bisa menenangkan Adelia.     

Adelia pulang kerumahnya. Di rumah aroun telah menunggu kepulangan Adelia, ia ingin mananyakan sesuatu yang penting pada Adelia.     

Bel rumah berbunyi dan seorang pelayan bergegas membuka pintu.     

" Selamat datang nona," sambut dan sapa pelayan itu pada Adelia.     

Adelia pun memberikan senyum padanya.     

" Aku melihat mobil kakak di depan, apakak kak around telah pulang?" Tanya Adelia.     

" Iya nona, tuan muda sedang menunggu nona di ruang tamu." Ucap pelayan itu.     

Adelia mengaggum kepalanya. Ia pun pergi menuju ke ruang tamu. Adelia bertanya-tanya dalam hatinya. Mengapa aroun menunggunya di ruang tamu. Pasti ada masalah yang serius terjadi atau mungkin aroun tahu bahwa hubungannya dengan Jody sedang tidak baik.     

Itulah pikiran yang terus menerus berada di benak Adelia ketika berjalan menuju ruang tamu, dimana sang kakak sedang menunggunya.     

Ia melihat dari kejauhan, aroun sedang duduk dengan kaki yang dilipat serta tatapan serius pada iPad yang sedang berada di tangannya.     

Adelia perlahan mendekat, dengan menarik nafasnya dalam-dalam.     

" Sore kak," sapa Adelia pada Aroun, ia pun duduk disebelah aroun.     

" Tumben kakak berada di rumah jam segini, apakah kakak tidak ada jadwal operasi lagi?" Tanya Adelia. Ia ingin basa basi dulu dengan sang kakak sebelum di omeli. Karena Adelia sangat yakin bahwa sang kakak akan menceramahinya lagi.     

" Kebetulan hari ini, tidak ada operasi yang berat. Jadi aku meminta ijin untuk kembali lebih awal."ujar Aroun. " Tapi selain itu, sesuatu juga menggangguku beberapa hari ini."     

Adelia tahu apa yang di maksud sang kakak.     

" Maafkan aku kak, tapi...," Ucapannya pun berhenti.     

" Tapi apa?" Tanya Aroun ingin memperjelas semuanya.     

Adelia menggelengkan kepalanya. Ia tidak sanggup lagi bicara kali ini. Terus terang ia capek dengan masalahnya sendiri. Di tambah lagi Jody menghindarinya. Ia tidak ingin aroun tahu bahwa Jody pergi keluar negeri tanpa memberitahukan padanya,terlebih lagi waktu pernikahan mereka tinggal beberapa hari lagi.     

Adelia tidak ingin aroun membenci Jody ataupun marah pada jody.     

Karena ia tahu pasti sifat sang kakak. Aroun tidak akan tinggal diam dan akan langsung membatalkan pernikahannya jika tahu bahwa Jody berbuat hal seperti ini padanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.