MENGEJAR CINTA

Belajar Marayu



Belajar Marayu

Hey kha merasa sangat senang, setidaknya mereka berdua masih tetap saling menyayangi,walaupun terkadang mereka selalu saja bertengkar.     

Karena bosan di dalam kamar hy ju meminta hey kha untuk jalan-jalan di luar dan Hy kha mengiyakannya.     

Sementara Juan meminta izin pada hy kha untuk pergi ke kantor, karena ada sesuatu yang begitu darurat di kantor.     

" Kau pergilah.! Lagi pula hy Ju sekarang baik-baik saja.!!" Ucap hey kha pada Juan.     

Sebelum pergi,Juan masih memberikan kecupan pada hey kha, lalu mengelus kepala hy Ju.     

" Jaga ibumu baik-baik." Kata Juan pad ahy Ju.     

Juan meminta para pengawal untuk lebih memperketat penjagaan pada mereka, danbtidak membiarkan hey kha melakukan sesuatu yang pekerjaan yang berat.     

" Jika itu menyangkut ibu,pasti ayah akan lebih banyak bicara. Padahal dia tidak seperti itu." Kata hy Ju.     

" Kelak kau juga harus memperlakukan pasanganmu lebih baik dari ayahmu. Jangan sakiti hati pasanganmu,beri dia kebebasan untuk memilih, dan jangan menekannya."     

Ucap hey kha pada hy Ju.     

" Baik ibu. Akan hy Ju ingat nasehat ibu."     

Hey kha sangat senang mendengar perkataan itu dari hy Ju.     

Hey kha sendiri tidak ingin hy Ju, menjadi seperti Juan di awal mereka bertemu. Karena tidak semua wanita sekuat dan setegar dirinya.     

Bisa saja wanita itu akan lari untuk selamanya, dan yang tersisa hanyalah rasa sakit dan juga penyesalan.     

Hey kha tidak ingin hy Ju, merasakan itu semua.     

" Ibu, apakah hy Ju harus menggantikan ayah suatu saat nanti, untuk mengurus perusahaan.?!"     

Tanya hy Ju pad hey kha.     

Hey kha menjadi sangat bingung harus menjawab apa saat itu.     

Karena di sisi lain, hanya hy Ju satu-satunya pewaris di keluarga Yin.     

Paman saint (paman Juan) tidak memiliki anak selama 15 tahun berumah tangga bersama istrinya, dan itu pun mereka baru saja mengadopsi anak perempuan yang berumur 5 tahun.     

Karena istrinya sangat menyukai anak perempuan, dan paman saint sangat mencintai istrinya serta mengikuti apa pun yang istrinya inginkan.     

Sementara Tante Lauren hanya memiliki Laura saja, dan hingga kini ia masih senang menjada setelah berpisah dengan suaminya 7 tahun yang lalu.     

Saat ini hanya hy Ju, satu-satunya penerus di perusahaan Yin.     

Paman saint dan juga bibi Lauren tidak memperebutkan harta seperti kebanyakan keluarga lainnya.     

Mereka juga mempunya bisnis sendiri dan juga perusahaan sendiri.     

Mereka sibuk dengan kehidupan dan juga bisnis sendiri.     

Mereka lebih senang mengurus perusahaan sebesar itu.     

Hey kha juga tidak percaya dan menuangkan bahwa bisa mendapatkan pria seperti Juan.     

Tidak pernah terbayang di benaknnya bisa bersama pria sehebat itu.     

" Untuk saat ini, hy Ju hanya perlu bermain karena hy Ju masih kecil. Untuk kedepannya biarkan ayahmu yang mengurus perusahaan. Tapi jika sudah waktunya, kau harus bisa memikul tanggung jawab itu,karena kau adalah seorang pria. Dan seorang pria mempunyai tanggung jawab lebih besar dari dari pada seorang wanita. Itu sebabnya kau butuh semua itu,untuk keluargamu kelak.!!" Nasehat hey kha pada hy Ju.     

Hy Ju pun mengerti dengan apa yang di katakan oleh hey kha, bahwa suatu saat nanti pasti ia yang akan meneruskan tanggung jawab itu menggantikan ayahnya.     

***     

Sementara itu.      

Elisa melihat Robin yang telah membaik, mengatakan bahwa sebaiknya mereka segera pulang kerumah,karena Elisa merasa tidak nyaman berada di rumah sakit.     

" Robin, bagaimana jika kita pulang kerumah besok.! Aku merasa tidak nyama terlalu lama di rumah sakit."      

" Tidak. Kau masih butuh perawatan, bisakah kau menahannya sedikit lebih lama lagi.?" Jawab Robin pada elisa.     

" Aku ingin pulang Robin. Aku rasa, aku akan makin sakit jika terlalu lama di tempat ini.aku mohon.!" Ucap Elisa.     

Robin yang melihat sikap Elisa seperti itu, tidak bisa berbuat apa-apa lagi.     

" Kau bisa pulang besok. Tapi dengan syarat bahwa kau harus di rawat oleh sekat Suster di rumah.!"     

Elisa yang tadinya tersenyum, sekarang senyum itu memudar ketika mendengar perkataan Robin.     

Robin yang melihat itu, berpikir bahwa kali ini ia salah.     

" Maafkan aku Elisa,aku hanya berusaha melakukan yang terbaik untukmu.!!"     

Elisa mengangkat kepalanya melihat Robin, dengan wajah yang tampak sangat serius.     

" Bisakah aku bebas seperti dulu.?! Aku tidak ingin semua orang kasihan ketika melihat ku, berada di samping seorang suster. Aku tidak ingin diriku terlihat lemah.!! Jika aku sakit, aku akan mengatakannya padamu. Aku tidak butuh seorang suster.!!! Itupun jika kau aku mengatakannya."     

Robin segerah memeluk Elisa ketika mendengar perkataan Elisa.     

" Maafkan aku. Aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya takut. Tidak.!! Aku sangat takut jika sesuatu terjadi padamu."     

Elisa balik memeluk erat Robin.     

Elisa sendiri sangat sedih ketika Robin, mulai mengkhawatirkan dirinya.     

Elisa tidak ingin membuat Robin lebih terluka lagi,tapi pada kenyataannya bahwa ia akan menyisakan luka lebih besar lagi bagi Robin saat kematiannya.     

" Tidak ada yang abadi di dunia ini.!!" Gumam Elisa.     

Robin melepaskan pelukannya lalu melihat Elisa.     

" Walaupun tidak ada yang abadi di dunia ini,tapi buatku kau selalu abadi didalam hatiku.!"      

Elisa tersipu malu mendengar perkataan Robin.     

" Kau sangat pintar merayu.!!" Ucap elisa pada Robin. Robih tersenyum lebar mendengar hal itu.     

Robin selalu membantu apapun yang Elisa lakukan,bahkan untuk makanan Elisa, Robin sendiri yang pergi untuk membelinya.     

Melihat Robin yang begitu perhatian padanya membuat Elisa begitu terharu.     

Namun di sisi lain. Elisa juga sangat gelisa tentang bagaimana cara menyampaikan penyakitnya ini pada Sam.     

Bibi Han menelpon bahwa Sam sangat khawatir padanya(Elisa),  sebab bibi Han berbohong pada Sam, bahwa Elisa sedang keluar kota karena pekerjaan.     

Walaupun awalnya sam tidak percaya, namun bibi Han berhasil meyakinkan Sam, walaupun itu harus berbohong sekalipun.     

" Ada apa Elisa?! Kau tampak bingung.!" Tanya Robin pada Elisa.     

" Aku sedang berpikir bagaimana caranya, aku mengatakan pada Sam tentang penyakitku ini. Sam pasti akan sangat terluka. Tapi yang paling aku takutkan Sam tidak bisa menerima sama sekali dan akan berbuat sesuatu yang...!!" Elisa pun berhenti berkata lalu menundukkan kepalanya.     

Sam sangat keras kepala. Apa lagi jika itu menyangkut Elisa, Sam akan sangat sensitif.     

" Kau tidak perlu khawatir, Sam adalah anak yang baik. Dia pasti bisa mengerti dan menerima walaupun butuh waktu yang lama."     

Elisa menganggukkan kepalanya.     

'kau tidak mengenal Sam dengan baik. Aku tahu sifat Sam.!!' batin Elisa.     

" Apakah kau membutuhkan sesuatu.?" Tanya Robin pada Elisa.     

Elisa menggelengkan kepalanya.     

" Katakan saja jika kau butuh sesuatu. Aku pasti akan melakukan apapun itu." Ucap Robin.     

" Benarkah.?!" Tanya Elisa.     

"Iya." Jawab Robin.     

" Aku tidak membutuhkan apa pun,karena aku telah memilikinya. Tapi Kecuali satu hal.!!"      

" Apa itu.?!" Tanya Robin.     

" DIRIMU.!! Aku hanya membutuhkan dirimu. Karena hanya dirimulah yang paling sulit untuk ku dapatkan.!!"     

Robin tercengang sejenak ketika mendengar perkataan Elisa.     

Perkataan Elisa sangat memukul hatinya. Selama ini hanya perhatian dan juga cintanya yang tidak Elisa miliki.     

" Maafkan aku." Ucap Robin dengan oenuh penyesalan.     

Elisa cukup terkejut melihat ekspresi wajah Robin. Sebab bukan ekspresi wajah seperti itu yang Elisa harapkan saat mengatakan itu.     

" Seharusnya ungkapan yang tulus dengan wajah yang tersipu malu saat wanita mengutarakan perasaannya, seperti yang ada di film romantis. Tapi melihat dan mendengar ucapanmu yang seperti itu, malam menjadi film yang bergenre sedih.hhmmm...!!"     

Kata Elisa pada Robin sambil memalingkan wajahnya dengan cemberut.     

Robin baru saja sadar setelah mendengar perkataan Elisa, bahwa Elisa mengutarakan perasaannya saat itu, dan ingin melihat balasan atas pengungkapannya itu. Tapi malah ia(Robin) merusak segalanya.     

'aku harus belajar cara untuk bersikap romantis dari sekarang.! Haruskah aku bertanya pada dokter Rian?! Ah tidak. Dia saja selalu di marahi oleh istri.! Sekertaris Ju juga sama halnya. Mereka adalah suami takut istri. Jika mereka pria romantis tidak mungkin setiap hari selalu mendapatkan Omelan dari istri mereka. Jika tuan Juan ???!!!' batin Robin yang sedang berpikir keras bagaimana caranya bersikap romantis kepada pasangan.     

selama ini ia hanya mengajak Adelia makan, dan juga memberikan bunga padanya(adelia).     

Sedangkan ungkap ataupun kata romantis mungkin sekali dua kali ia ucapkan.     

Elisa merasa bingung melihat ekspresi wajah Robin sering berubah-ubah sejak tadi.     

Tapi hal itu membuat Elisa tersenyum senang, karena Robin tampak lucu. Walaupun Robin mengacuhkan pertanyaan yang ia berikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.