MENGEJAR CINTA

BETAPA JAHILNYA



BETAPA JAHILNYA

 mendengar Sam yang bersedia turun untuk sarapan bersama, membuat bibi Han senang karena sekian lamanya, akhirnya keluarga itu bisa berkumpul untuk yang pertama kali.     

Bibi Han segerah turun dan memberitahu pada Robin dan juga Elisa.     

Mereka sangat senang karena Sam ingin makan bersama mereka.     

Terutama Elisa, karena ini adalah awal yang baik untuk hubungan Robin dan juga Sam,Sam juga Tampaknya akan mulai membuka hatinya untuk Robin.     

Beberapa saat kemudian Sam datang dan duduk di depan Elisa.     

" Pagi kakak,pagi tuan Robin." Sapa Sam.     

" Pagi..." Jawab keduanya.     

Elisa mengambil nasi goreng kesukaan Sam dan juga telur dadar tanpa kuning telur di atasnya.     

Sam tidak menyukai kuning telur sejak kecil.     

" Terima kasih kak," ucap Sam pada Elisa.     

Elisa juga mengambilkan makanan untuk Robin, tapi Robin menghentikannya.     

" Biar aku saja." Ucap robin.     

Sam yang mendengar hal itu menghentikan makanan yang hendak masuk ke mulutnya, dan menatap Elisa.     

Elisa tersenyum dengan manis kearah Robin, saat Robin mengambil piring miliknya dari tangan Elisa.     

Lalu mengisi piring itu dan memberikannya pada Elisa.     

" Kau tidak perlu melakukan hal itu, kali ini biarkan aku melakukannya untukmu."      

Elisa menganggukkan kepalanya, mengiyakan perkataan Robin.     

Sam menarik nafasnya lega melihat hal itu, ia takut jika semua senyum dan tawa di wajah kakaknya itu menghilang lagi.     

Elisa yang melihat Sam seperti itu bertanya pada Sam.     

" Ada apa Sam? Apakah kau sakit?!"      

" Tidak kak, aku hanya memikirkan apa yang harus aku lakukan saat libur seperti ini. Mungkin aku akan pergi bersama dengan teman-temanku." Ucap Sam.     

" Jika kau mau, kau bisa ikut bersama kami untuk piknik. Kebetulan hari ini aku ingin mengajak Elisa pergi piknik bersama." Ucap robin.     

Elisa cukup kaget, karena tidak ada pemberitahuan sama sekali dari Robin soal piknik kali ini.     

" Baiklah." Ucap Sam.     

Ucapan Sam juga membuat Elisa terkejut. Sam langsung menyetujui perkataan Robin tanpa berpikir.     

Biasanya Sam akan langsung menolak dan pergi begitu saja.     

" Ide bagus. Aku sangat suka piknik." Ucap Elisa sambil tersenyum lebar.     

Sam juga ikut tersenyum melihat kakaknya yang sangat gembira.     

Beberapa saat kemudian, mereka telah selesai berkemas dan membawa keperluan untuk piknik.     

Robin mengajak seorang suster bersama dengan mereka, tapi Robin meminta untuk melayani Elisa dengan baik, dan tidak membiarkan Sam tahu bahwa dia adalah seorang perawat.     

Sepenjang perjalanan Elisa terus saja tertawa di buat Robin.     

Sementara Sam sibuk dengan game miliknya.     

Piknik mereka berakhir dengan bahagia, walaupun terkadang Elisa merasakan sakit tapi ia berusaha menahannya dengan obat yang di berikan oleh perawat.     

Sementara Sam dan juga Robin sedang duduk memancing bersama.     

Disaat mereka bersama, Sam bertanya pada Robin saat Elisa sedang istirahat di tenda.     

" Tuan, bisakah aku bertanya?," Ucap Sam.     

Robin terdiam sejenak karena terkejut, tapi Robin tahu apa yang ingin Sam tanyakan. Karena Robin bisa membaca pikiran Sam lewat perhatian Sam yang terus saja tertuju padanya(Robin) dan juga Elisa.     

" Aku tahu, kau pasti khawatir. Tapi itu tidak di perlukan, karena aku bisa berjanji padamu bahwa aku benar-benar tulus pada Elisa dan tidak ada ke pura-puraan di dalamnya. Aku akui, bahwa aku salah karena sering mengabaikan kakakmu tapi semua orang pasti akan berubah pada saatnya. Tapi kita tidak tahu kapan dan dimana,hanya waktu yang menentukan semua itu." Kata Robin.     

Sam menundukkan kepalanya, mendengar perkataan Robin.     

Robin beranjak dari tempat duduknya,lalu menghampiri Sam dan mengelus kepalanya.     

" Terkadang penyesalan selalu datang pada akhirnya cerita,tapi itu lebih baik dari pada tidak menyadarinya sama sekali. Kau adalah laki-laki, aku mengerti perasaanmu." Ucap Robin.     

Lalu pergi ke tenda melihat Elisa, dan meminta Sam untuk menjaga umpan miliknya.     

Robin melihat Elisa yang sedang istirahat saat itu, dan meminta perawat untuk keluar.     

' dia yang paling senang di antara kami. Tapi dia malah tertidur.' batin Robin.     

Robin terus memandangi wajah Elisa yang tertidur pulas.     

Sementara membiarkan Sam menjaga umpan milik mereka.     

Beberapa saat kemudian terdengar teriakan dari perawat yang meminta tolong.     

Robin segerah keluar dari tenda dan melihat apa yang terjadi.     

" Ada apa?!" Tanya robin pada perawat itu.     

" Tu...tuan muda tenggelam.!" Ucap perawat itu.     

" Apa.!"     

Robin segerah menuju ke danau dan melihat Sam yang sedang bergeliat di bawah air.     

Robin segerah berlari dan menceburkan dirinya kedalam sungai.     

Namun tiba-tiba saja Robin berhenti berenang saat melihat Sam yang sedang berdiri di dalam air. Ternyata sungai itu tidak dalam.     

Sam yang melihat Robin bertanya dengan bingung.     

" Apa yang sedang tuan lakukan?!"     

Robin menarik nafasnya, lalu berbalik menatap tajam ke arah perawat itu.     

Perawat itu menundukkan kepalanya merasa bersalah, sementara di belakang perawat itu ada Elisa yang tertawa terbahak-bahak.     

Kali ini Sam mengerti dengan apa yang  sedang terjadi.     

" Apakah tuan berpikir aku tenggelam?!" Tanya Sam, yang ingin mengejek Robin.     

" Hm, syukurlah kau tidak apa-apa. Tapi apa yang sedang kau lakukan?!" Robin, balik bertanya.     

" Oh iya, hampir saja aku lupa. Aku sedang menangkap ikan,karena roll pancing rusak. Jadi aku turun untuk menangkapnya,tapi ikan itu terlalu besar untuk di tangkap." Ucap Sam.     

Robin mengangkat tali pancing itu untuk melihat ikan itu,tapi tangannya malah terluka saat ikan itu bergeliat ingin melepaskan diri.     

" Aw," keluh Robin.     

Elisa berlari mendekat kearah sungai. Robin dan juga Sam yang melihat hal itu berteriak.     

" Tidak.! Jangan kemari,"     

Langka Elisa pun terhenti mendengar teriakan kedua pria itu.     

" Apakah kau tidak apa-apa?" Tanya Elisa yang khawatir pada robin.     

" Aku tidak apa-apa, Tanganku hanya tergores saja." Ucap robin.     

Robin meminta Sam untuk melepaskan pakaian.     

" Lepaskan pakaian mu."      

Sam memegang pakaian ketika mendengar perkataan Robin.     

" U-untuk apa?!" Tanya Sam.     

" Untuk apa lagi. Ya, untuk menangkap ikan ini. Kita tidak bisa menggunakan tangan,karena itu bisa berbahaya." Ucap Robin.     

Tapi Sam tidak mau menurutinya, jika hanya mereka yang melihatnya membuka pakaian, itu tidak masalah. Tapi ada seorang perawat wanita yang masih sangat muda memandang ke arah mereka. Bagaimana mungkin Sam melepaskan pakaian di depan seorang wanita.     

Elisa mengerti mengapa Sam tidak ingin melepaskan pakaiannya, walaupun Robin mamaksanya.     

Mereka bahkan lebih memilih berebut pakai dari pada menangkap ikan itu.     

Elisa tertawa melihat tingkah lucu Sam dan juga robin.     

" Aku akan memukulmu jika berani melepaskan pakaianku." Ucap Sam.     

Robin tertawa saat mendengar perkataan Sam.     

" Hahaha....kau ingin memukulku?! Kau harus tubuh dulu baru bisa menghajar ku. Dengan tubuh kecilmu itu apa yang bisa kau lakukan?? Apakah kau malu karena tidak memiliki otot perut?!" Ucap Robin yang mengejek Sam.     

Robin membalas Sam yang mengejeknya.     

" Ma-mana mungkin. Aku masih kecil, mana mungkin memiliki otot perut." Ucap Sam dengan malu-malu.     

" Oh, maksudmu kau belum dewasa? Baiklah anak kecil.!!" Ucap Robin, menahan tawanya.     

Sam menjadi sangat kesal karena Robin terus saja mengejeknya, sementara Elisa dan perawat itu berbalik menahan tawa saat Sam menatap mereka.     

" Aaaa...! Terserah tangkap saja sendiri ikan itu,Aku mau mengganti pakaian ku.!" Ucap kesal Sam.     

Sam naik ke permukaan dan membiarkan Robin menangkap ikan itu sendirian.     

Kali ini Sam sungguh kesal karena Robin terus saja mengejeknya tanpa henti sejak tadi. Padahal ia berbaik hati mau turun kesungai untuk menangkap ikan.     

'aku pasti akan membalas rasa malu ini, tunggu dan lihat saja.!' batin Sam kesal.     

Sementara Robin tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat Sam pergi dengan marah.     

Robin tidak menyangka bahwa mereka akan bisa sedekat itu.     

Robin sangat menginginkan seorang adik,terutama adik laki-laki. Tapi ia tidak mempunyai keberanian untuk mengadopsi seorang anak. Setelah menikah dengan Elisa,Robin sangat senang awaly karena akan mempuy adik laki-laki. Tapi karena kebodohannya membuat mimpi itu tidak terwujud.     

Tapi hati ini Robin sangat senang, akhirnya hubungan mereka membaik.     

HAI SEMUANYA     

JANGAN LUPA MAMPIR DI NOVEL AUTHOR LAINNYA YA     

- ADAKAH AKU DI HATIMU     

- YOUNG WIFE : Istri Muda Tercinta     

- MUSLIMAH TUNGGULAH AKU     

- MANISNYA CINTA (the sweetness of love)     

Ceritanya keren-keren loh     

awas baper, Author ga bakalan tanggung jawab ya      

hehehehe     

JANGAN LUPA JUGA BUAT DUKUNGAN TERUS NOVEL INI, DENGAN :     

~ VOTE PS     

~ BERI HADIAH/GIFT (Jika suka dengan bab ini)     

~ TINGGALKAN KOMENTAR KALIAN DI BAWAH     

~ DAN BERIKAN REVIEW (di halaman Depan ya..)     

MAKASIH     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.