MENGEJAR CINTA

Memecat Para Pelayan



Memecat Para Pelayan

Keesokan harinya Elisa keluar dari rumah sakit, begitu juga dengan Hy Ju.     

Dokter mengetakan pada elisa untuk mengikuti terapi secara rutin mulai saat ini. Robin mengatakan pada dokter Eli, bahwa ia akan bertanggung jawab langsung dengan terapi yang di lakukan oleh Elisa.     

" Baiklah. Sebelum itu, aku ingin bicara dengan tuan Robin sebentar diluar." Kata dokter Eli pada Robin.     

Mereka pun keluar dari ruangan itu, sementara Elisa di bantu oleh bibi Han.     

" Ada apa dokter.?!" Tanya Robin, yang sedikit khawatir.     

" Saya akan langsung ke intinya saja.!! Kondisi Elisa semakin hari bisa saja memburuk, dan mungkin tubuhnya tidak akan sanggup menahanya. Karena Elisa memutuskan untuk pulang kerumah, aku hanya mengingatkan untuk tidak meninggalkan dirinya sendirian."      

Robin cukup kaget mendengar perkataan dokter Eli padanya.      

Robin semakin tidak Tenang dan juga semakin khawatir.     

" Maaf tuan. Sebagai seorang dokter saya harus mengatakan hal ini pada tuan.!! Bukannya saya bermaksud untuk menakuti tuan Robin, tapi penyakit Elisa sudah memasuki stadium 4, dan penyakit kanker darah ini begitu ganas dan juga menyakitkan. Aku mengatakan hal ini untuk mencega hal terburuk kedepannya.!!"      

Robin lebih terkejut lagi setelah mendengar semua itu.     

Baru saja hatinya menjadi tenang tapi kini...!!     

Dokter Eli masuk kedalam ruangan Elisa, dan menasehati serta mengatakan apa saja yang tidak bisa ia lakukan.     

Beberapa saat kemudian Robin masuk kedalam ruangan.     

Elisa yang melihat wajah Robin tampak pucat bertanya.     

" Apakah kau sakit Robin.?!"      

" Tidak. Aku baik-baik saja." Ucap Robin dengan senyuman di wajahnya.     

" Ayo kita pulang. Aku telah selesai mengutus Segalanya.!! "      

Robin membantu Elisa saat itu, namun Elisa mengatakan bahwa ia baik-baik saja.     

" Aku baik-baik saja. Tolong jangan perlakukan aku seperti orang lemah.!!"      

Kata Elisa pada Robin.     

" Maafkan aku." Ucap Robin.     

Elisa melihat wajah bersalah Robin, menggandeng lengannya.     

" Seperti ini bisa.!! "     

Robin tersenyum senang melihat senyum Elisa.     

Sementara hy Ju juga kembali kerumah.     

Dalam perjalan pulang ketumah, hey kha menerima telpon dari dokter Amira di Indonesia.     

" Pagi dokter hey kha." Sapa dokter Amira.     

" Pagi juga dokter Amira." Sapa balik hey kha.     

Juan duduk sambil memangku hy Ju di pangkuannya.     

Sebenarnya Juan tidak ingin melakukan hal itu, begitu juga dengan Hy Ju.     

Namun hey kha memaksa mereka berdua, agar lebih mempererat lagi kasih sayang di antara mereka berdua,katean mereka sering bertengkar.     

Walaupun mereka berdua begitu dekat tapi ekspresi wajah mereka sungguh sangat Luce dan menggemaskan.     

Tidak saling bicara dan juga menyetuh, sungguh pemandangan yang membuat hey kha senyum-senyum sendiri saat melihat itu.     

"Oh iya, dokter hey kha.! Bagaimana kabarmu ?!" Tanya dokter Amira.     

" Baik. Bagaimana dengan dokter Amira, dan juga stap rumah sakit.??!"      

Tanya balik hey kha.     

" Baik,kami semua dalam keadaan baik.!! Kami sangat merindukan dirimu." Jewab dokter Amira pada hey kha.     

Mereka pun berbincang seputaran pekerjaan hey kha yang tiba-tiba saja berhenti, dan juga pindah dari rumah sakit itu.     

Dokter Amira tidak heran karena jika itu terjadi, mengingat suami hey kha begitu kaya raya.     

" Oh iya. Bagaimana kabar suamimu yang tampan itu.?!!" Tanya dokter Amira pada hey kha.     

Hey kha tersenyum mendengar pertanyaan dokter Amira.     

Hey kha mengganti panggilan telpon biasa dengan panggilan video.     

Hey kha tersenyum melihat dokter Almira yang yang tpak terkejut.     

Hey kha mengatakan kamera ke arah Juan yang duduk memangku hy Ju, sambil membaca sebua buku laporan.     

" Hai sayang..., Ucapkan salam pada dokter Amira." Kata hey kha pada hy Ju.     

" Selamat pagi dokter." Sapa hy Ju.     

Sementara dokter Amira dan juga beberapa dokter lainnya terdiam melihat Juan yang duduk seperti itu. Bagaimana Seorang aktris tertampan dengan pesona yang luar biasa.     

" Juan bisakah kau tersenyum untukku.!!" Pinta hey kha pada Juan.     

Juan tahu apa yang cobo hey kha lakukan, walaupun ia tidak menyukai hal itu, tapi jika di minta hey kha. Mau tidak mau.!! Harus tetap melakukannya.     

Juan pun tersenyum manis melihat ke arah kamera dan menyapa dokter Amira.     

" Ya Allah, dokter hey kha. Kau mempunyai suami yang begitu tampan. Sungguh aku tidak pernah melihat pria setampan suamimu." Kata dokter Amira, memuji Juan.     

Namun seorang dokter wanita yang berada di samping dokter Amira berkata.     

" Tapi dokter Sho Ju tidak kalah tampan. Ah, sungguh ciptaan Tuhan yang begitu sempurna."     

Juan tiba-tiba saja kesal karena ia di Bandingkan dengan sho ju. Terlebih lagi mereka mengatakan kedekatan sho Ju dengan hey kha, selama hey kha bekerja disana.     

Hey kha yang melihat Juan mulai kesal, segerah memberikan salam pada mereka sebagai salam penutup panggilan.     

" Paman sho Ju memang tampan, selain itu juga pintar serta perhatian. Selama kami di Indonesia, paman sho Ju selalu saja  datang ke rumah...!!!" Kata hy Ju, yang mebuat Juan semakin kesal.     

Hey kha pun segera menutup mulut hy jua.     

Padahal hey kha berencana membuat kasih sayang di antara mereka lebih erat lagi tapi mereka selalu saja bertengkar.     

" Ayah masih lebih tampan, pintar dan juga perhatian di bandingkan dia.!! Ayah juga di juluki sebagai mahasiswa jenius waktu sekolah dan juga kuliah. Ayah lebih baik di bandingkan si brengsek itu.!!" Ucap kesal Juan saat itu.     

" Hhhmmm...!!!" Gumam hy Ju, dengan mulut manyun kedepan mendengar perkataan Juan.     

" Mengapa kau seperti itu.??!! Apakah kau tidak setuju dengan perkataan ayah.?!"     

Tanya Juan pada hy Ju. Hy Ju yang ingin menjawab pertanyaan Juan, namun segerah hey kha hentikan dengan menutup mulut hy Ju. Pasti hy tji akan menjawab ketus pada Juan dan membuat mereka bertengkar lagi.     

" Aku setuju. Aku setuju. Bahwa kau lebih dari segalanya, suamiku." Kata hey kha dengan menyetuh wajah Juan.     

Juan pun menyetuh tangan hey kha lalu mengecupnya.     

"Terima kasih sayang.tapi kau masih harus menjelaskan ini.!!" Ucap Juan yang awaly tersenyum, namun berbalik menatap tajam ke arah hey kha.     

Hey kha pun menganggukkan kepalanya.     

Hy Ju yanv melihat hal itu, menghalangi pandangan Juan ke hey kha.     

Juan berusaha menatap hey kva tapi hy ju selalu saja menghalangi Juan.     

" Jangan menindas ibu.!! Jika ingin marah, matahlah pada hy Ju.!!" Kata hy Ju tegas pada Juan.     

Hey kha tertawa melihat hy Ju mematahi Juan. Juan pun menyentil kepala hy Ju katena gemas dengan sikap hy Ju.     

" Anak nakal.!!"     

Mereka pun tertawa bersama saat itu, Susana lebih menyenangkan.     

Sesampainya di rumah, Juan menggendong hy Ju di pelukannya.     

Semua pelayan berbaris memberikan salam menyambut kepulangan hy Ju.     

Setelah acara sambutan selesai, hey kha meminta hy jua istirahat sejenak, sedangkan ia akan menyiapkan makan siang untuk mereka.     

" Bukankah aku telah melarangmu untuk melakukan ini hey kha.?!"     

Kata Juan. Hey kha yang sedang memotong sayuran, terhenti karena terkejut.     

Seharusnya Juan sedang berada di ruang kerjanya.     

" Ah, ini tidak masalah sayang. Aku hanya memotong sayur saja." Ucap hey kha yang mencoba mengelak.     

" Baiklah. Karena telah selesai. Ayo kembali bersama denganku ke kamar." Ajak Juan.     

" Tapi..."     

" Baiklah.!! Jika kau masih ingin melanjutkan memasak." Ucap Juan pada hey kha.     

Hey kha sangat senang mendengar hal itu.     

" Terima kasih sayang.." kata hey kha dengan perasaan senang, lalu kembali mengambil sayur yang ia berikan dan juga meminta seorang pelayan mengambil daging sapi di dalam kulkas.     

Hey kha begitu bersemangat karena akhirnya Juan mengijinkannya memasak.     

" Tapi sayang...." Ucap Juan pada hey kha, yang membuat hey kha menghetiky aktivitasnya. Kata tapi dari Juan merupakan pertanda bahaya.     

" Karena kau bersikeras untuk bekerja di dapur. Maka semua pelayan termasuk bibi Hane tidak perlu lagi bekerja mulai hari ini.!!!"     

Hey kha tercengang mendengar perkataan Juan, begitu juga dengan semua pelayan yang seketika berlutut memohon ampun pada Juan.     

Hey kha masih terdiam tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.     

Bagaimana mana nasib para pelayan jika mereka keluar dari rumah ini, apa lagi di pecat seperti ini.     

Mereka pasti tidak akan mendapatkan pekerjaan di luar sana. Karena sekali keluar dari kediaman Juan, pasti akan sulit mendapatkan pekerjaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.