MENGEJAR CINTA

ELISA YANG MEMAKSAKAN DIRI



ELISA YANG MEMAKSAKAN DIRI

Setelah membaringkan Juan ke tempat tidur, pak John keluar dari kamar itu.     

Hey kha membual sepatu serta kaus kaki Juan, setelah itu membuka kancing kemeja Juan.     

" Aku tidak tahu apa yang terjadi pada pria-pria yang senang mabuk-mabukan, tapi awas saja jika kau sadar besok, aku akan memarahimu. "     

Ucap hey kha sambil melepaskan pakaian Juan yang bau alkohol.     

Juan yang masih setengah sadar itu pun memili menutup matanya dan diam, ia sangat ingin meminta maaf saat itu, tapi jika ia lakukan sekarang sama saja ia menggali kuburannya sendiri.     

Kali ini hey kha begitu kesal, dan itu ia bisa rasakan ketika hey kha membuka kancing kemejanya dengan sedikit kasar.     

Juan tahu bahwa hey kha pasti akan sangat marah, karean hey kha membenci Juan ketika meminum alkohol.     

Sementara Robin juga sampai dalam keadaan mabuk di Anatar oleh sekertaris Ju di rumahnya.     

Sekertaris Ju, menekan bel rumah dan yang membuka pintu adalah Elisa.     

Kebetulan Elisa sedang duduk menunggu Robin, karena ia sangat sulit untuk di hubungi.     

" Apakah dia mabuk tuan Ju ? "     

Tanya Elisa pada sekertaris Ju.     

" Iya, "     

Elisa meminta sekertaris Ju untuk membiarkan dirinya membawah robin kedalam.     

Sekertaris Ju menyerahkan Robin pada Elisa lalu panik untuk pergi.     

Elisa memapa Robin menaiki tangga, saaat itu kebetulan Sam melihatnya.     

" Kakak, apakah kak Robin mabuk ? "     

Elisa mengatakan pada Sam untuk mengecilkan suaranya, agar tidak di dengar oleh bibi Han.     

Sam membantu Elisa membawah robin masuk kedalam.     

Setelah sampai di kamar, Elisa mengatakan bahwa ia yang akan mengurus Robin, Sam bisa kembali ke kamarnya untuk belajar.     

Sam melakukan apa yang Elisa katakan, lalu Elisa pergi ke kamar mandi mengambil air panas dan mengelap tubuh Robin yang telah ia lepaskan pakaiannya itu karena bau alkohol yang sangat kuat.     

" Aku mengeri perasaanmu Robin, karena aku juga merasakan hal yang sama karena mu, aku berusaha mengikhlaskan agar kau tidak mendapatkan timbal baliknya, tapi nyatanya semua percuma dan kau masih saja sakit karena dirinya."     

Saat Elisa sedang membersihkan tubuh Robin dengan kain hangat, tiba-tiba saja ia di buat terkejut saat Robin menarik tangannya dan membaringkan tubuhnya ke kasur.     

" Rp, Robin. Kau .."     

Robin tidak mengatakan apa pun dan langsung mencium Elisa.     

Elisa tercengang melihat hal itu lalu mendorong tubuh Robin, namun dekapan Robin sangat kuat hingga ia sendiri sangat susah untuk bergerak.     

( Tidak, ini tidak benar.)     

Gumam Elisa yang mencoba memberontak namun tidak membuahkan hasil, yang ada ciuman Robin memberikan perasaan tertentu pada dirinya.     

Perasaan yang selama ini ia pendam, dan itu juga adalah kali pertama Robin mencium Elisa semejam mereka menikah 2 tahun yang lalu.     

Air mata Elisa perlahan mengalir, ketika Robin menciumi terus menerus dan ia tidak memberontak lagi.     

(Kali ini saja, kali ini saja ijinkan aku menjadi wanita yang egois dan bisa memilikimu seutuhnya malam ini. Aku adalah wanita yang tidak punya rasa malu karena berharap sesuatu yang lebih pada orang yang tidak mencintai ku. )     

Tetes demi tetes air mata Elisa jatuh saat nama wanita lain yang Robin bisaikan ke telinganya.     

" Adel. "     

Sakit hati hingga seakan hancur hati yang terlihat kuat selama ini, ketika mendengar hal itu. Tapi rasa cinta yang terpendam selama ini membuat Elisa menahan semua itu, dan memilih melakukanya bersama Robin saat Robin yang berinisiatif sendiri, walaupun itu dalam keadaan mabuk dan tidak sadarkan diri tapi itu cukup sebagai hadiah perpisahan untuk Elisa.     

Walaupun esok Robin akan memaki atau mengecap dirinya sebagai wanita tidak tahu malu, tapi ia tetap akan melakukan hal ini menerima apa pun yang akan Robin katakan esok.     

Sepanjang malam Elisa hanya bisa tersenyum dengan tetesan air mata, ketika Robin hanya menyebut nama Adelia saat sedang bersama dirinya.     

Malam berlalu dengan cepat dan semua orang tertidur pulas dengan mimpi indah mereka, tanpa ada yang tahu penderita orang lain yang tidak bisa memejamkan mata mereka ketika memikirkan hati esok mungkin bisa menjadi neraka dan mimpi buruk ketika mereka membuka mata.     

***     

Keesokan paginya, hey kha membuka mata dan tidak melihat Juan di samping tempat tidurnya.     

Hey kha melihat jam dinding yang menunjukan pukul 6 pagi, tapi Juan telah bangun.     

Hey kha yang masih memakai pakaian tidur turun kebawah untuk mencari Juan karena ia mencari Juan di ruang kerjanya namun Juan tidak berada di sana.     

" Dimana Juan ? "     

Tanya hey kha pada seorang pelayan.     

" Tuan, berada di dapur nona. "     

Hey kha segera pergi melihat apa yang Juan lakukan kali ini untuk membujuk dirinya.     

Hey kha tahu bahwa Juan pasti ingin membujuk dirinya agar tidak marah.     

" Tapi kali ini aku pasti akan me...."     

Belum selesai hey kha bicara, ia tercengang melihat Juan yang begitu berantakan dengan tepung di seluruh tubuhnya.     

" Juan, apa yang sedang kau masak ? "     

Juan segera berbalik dengan detakan jagung yang begitu cepat ketika mendengar suara hey kha.     

" Pagi istriku yang manis. Aku sedang membuat roti dadar gulung untukmu, sebagai sarapanmu pagi ini. "     

Hey kha yang sangat ingin marah, menjadi luluh melihat perjuangannya sang suami yang berupaya agar dirinya tidak akan marah lagi padanya.     

" Mana bibi Han ? "      

Tanya hey kha pada Juan.     

" Mengapa ? Apakah kau tidak yakin dengan roti dadar gulung buatankku ? "     

" Iya. " Jawab lantang hey kha.     

" Tidak perlua yakin sayang, dan duduk dengan cantik di meja makan, Karena rotinya siap untuk di sajikan. "     

Juan pun mematikan kompor dan meletakan roti dadar gulung buatannya itu dengan cantik di atas piring.     

" Silakan makan sayang. "      

Hey kha yang melihat Juan tampak kacau memanggil Juan agar duduk di dekatnya.     

Juan dengan senang hati melakukan apa yang di minta hey kha.     

" Ambilkan aku semangkuk air dan juga handuk "     

Pinta hey kha pada Seorang pelayan.     

Hey kha mengangkat tangannya, lalu memberikan sisa tepuk di wajah Juan dengan lembut.     

" Kau tidak seharusnya berada di dapur untuk memasak Juan, lihatlah wajah mu begitu berantakan, terlebih lagi tanganmu yang penuh dengan tepung ini. "     

Hey kha mengambil handuk yang berada di dalam randaman air yang ia minta dan memberikan tangan Juan dengan itu.     

Hey kha membersikan kedua tangan Juan, nun ia tidak mengatakan apa-apa lagi dan Juan merasa sedih melihat itu.     

" Marahlah padaku dan omeli diriku, aku tidak keberatan dengan itu semua tapi jangan diamkan diriku. Aku melakukan semua ini bukan karena takut kau omeli, tapi aku takut kau marah dan sakit. Kau bisa menjambak rambutku dan juga memukuliku tapi tolong lihat aku dengan senyuman manismu. "     

Hey kha menganggu kepalanya dan tersenyum manis melihat Juan seperti yang Juan minta.     

" Aku bukannya marah padamu suamiku, aku hanya kasihan melihat wajah tampanmu berantakan, serta tanganmu yang halus itu menjadi kasar ketika melakukan pekerjaan dapur. Aku ingin kau lebih menghargai dirimu sendiri, dengan kau berjalan di dalam rumah saja, para pelayan histeris dalam hati mereka karena begitu mengagumi ketampananmu, apa lagi jika kau memasak dengan pose yang super tampan seperti tadi, sungguh membuat jantung seakan berhenti sayang. "     

Juan tertawa mendengar perkataan hey kha yang sangat memuji ketampanannya.     

( Dia adalah hey kha ku yang paling jujur dan berterus terang, bahwa ia sangat mengagumi ketampanan suaminya sendiri)     

Tapi Juan merasa tidak nyaman saat mendengar bahwa para pelayan ikut mengagumi dirinya seperti hey kha, menurut Juan yang bisa mengagumi dirky hanyalah hey kha dan wanita lain tidak boleh.     

" Mulai besok, akan aku pecat para pelayan ini yang mengagumi diriku. Hanya istriku yang berhak mengagumi diriku dan bukan kalian."     

Hey kha sungguh terkejut mendengar perkataan Juan, sementara para pelayan yang mendengar hal itu, semuanya berlutut meminta maaf pada Juan dan meminta agar membiarkan mereka tetap bekerja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.