MENGEJAR CINTA

Berjuang Bersama



Berjuang Bersama

hey kha masih memalingkan wajahnya dari Elisa yang duduk di sampingnya.     

Hey kha hanya diam saja ketika Elisa duduk berdekatan dengannya.     

'aku tidak ingin melihat,bagaimana reaksi elisa  melihat ku yang sedang menahan malu karena mengagetkan momen bahagia elisa.!' batin hey kha.     

Elisa dapat melihat wajah hey kha yang sedang malu karena merasa bersalah padanya.     

Elisa lebih dekat lagi pada hey kha dan berkata.     

"apakah kak hey kha tahu apa yang terjadi saat itu.?! Aku dan Robin sangat terkejut ketika kakak masuk.untung saja aku dan Robin tidak melakukan apapun.!"      

Elisa tersenyum saat hey kha menatap kesal padanya.     

"Aku sangat senang dengan perhatian yang kak hey kha berikan padaku."     

Lalu memeluk hey kha dengan erat.      

'momen ini sangat menyenangkan seandainya dapat berlangsung lama, berkat kebaikan hatinya.aku bisa merasakan disayangi oleh seorang kakak' gumam Elisa.     

" kau sangat baik kak,"     

Kata Elisa yang masih memeluk hey kha.     

Hey kha dapat mendengar dan merasakan air mata yang jatuh menetes di bahunya.     

" Apa yang harus aku lakukan Elisa?!kau membuatku benar-benar takut kali ini.!!"     

Kata hey kha, memeluk erat Elisa sambil menangis.     

Elisa masih bingung dengan apa yang terjadi, dan juga maksud perkataan hey kha.     

Elisa berpikir bahwa hey kha tidak mungkin mengetahui penyakitnya ini.     

Yang tahu hanyalah dokter yang merawat dan juga dokter Rian.     

"Ma-maksud kak hey kha?!"     

Tanya Elisa dengan gugup.     

Tapi hey kha masih terus memeluknya sambil menangis.     

Kali ini Elisa benar-benar yakin bahwa hey kha mengetahui penyakitnya.     

Tangan Elisa yang memeluk hey kha,jatuh lemas kebawah mengetahui bahwa hey kha tahu akan penyakitnya, dan mengingat lagi perhatian Robin padanya, dan semua kata-kata Robin.     

Itu artinya bahwa Robin pun tahu bahwa ia akan segera mati.     

Hey kha yang merasakan tangan Elisa tidak memeluknya lagi, serta Elisa yang hanya diam saja.     

Melepaskan pelukannya dari Elisa, hey kha melihat Elisa yang tampak pucat serta diam saja membuatnya khawatir.     

" Ada apa Elisa?! Apa yang sakit?!!"     

Tanya hey kha pada Elisa.     

Namun Elisa tetap diam mematung dengan air mata mengalir di wajahnya.     

Kali ini hey kha mengerti bahwa Elisa pasti syok, karena dia mengetahui penyakit yang selama ini Elisa sembunyikan dari semua orang.     

" Jangan seperti ini Elisa?! Kau membuatku sedih. Aku tahu kau menyembunyikan semua ini dari kami, tapi kau juga kejam. Aku sebenarnya sangat marah padamu. Bisa-bisanya kau berbuat seperti ini padaku dan juga semua yang menyayangi mu."     

"Ti-tidak kak.!bukan seperti itu. Aku hanya tidak ingin kak menangis seperti ini, terlebih lagi Robin?!! Mana mungkin aku rela pergi jika seperti ini."     

Elisa menundukkan kepalanya sambil menangis.     

Hey kha memeluk Elisa saat itu. Sementara Robin berdiri di balik pintu,sambil mengusap air matanya.     

*Penyesalan memang selalu datang belakangan.!! Disaat orang yang kita abaikan akan pergi,barulah kita mengerti bahwa selama ini, ia selalu berdiri di belakang,depan bahkan selalu ada di samping kita untuk menunjukan diri dan juga persaannya,tapi kita malah berpura-pura tidak tahu. Dan sekarang malah sok care atau perduli disaat ia akan mati.!! sungguh lucu.!!! Tapi jika bisa mengulang waktu itu. Mungkin Robin akan menjadi Robin yang sama atau Robin yang akan memberikan hatinya pada Elisa sama seperti saaat ini. Cinta yang ironis selalu datang penyesalan dibelakang, dan cinta sejati selalu menyadari saat seseorang tersakiti.!!*     

Juan berdiri di samping robin, lalu memberikan semangat pada Robin.     

" Ini bukanlah waktunya untuk bersedih.! Bahagiakan dia, dia layak mendapatkan hal itu, setidaknya itu yang bisa kau lakukan."     

Robin mengerti dan tahu apa yang dikatakan Juan. Tapi hatinya masih saja sakit ketika mendengar kata-kata Juan.     

Robin meminta Juan untuk bicara dengan dokter Frans,tapi juan mengatakan bahwa hasilnya sama saja.     

Karena dokter Frans itu adalah dokter Elisa juga, namun kasus Elisa sangat sulut dan angka kematian untuk penyakit kangker darah ini begitu tinggi.     

Dokter Rian,bahkan berkonsultasi dengan dokter around dan juga sho Ju.     

Namun mereka tidak menemukan hasil yang baik untuk Elisa, mereka hanya merekomendasikan terapi di bandingkan operasi, yang bisa saja mengakibatkan Elisa tidak bangun lagi/koma, hingga semua sistem syarafnya mati dan Elisa pun tidak tertolong lagi.     

Semua harapan benar-benar musnah, apa lagi tubuh Elisa mulai tidak sehat sejak hari itu.     

Ribin masih menunggu kedatangan Elisa, tapi elisa tidak juga kembali.     

Sebenernya Robin ingin menunggu Elisa sampai keluar dari ruangan hy Ju tapi ia tidak ingin, Elisa tahu bahwa dirinya mendengar semua yang mereka bicarakan dan memvuat Elisa jadi salah paham.     

Robin meminta suster untuk melihat Elisa diruangan hy ju dan memintanya untuk membantu Elisa.     

Suster itu pun melakukan apa yang di minta oleh Robin.     

" Hhmm,Aku harap Elisa tidak akan menjauhi ku.!!"     

Robin merasa bosan saat itu,karena hanya sendirian.     

Suara pintu kamar terbuka dan hal itu membuat Robin senang.     

Robin segerah beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri Elisat, Namun langkah Robin terhenti ketika melihat yang masuk itu bukanlah Elisa melainkan seorang suster.     

Robin bertanya ketika melihat suster itu masuk.     

"Maaf tuan, jika saya menggangu tuan."     

Ucap Suster pada Robin.     

"Ada apa?!"     

Tanya Robin saat itu.     

" Saya ingin menyampaikan pesan dari nona Elisa,bahwa ia sedang berjalan-jalan di taman saat ini. Nona Elisa berpesan agar tuan istirahat,karena ia ingin menenangkan diri sebentar."     

Mendengar perkataan suster itu,Robin tahu maksud dari kata-kata elisa.     

bahwaia ingin sendiri dan tidak mau di ganggu.     

"Baiklah, kau bisa pergi. Aku akan memanggil jika aku butuh sesuatu.!!"     

Robin tahu bahwa hal ini pasti akan terjadi,dimana Elisa butuh sendiri dan pada akhirnya akan pergi meninggalkannya.     

Robin mulai berpikir keras bagaimana caranya,agar bisa membujuk Elisa dan meyakinkan Elisa bahwa dirinya ingin berada di sisi Elisa hingga akhirnya.     

Sementara itu Elisa, duduk di taman dengan di samping seorang suster.     

Air matanya masih saja terus mengalir.     

" Bukankah aku telah bertekad untuk mengalah,tapi mengapa aku masih saja tidak bisa terima jika Robin hanya kasihan padaku.!! Padahal aku mula mengalah karena aku ingin bersamanya walaupun tanpa tak tahu malunya aku.!!"     

Suster yang tadinya berdiri di samping Elisa meminta ijin untuk duduk di sebelahnya.     

Suster itu menepuk pundak Elisa dengan pelan untuk membuatnya tenang.     

" Apakah kau juga kasihan padaku?!!"     

Tanya Elisa yang membuat suster itu terkejut.     

" Ya...nona."     

" Aku tahu bahwa aku memang pantas di kasihani, tapi aku malah menjadi egois saat ini, padahal aku tidak bisa egois dengan sisa hidupku yang tinggal sedikit ini."     

" Saya tahu perasaan nona. Saya telah banyak menyaksikan kehilangan selama ini, dimana orang tua menangis hingga pingsan karena kehilangan anaknya, istri kehilangan suaminya tau sebaliknya dan masih banyak lagi. Dan semua pasien itu, menyesal karena selama hidupnya tidak menerima cinta yang sehat mereka dapatkan dan lebih memilih untuk membenci.!! Hingga tiba saat akan pergi hanya air mata dan kata maaf yang terucap dari mulut mereka, sebuah penyesalan yang datang terlambat dan menyisakan luka yang dalam pada orang yang di tinggalkan."     

Elisa yang masih menangis, tiba-tiba saja terdiam mendengar perkataan suster itu. Terlebih lagi terlihat jelas kesedihan di matanya.     

" Nona,saya ingin nona tidak termasuk dalam orang-orang yang menyesal disaat terakhir. Jika memang keajaiban datang dalam hidup nona. Maka ini akan membuat lembaran baru untuk kehidupan nona,yang sempurna. Tapi jika keajaiban itu tidak datang dalam bentuk penyembuhan. Nona masih di beri keajaiban lainnya, dengan cinta dari orang-orang yang nona sayangi dan membuat mereka lebih kuat lagi, serta meninggalkan kenangan indah untuk mereka agar nona selalu di kenang dalam hati sampai kapanpun."     

Hati Elisa menjadi tenang, setelah mendengarkan nasehat dari suster itu.     

Elisa pun tersenyum senang lalu mengucapkan terima kasih pada Suster itu.     

Sebuah inspirasi yang membuat orang lemah dan putus asa dengan kematian menjadi hidup.     

Elisa kembali ke ruangannya, dan melihat Robin yang berdiri menyambutnya.     

Elisa segerah berlari kearah Robin, Robin yang melihat hal itu sangat terkejut dan melangkah untuk menghampiri Elisa.     

Elisa memeluk Robin, dengan erat.     

" Maafkan aku membuatmu khawatir. Tolong jaga aku dengan baik, agar kau tidak khawatir lagi kedepannya,karena aku berada di sisimu."     

Robin sangat terharu dengan perkataan Elisa, lalu memeluknya sambil mencium kepala Elisa.     

" Pasti. Aku akan berusaha sebaik mungkin, dan akan selalu berada disisimu.!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.