MENGEJAR CINTA

MAMY YANG CANTIK



MAMY YANG CANTIK

Suasana menjadi canggung untuk Adelia, setelah apa yang ia lakukan ketika pertama kali bertemu dengan calon mertuanya itu.     

Sebelumnya, mamy Jody mengaku salah pada Jody dan mendekat ke arah Adelia, Adelia yang melihat hal itu segera menundukkan kepalanya meminta maaf, ia tidak menyangka bahwa mamy Jody masih terlihat sangat muda dan juga cantik, dengan warnah rambut coklat ditambah kuning keemasan yang membuat pemilik rambut panjang bergelombang yang tampak cantik itu makin mempesona dan sungguh cantik bak putri.     

Mamy Jody memeluk Adelia dengan pelukan hangat layaknya seorang ibu,dan Adelia dapat merasakan kehangatan dalam pelukan itu.     

" Kau tidak salah, tidak perlu minta maaf. Seharusnya akulah yang meminta maaf karena mengerjaimu sedikit"     

Sungguh seperti yang di katakan Jody, bahwa mamynya sangatlah baik.     

Seperti kebiasaan biasanya, sang mamy mengajak masuk dengan menggandeng Jody.     

" Mamy , " panggil Jody, dan memberikan isyarat tangan sang mamy.     

" Ah ? Maaf, ini adalah kebiasaan mamy sayang. Mamy akan membiasakannya. "     

Adelia tampak sedih, karena baru saja hari pertama sudah banyak yang berubah Antara kedekatan Jody dengan sang mamy karena dirinya     

Adelia menghentikan langka dari mamy Jody dan mengatakan.     

" Bagaiman jika, punya Tante sebelah kiri dan aku yang kanan. "     

Sambil menggandeng tangan Jody, mamy Jody cukup terkejut melihat sikap manis Adelia.     

( Mungkin kedepannya, aku masih bisa bermain bersama putra kesayanganku ini, karena wanita yang ia pili sungguh baik dan pengertian).     

Gumam mamy Jody, lalu mengandeng tangan Jody.     

Jody begitu senang melihat kedua wanita yang ia sayangi tersenyum lebar berdiri di sampingnya.     

Sungguh kebahagiaan akan datang bagi orang-orang yang selalu bersabar dan mengerjakan sesuatu dengan ikhlas, serta bersedia berkorban jika suatu saat nanti memang harus merelakan.     

Mereka masuk dan berbincang bersama didalam ruangan.     

" Maafkan anak mamy ini Adel, seharusnya Jody yang mengajak mamy bertamu ke rumahmu terlebih dahulu, tapi anak nakal ini malah melakukan hal yang sebaliknya, sungguh tidak tahu apa-apa."      

Jody menuduhkan kepalanya mengaku salah, mereka datang tanpa berpikir panjang.     

" Tidak masalah Tante, jika Tante tidak keberatan besok malam aku mengundang Tante dan juga Jody makan malam di rumah. "     

Ucap Adelia dengan sedikit malu.     

" Dengan senang hati sayang. "     

Kata mamy Jody yang membuat suasana kembali nyaman.     

" Mamy akan menyiapkan cemilan untuk Adel, Jody sayang, temani Adel jalan-jalan sebentar tapi ingat. "     

Mamynya berjalan mendekat lalu berbisik di telinga Jody.     

" Jangan ajak anak gadis orang main ke kamar. Mengerti?! "     

" Ih, mamy apaan sih, Jody bukan pria brengsek seperti itu. "     

Adelia terkejut mendengar perkataan Jody.     

(Gawat, Adel mendengarnya, pasti dia berpikir yang tidak-tidak setelah mendengar ucapanku. Dan semua ini salah mamy)     

Mamynya hanya tersenyum lalu pergi meninggalkan mereka.     

Jody masih berdiam diri , namun Adelia berinisiatif mengajak Jody terlebih dahulu karena melihatnya yang cukup bingung ingin mengutarakan penjelasan padanya terkait perkataan sang mamy.     

" Ayo, kita keliling rumah kamu, aku juga sudah lama tidak kemari."     

" Ah iya, ayo .. "      

Jody menjadi bersemangat kembali kaelrema ajakan itu.     

Dalam perjalan mereka Adelia membisikan sesuy di telinga Jody.     

" Aku juga tidak keberatan jika kau ajak ke kamarmu "     

Seketika wajah Jody memerah karena malu, ternyata Adelia mendengar perkataan sang mamy yang begitu memalukan.     

Adelia tertawa senang karena berhasil menggoda Jody hingga wajahnya hampir matang sangking merahnya.     

Mereka berjalan-jalan dan berbincang tentang kenangan saat mereka berdua bertemu, dan saling tertawa.     

Sang mamy yang melihat dari jauh, serasa sangat senang dan bersyukur pada Tuhan.     

Karena mengembalikan senyum sang anak yang sejak lama hilang.     

Setiap kali Jody kembali ke rumah, pasti wajahnya selalu murung dan bersedih, hal itu membuat sang mamy khawatir, tapi tidak kali ini.     

Adelia adalah cahaya hidup putranya, kedepannya ia akan memperlakukan Adelia seperti putrinya sendiri.     

Karena ia tidak ingin menjadi mertua yang menindas sang menantu.     

Biar bagaimanapun ia adalah seorang wanita dan juga pernah menjadi seorang istri.     

Kehidupannya saat menjadi menantu dari keluarga kaya sungguh ironis dan penuh tekanan dari orang tua sang suami, ia tidak ingin menantu yang sangat di sayangi sang anak merasakan apa yang ia rasakan.     

***     

Di perusahaan, Juan mencari Robin yang tidak kelihatan lagi sejak bertemu klien.     

Juan bahkan menelpon Robin tapi ia tidak mengangkat telponnya.     

" Hubungi sekertaris Robin, siera. Dan tanyakan dimana Robin berada. "     

Pinta Juan pada sekertarisnya Selena.     

Setelah mendapatkan informasi dari Siera, sekertarisnya itu pergi melaporkan.     

" Kata sekertaris Siera, tuan Robin memintanya untuk kembali terlebih dahulu, sedangkan tuan Robin pergi menyusul, nona Adelia dan juga tuan Jody yang tuan Robin lihat. Setelah itu, tuan Robin tidak menghubunginya lagi. "     

Juan menganggukkan kepalanya dan meminta Selena keluar.     

Juan benar-benar khawatir kali ini, Robin pasti tidak akan kuat menahan ini terlalu lama lagi.     

Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi, Robin harus bisa lebih kuat lagi, karena Adelia benar-benar akan meninggalkan dirinya kali ini, sebab hati Adelia telah berubah.     

Sebenarnya ada rasa bersalah di hati Juan, karena ia yang telah meminta Robin untuk membuka hati untuk Adelia, walaupun Robin sering menolak tapi Juan selalu saja memberikan masukan padanya, hingga hati yang beku itu pun luluh dan menerima saran untuk membangun hubungan bersama Adelia tapi pada kenyataannya, kutukan akibat sumpah itu membuat kacau semuanya, hingga yang ikut terlibat di dalamnya menderita.     

Saat sedang memikirkan Robin, ponselnya pun berdering.     

Ternyata itu panggilan dari Robin.     

" Kebetulan, aku sangat ingin mengomeli orang ini. "     

Gumam Juan lalu mengangkat telponnya.     

" Kau berada di mana ? "      

Tanya Juan pada Robin.     

" Maafkan aku tuan, aku mungkin tidak akan kembali ke kantor hari ini. "     

" Tidak masalah. Kau pasti sedang bersenang-senang, apakah kau tidak ingin mengajakku. "     

Robin tertawa kecil mendengarnya.     

" Aku berada di Delice clubs, kau benar tuan aku sedang bersenang-senang, aku juga tidak ingin mengajakmu, aku takut nona hey kha akan memarahiku nanti. "     

" Sudah, hey kha pasti mengerti, aku akan kesana sekarang. "     

Kata Juan pada Robin lalu menutup telponnya.     

Juan mengambil jas dan keluar dari ruangannya.     

" Batalkan semua jadwal hari ini, dan atur lagi besok. "     

Ucap Juan pada sekertaris Selena.     

Sekertarisnya pun mengiyakan perkataan Juan dan bertanya ia akan ke mana, namun Juan hanya menjawab bahwa ia memiliki urusan pribadi.     

Ketika menuju ke lift pribadi miliknya, Juan tanpa sengaja bertemu sekretaris Ju.     

" Sangat kebetulan, apakah kau mempunyai pekerjaan sekarang ? "     

Tanya Juan pada sekertaris Ju.     

" Punya tuan, tapi itu bukan hal sulit dan bisa aku kerjakan nanti. "     

" Bagus, ikut aku ke Delice clubs. "     

Ajak Juan pada sekertaris Ju.     

Mereka segera pergi menemui Robin di tepat itu, Robin berada di salah satu ruangan VIP.     

Robin yang melihat sekertaris Ju masuk bersama dengan Juan langsung tertawa terbahak-bahak.     

Mereka kaget melihat Robin tertawa seperti itu.     

" Sepertinya, Robin telah mabuk tuan. "     

Kata sekertaris Ju pada Juan.     

" Mengapa tuan membawa dia (sambil menunjuk sekretaris Ju) apakah tuan tidak takut di pukul oleh istrinya lagi. "     

Lalu Robin kembali tertawa, begitu juga dengan juan.     

" Oh iya, aku sampai melupakan hal itu."     

Sore hingga malam, mereka hanya membuly sekertaris Ju saja.     

Sekertaris Ju harap maklum dengan bercandaan kedua orang itu dan menikmati waktu yang nyaman bersama mereka.     

Tepat pukul 8 malam Juan sampai ke rumah.     

Ia masih duduk lemas di dalam mobil, Juan masih takut masuk kedalam rumah.     

Jika hey kha melihatnya mabuk seperti ini, entah apa yang akan ia perbuat.     

Pak John melihat Juan tidur didalam mobil dan tidak masuk kedalam, pergi menemui hey kha dan mengatakan keadaan Juan.     

" Juan mabuk ? " Tanya hey kha dengan ekspresi wajah yang menyeramkan.     

" Iya nona, tuan minum bersama dengan Robin dan juga sekretaris Ju, sepertinya untuk menghibur Robin. "     

Hey kha meminta pak John memapa Juan hingga kedalam kamar dan meminta bibi Han menyiapkan sup penghilang mabuk untuk Juan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.