MENGEJAR CINTA

Batas Kesabaran



Batas Kesabaran

walaupun hanya sebentar saja dan akan pergi. Robin masih terlihat enggan sampai beberapa saat yang lalu namun beberapa saat kemudian, Elisa Sungguh di buat terkejut saat melihat Robin yang menangis.     

'ada apa dengannya??' batin Elisa.     

Elisa melihat kearah layar film, saat itu memang ada adegan sedih dimana sih pria di tinggal pergi oleh sang kekasih.     

Elisa pun tersenyum lalu memberikan tisu pada Robin.     

" Aku tidak tahu bahwa kau punya hati yang begitu lembut seperti ini," ucap Elisa pada Robin.     

Robin segera menghapus air matanya.     

" Aku tidak menangis, mataku hanya kelilipan saja." Kata Robin.     

" Iya, iya...,aku mengerti." Ucap Elisa.     

' padahal baru beberapa saat yang la mengatakan bahwa tidak ingin menonton filmnya' batin elisa.     

" Sebaiknya, kita sudahi menonton film ini. Aku masih ingin pergi ke tempat lain lagi," kata Elisa pada Robin.     

Robin pun mengajak Elisa keluar dari ruang itu.     

Elisa melihat kearah Robin, begitu juga dengan Robin.     

" Ada apa?" Tanya Robin pada Elisa.     

" Apa kau merasa baikan Sekarang??" Tanya Elisa.     

Robin pun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum pada Elisa.     

Elisa menggandeng tangan robin dan mengajaknya pergi.     

Mereka pergi ke beberapa toko untuk membeli pakaian.     

Mereka pun terhenti di salah satu toko yang menjual khusus pakaian dan juga perlengkapan bayi.     

" Ayo, kita masuk dan melihat kedalam." Ajak Robin pada Elisa.     

Elisa pun menghentikan langkahnya.     

" Tidak, mari kita lihat itu nanti. Bagaimana jika kita makan, aku mulai lapar..," pinta Elisa pada Robin.     

" Baiklah," Robin pun mengajak Elisa untuk pergi kesebuah restoran.     

Elisa yang melihat mereka berjalan keluar dari mall, merasa heran.     

" Mengapa kita pergi, padahal di mall juga punya restoran yang bagus dan juga makanya enek." Ucap Elisa.     

" Tidak, aku ingin membawah ke tempat yang lebih baik." Kata Robin pada Elisa.     

Elisa hanya bisa mengikuti perkataan dari Robin.     

***     

Di perusahaan Yin. Juan sedangkan rapat dengan para pemegang saham yang ada di perusahaannya.     

Mereka membahas tentang harga saham yang semakin naik, setelah di umumkan tanggal peluncuran beberapa produk baru dari grup Yin.     

Mereka semua memuji kerja Juan, selama ia menjadi direktur utama dan pegangan saham terbesar di perusahaan Yin, perusahaan itu selalu saja melonjak naik dan semakin terkenal di dunia bisnis.     

" Semua ini bukan hanya kerja kerasku saja, tapi kerja keras kalian semua dan juga para karyawan grup Yin. Aku bangga dengan kalian semua." Pidato singkat Juan untuk mereka.     

Setelah mereka bubar dari rapat, sekertaris Ellen mengetuk pintu ruangan Juan dan minta ijin masuk.     

Setelah mendapatkan ijin, Ellen melaporkan jadwal Juan selanjutnya.     

Dan yang membuat Juan sakit kepala adalah seorang artis yang akan menjadi model untuk peluncuran handphone baru mereka.     

" Nona Tian, terus saja meminta untuk bertemu dan bicara dengan Presdir." Kata sekertaris Ellen.     

Juan sedang berpikir keras saat itu, Tian merupakan artis dan juga model terkenal saat ini. Dengan Tian menjadi model untuk handphone mereka pasti lebih baik lagi.     

" Baiklah, atur makan siang ku dengannya." Ucap Juan.     

Sekertaris Ellen pun pamit kembali ke tempat kerjanya.     

" Mari kita lihat apa mau wanita itu," gumam Juan dengan tatapan tajam.     

Juan membuka jas dan juga melonggarkan dasinya saat itu. Juan mulai berhadapan dengan begitu banyak tumpukan kertas di hadapannya.     

Ia ingin buru-buru menyelesaikan semuanya sebelum waktunya pertemuannya dengan seorang klien dari Korea.     

Juan sangat merindukan hey kha, padahal mereka berangkat bersama tadi pagi.     

Hey kha mulai bekerja lagi sebagai seorang dokter di rumah sakit Yin.      

Semua orang menyambut kedatangan hey kha yang kembali bekerja, hey kha sangat senang melihatnya, walaupun ia tahu yang lain tidak tulus menyambut kedatangannya.     

Ia di sambut karena ia adalah menantu dan juga istri kesayangan pemilik rumah sakit, jika tidak. Mana mau mereka menyambut kedatangan orang seperti dirinya itu.     

Aiyin yang melihat hey kha berlari memeluk hey kha.     

Semua mata tertuju pada Aiyin. Aiyin tidak memperdulikan omongan orang dan juga pandangan mereka terhadap dirinya.     

" Selamat datang kembali Dokter hey kha sekaligus Nyonya Yin." Kata Aiyin pada hey kha.     

Hey kha tersenyum manis pada Aiyin lalu menjubit pipinya.     

" Aku ucapkan terima kasih pada kalian semuanya karena telah menyambut ku. Mulai hari ini, mohon kerjasama samanya. Dan layanani para pasien sebagai mungkin, tanpa memandang status atau pun kedudukan. Kiata sebagai dokter telah di sumpah untuk melayani pasien sepenuh hati. Aku ingin kota semua lebih menerapkan juga hal itu. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih." Kata hey kha.     

Lalu membungkuk pada mereka yang berdiri mendengar perkataan hey kha.     

Semua orang terharu dengan perkataan hey kha.     

" Dokter hey kha tidak pernah berubah. Selalu saja baik dan juga bijaksana. Sangat pantas ia menjadi istri kesayangan sang Presdir Tampan dan juga berbakat seperti Presdir Juan Yin."     

" Iya, benar. Tidak ada yang bisa di setarakan dengan dirinya."      

Itu adalah perkataan para suster yang berbisik di belakan.     

Semua orang memuji hey kha. Padahal dengan statusnya itu, ia bisa dengan cepat mendapatkan gelar profesor atau doktor tapi hey kha masih bertahan sebagai dokter umum biasa.     

Hey kha juga sering pergi ke unit UGD untuk memeriksa pasien di sana.     

Padahal ia bisa saja menjadi dokter yang hanya mengurus pasien VIP, tapi hey kha tidak menginginkan hal itu.     

Hey kha kembali ke ruangnya yang dulu. Ruangan itu tetap bersih terawat meskipun tidak ada yang menempatinya.     

" Ini pasti kerjaan suamiku, dia tahu bahwa aku akan kembali.., ah. Dia sangat manis." Gumam hey kha.     

" HM, tiba-tiba aku merindukannya."      

Hey kha mengambil ponselnya, ingin menelpon Juan. Namun ia mengurungkan niatnya Setelah mendapatkan telpon yang meminta ia untuk memeriksa seorang pasien.     

Sedangkan Juan juga mulai gelisah, karenas sejaktadi hey kha sangat sulit untuk di hubungi.     

Tapi ia mendapatkan informasi bahwa hey kha baik-baik saja dan sedang memeriksa pasien.     

" Padahal aku ingin ia di rumah saja, tapi hey kha tetap keras kepala untuk bekerja kembali. Padahal ia tidak kekurangan apapun," gumam Juan.     

Waktu makan siang pun tiba. Sekertaris Ellen menelpon keruang Juan, untuk memberitahukan bahwa ia mempunyai janji makan siang dengan dengan Artis Tian.     

" Katakan padanya untuk menunggu sebentar lagi, jika tidak. Biarkan saja ia pergi." Kata Juan.     

Sekertaris Ellen menelpon manager Tian, untuk memberitahukan bahwa Juan sedang sibuk dan Juan meminta mereka untuk menunggu.     

Mereka pun tidak keberatan dengan hal itu, selama mereka bisa bertemu secara langsung dengan Juan.     

" Kakak, aku belum pernah bicara secara langsung dengan Presdir Yin. Aku sedikit gugup, apakah aku sudah terlihat cantik??" Tanya tuan pada managernya.     

" Kau sudah sangat cantik sayang. Kau adalah kesayangan para pria, kecuali Presdir Yin ini bukan pria, jika tidak terpesona pada kecantikan dan ke anggunanmu." Kata managernya.     

" Tapi kak, aku dengar Presdir Yin ini, sangat mencintai istrinya.., tapi aku tidak percaya hal itu. Mana mungkin pria sesukses itu bisa setia pada satu wanita..," kata Tian dengan percaya diri.     

Saat itu. Kebetulan Robin dan juga Elisa makan di restoran yang sama dengan mereka.     

Mereka duduk tidak jauh dari tempat duduk Tian dan juga manager.     

Robin tersenyum sinis mendengar perkataan mereka, sementara Elisa menahan tawa mendengar perkataan Tian.     

Manager Tian yang melihat Elisa tertawa mengejek mereka merasa kesal dan memberitahukan hal itu pada Tian.     

Tian yang ikut kesal, pergi menghampiri mereka.     

" Hei..,kau.!!" Panggil Tian pada Elisa.     

" Siapa?? Aku?" Tanya Elisa pada Tian.     

Robin masih diam saja saat itu, karena Elisa mengatakan pada Robin bahwa mereka akan datang menghampiri. Elisa meminta Robin untuk tidak ikut campur untuk sementara.     

" Iya, kau. Apakah aku bicara pada orang mati.!!" Bentak Tian pada Elisa.     

Saat mendengar Tian mengatai Elisa orang mati, Robin pun segera berdiri dari tempat duduknya, hingga kursi itu jatuh kelantai. Dan membuat mereka terkejut, begitu juga dengan Elisa.     

Apa yang akan terjadi selanjutnya ya..,,???      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.