MENGEJAR CINTA

Kekhawatiran Robin



Kekhawatiran Robin

Elisa mengangkat wajah Robin dengan sentuhan tangannya, ia dapat melihat air mata di wajah Robin.     

" Padahal aku masih hidup, tapi kau membuatku seperti orang mati, dengan air matamu ini.!" Ucap elisa.     

Robin pun memeluk Elisa dengan erat.     

" Aku mohon jangan lakukan ini padaku Elisa. Aku tahu aku salah, aku tahu aku bodoh karena selalu mengabaikan perasaanmu. Tapi aku mohon, jangan tinggalkan aku.!!"      

Elisa ingin memeluk Robin balik, tapi tubuhnya begitu lemas. Hingga mengangkat tangannya saja sangat sulit.     

" Aku ingin kembali kekamar Robin." Pinta Elisa.     

Robin mengangkat Elisa kepelukannya dan berjalan masuk kedalam rumah.     

Sementara wajah Elisa masih sangat pucat, darah yang ada di hidungnya juga masih terus mengalir.     

Robin tidak kuat menatap wajah Elisa, dan berjalan terus melihat kedepan.     

Sesampainya di dalam kamar Robin, bibi Han membawakan air hangat dan juga handuk untuk membersikan darah yang ada di wajah Elisa.     

Sementara tangan Robin gemetar memberikan obat dan juga segelas air untuk Elisa minum.     

Namun Elisa bahkan sangat susah untuk bangun lagi setelah berbaring.     

Bibi Han yang melihat tangan Robin gemetar mengambil gelas yang ada di tangannya, namun gelas itu sudah terjatuh terlebih dahulu.     

Mereka semua terkejut melihat hal itu, termasuk Elisa, Elisa tahu apa yang di rasakan Robin saat ini.     

"Tuan, sebaiknya tuan duduk, saya akan memberikan obat pada nona Elisa." Ucap bibi Han.     

Mereka juga sedang menunggu kedatangan dokter Eli.     

Robin berjalan keluar dari ruangan Elisa karena tidak sanggup lagi melihat Elisa yang seperti itu.     

Setelah keluar dari kamar Elisa, Robin terjatuh kelantai dengan tubuh yang melemas.     

Beberapa pengawal berlari untuk membantu Robin berdiri dan memapanya sampai ke dalam kamar.     

Tubuh Robin yang gemetar dapat di rasakan oleh dua orang pengawal yang membantunya.     

Robin terbayang kejadian dimana ia melihat kedua orang tuanya terbujur kaku di jalanan dengan tubuh yang berluran darah.     

" Mengapa harus Meraka yang aku sayangi, mengapa.!!!" Teriak Robin.     

Robin melempar semua barang yang ada di atas meja, samping tempat tidurnya.     

Semuanya berantakan, para pengawal hanya bisa melihat dari kejauhan.     

Mereka merasa sedih melihat Robin yang seperti itu karena istrinya tidak akan hidup lama.     

" Kasihan tuan Robin. Padahal ia tidak pernah bahagia sedikit pun, setiap kali pulang kerja hanya mrngutumg diri di dalam ruang kerja,untuk bekerja. Hingga akhirnya ia dekat dengan nona adelia, tapi tidak bertahan lama karena nona Adelia meninggalkan tuan Robin,dengan alasan yang sama seperti nona Elisa saat ini yaitu sakit. Tapi kali ini berbeda.." ucap seorang pengawal.     

" Iya, padahal tuan Robin sangat baik. Walaupun terkadang ia adalah sosok yang menakutkan, tapi ia sangat baik." Ucap pengawal yang lainnya.     

Tangan Robin bahkan berdarah saat itu, dan seorang pengawal mengambil kotak obat lalu membalut luka Robin.     

" Bagaimana Elisa.??!" Tanya Robin pada pengawal itu.     

" Nona Elisa sedang istirahat, setelah selesai di periksa oleh dokter Eli. Dokter ingin bertemu dengan tuan, tapi di larang oleh nona Elisa. Dan akhirnya dokter Eli kembali setelah nona Elisa istirahat.     

" Kau bisa keluar.!!" Ucap Robin.     

Setelah pengawalnya itu pergi, Robin pergi kekamar mandi untuk membasuh wajahnya.     

" Tidak apa-apa. Semuanya akan baik-baik saja. Aku tidak bisa lemah di hadapan Elisa, jika aku lemah pada siapa lagi si akan bersandar.!"     

Robin mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur, lalu ke kamar Elisa      

Robin membuka perlahan pintu kamar dan melihat bibi Han tertidur di sofa menemani Elisa sesuai dengan permintaan Robin.     

Robin membangun bibi Han, kerena ia takut tubuh bibi Han sakit tidur di sofa.     

" Tuan Robin. Maafkan saya tertidur." Ucap bibi Han.     

" Tidak apa-apa bibi. Bibi bisa istirahat di kamar bibi, aku akan menemani Elisa."      

Bibi Han merasa senang melihat Robin baik-baik saja. Bibi Han tidak tahu bahwa tangan Robin terluka karena Robin menyembunyikan tangannya yang terluka.     

Setelah bibi Han pergi, Robin naik keatas tempat tidur dan berbarin di sebelah Elisa.     

Robin terus memandangi wajah Elisa yang tampak pucat.     

Begitu juga melihat tangan Elisa yang terpasang selang infus.     

" Pasti ini sangat sakit." Ucap Robin, ketika menyentuh tangan Elisa.     

Robin sendiri tahu bahwa Sam dapat menyembuhkan Elisa.     

Karena Sam adalah adik kandung Elisa, sumsum tulang belakang Meraka sangat cocok.     

Walaupun selama ini mereka mencari sumsum tulang belakang yang cocok kata dokter Rian pada robin saat di rumah sakit, tapi tidak ada yang cocok dengan Elisa.     

Jika Robin memberitahukan hal ini pada Sam, Sam pasti akan dengan senang hati melakukannya demi Elisa.     

Tapi ia telah bersumpah pada Elisa demi hidup Elisa bahwa Robin tidak akan pernah mengayay apapun pada Sam dan tidak akan membiarkan Sam tahu tentang penyakit Elisa.     

" Apakah kau sebegitu tidak ingin tinggal di sisiku Elisa.?? Cara balas dendam mu sungguh kejam." Ucap Robin.     

Robin melihat Elisa terus saja berkeringat, padahal ia sendiri merasa suhu AC sudah cukup dingin.     

Robin perlahan mengelap keringat yang ada di tubuh Elisa. Lalu menelpon dokter Eli memberitahu kejadian itu.     

" Halo, selama malam dokter. Maaf mengganggu tengah malam seperti ini." Ucap Robin.     

" Tidak apa-apa tuan robin. Apakah Elisa, ah, maksud saya nona Elisa kambuh lagi sakitnya.??" Tanya dokter Eli.     

" Elisa sendang tidur, tapi tubuhnya terus menerus berkeringat. Bisakah kau datang memeriksanya sekarang. Jika kau punya pekerjaan lain, tolong katakan pada dokter Rian untuk segera kemari menggantikan dirimu.!!"      

Dokter Eli yang mendengar nada bicara Robin yang mulai panik, mengerti dengan perasaannya.     

" Tuan Robin tenanglah. Itu adalah hal biasa terjadi pada pasien yang menderita leukimia. Kebetulan saya akan melakukan operasi saat ini, saya akan segera minta dokter Rian untuk menggantikan saya." Ucap dokter Eli.     

" Terima kasih."     

Robin pun menutup panggilan itu.     

Robin menekan suhu AC hingga 25° agar Elisa tidak kepanasan lagi.     

Namun Elisa masih saja terus berkeringat.     

" Tidak apa-apa. Dia tidak apa-apa.!! Kata dokter Eli ini memang salah satu gejala dari penyakit ini.!"      

Robin beranjak dari tempat duduknya, lalu mengambil sebuah buku dan mengipas Elisa.     

" Mengapa dokter Rian begitu lama.!!" Gumam Robin, yang mulai gelisah.     

Robin mengambil ponselnya lalu menelpon dokter Rian.     

" Dokter Rian, kau berada di mana saat ini.??" Tanya Robin ketus.     

" Maafkan aku Robin, mungkin aku sedikit terlambat. Karena didepan sedang terjadi macet panjang." Ucap dokter Rian.     

Robin menarik nafasnya.     

" Kirimkan posisimi saat ini, dan jangan pergi kemanapun.!" Kata Robin pada dokter Rian.     

Lalu menutup panggilan itu.     

Dokter Rian tidak mengerti dengan apa yang Robin katakan.     

" Apakah anak itu, akan datang menjemput ku.?? Tapi saat ini, bahkan motor saja susah untuk lewat."      

Dokter Rian mengirimkan alamatnya saat ini.     

Beberapa saat kemudian, dokter Rian mendengar suara helikopter mengudara di atasnya.     

Ponsel dokter Rian pun berdering.     

" Aku masih..." Belum selesai dokter Rian bicara.     

Robin memotong pembicaraannya.     

" Tinggalkan mobilmu, dan cepat pergi ke hotel Green. Disana helikopter telah menunggumu.! " Ucap Robin lalu mematikan telpon.     

Dokter Rian masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar.     

" Apa..?!! Robin memiliki helikopter.?!!"     

Sungguh di luar perkiraan dokter Rian, bahwa Robin sama kayanya dengan Juan.     

Bahkan memiliki helikopter pribadi.     

Tanpa membuang waktu lagi, karena Robin yang terdengar kesal. Sebab dokter Rian belim juga sampai padahal Elisa membutuhkannya.     

HAI SEMUANYA     

JANGAN LUPA MAMPIR DI NOVEL AUTHOR LAINNYA YA     

- ADAKAH AKU DI HATIMU     

- YOUNG WIFE : Istri Muda Tercinta     

- MUSLIMAH TUNGGULAH AKU     

- MANISNYA CINTA (the sweetness of love)     

Ceritanya keren-keren loh     

awas baper, Author ga bakalan tanggung jawab ya      

hehehehe     

JANGAN LUPA JUGA BUAT DUKUNGAN TERUS NOVEL INI, DENGAN :     

~ VOTE PS     

~ BERI HADIAH/GIFT (Jika suka dengan bab ini)     

~ TINGGALKAN KOMENTAR KALIAN DI BAWAH     

~ DAN BERIKAN REVIEW (di halaman Depan ya..)     

MAKASIH     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.