MENGEJAR CINTA

BERKUNJUNG KE RUMAH KAKEK



BERKUNJUNG KE RUMAH KAKEK

Setelah selesai memetik buah, mereka kembali kerumah.     

Hey kha meminta Juan untuk mandi lalu bersiap ke kantor, namun Juan tidak ingin pergi.     

" Bukankah, aku mengatakan bawah, kita akan jalan-jalan hari ini. "      

" Tidak. Aku ingin dirumah, aku tidak ingin ke mana-mana. " Ucap hey kha pada Juan, hey kha tidak ingin menjadi penghalang untuk pekerjaan Juan, walaupun ia sendiri sangat ingin bersama dengan Juan.     

" Tidak. Aku tidak akan kekantor. "     

Hey kha memeluy Juan.     

" Aku benar-benar tidak apa-apa Juan, kau harus ke kantor. Aku akan mengantarkan makan siang, dan kue buatanku, ke kantor agar kita makan siang bersama."     

Karena hey kha terus meyakinkan Juan bahwa ia tidak apa-apa, Juan pun luluh dan akhirnya berangkat ke kantor setelah sarapan.     

Sebelum pergi Juan mengingatkan pada hey kha untuk tidak melakukan pekerjaan berat, seperti pekerjaan dapur.     

" Aku tidak berbohong istriku yang manis. Akan ku pecat mereka yang tidak berguna, hingga harus kau yang turun tangan. "      

Mendengar nada bicara Juan yang tegas, membuat hey kha diam dan hanya bisa mengangguk mendengarnya.     

Juan yang melihat itu merasa bersedih dan memeluk hey kha.     

" Hanya sampai kau melahirkan hey kha, dan kau bisa memasak untukku lagi. Aku tidak bermaksud buruk padamu, aku hanya takut terjadi apa-apa padamu dan juga anak kita. "     

Hey kha balik memeluk Juan.     

" Aku mengerti. "      

Semua pengawal dan pelayan yang ada di dalam rumah, ikut baper melihat ke romantisan hey kha dan juga Juan. Mereka bagaikan pengantin baru yang selalu saja lengket setiap waktu, sungguh membuat iri semua mata yang melihat.     

Setelah Juan pergi ke kantor, hey kha meminta beberapa pelayan untuk mengemas buah yang telah mereka petik dari kebun, karena ia akan membawah buah itu kerumah sang kakek.     

Sudah sangat lama ia tidak bertemu siang Tuan Tan. Hey kha sudah sangat merindukan kakeknya itu, mereka sering bicara lewat telpon atau pun Vidio call, tapi tidak sebaik bertemu secara langsung.     

Hey kha meminta bibi Han untuk menyiapkan bahan kue, karena ia ingin membuat kue untuk Juan.     

" Tapi nona, " kata bibi Han dengan ragu.     

" Ayolah bibi, aku adalah seorang dokter, jika hanya membuat kue saja itu tidak akan berpengaruh pada kehamilan ku, Bibi Han pasti tahu akan hal itu. Juan hanya sedikit khawatir saja, dan itu wajar baginya. "     

Bibi Han pun mengalah mendengar perkataan hey kha,lagi pula siapa yang bisa menolak ketika hey kha tersenyum manis seperti itu.     

Bahkan Juan pun tunduk dengan hanya senyuman dari hey kha.     

Hey kha membuat kue bolu yang ia pelajari selama di Indonesia, saat membuat kue itu membuatnya sangat merindukan negara itu.     

" Aku kangen dengan mereka, "      

Gumam hey kha tanpa sadar.     

" Baru saja berpisah, nona sudah meindukan tuan Juan. "      

Kata bibi Han yang mendengar perkataan hey kha.     

" Bukan bibi, aku merindukan teman-teman ku yang ada di Indonesia, mereka sangat baik dan ramah. Kami tidak pernah kesepian, selama tinggal disana. "     

" Benarkah ? " Tanya bibi Han tidak percaya.     

" Lain kali, akan aku ajak bibi pergi ke negara yang subur itu. Mereka hanya mempunyai 2 musim, yaitu musim hujan dan juga panas, Tidak ada salju. Rumah mereka berdekatan, dan hidup damai bertetangga. Tidak seperti disini, rumah berjauhan dan kebanyakan tinggal di apartemen mewah. "     

Hey kha menceritakan tentang negara itu, dengan semangat dan juga wajah yang tampak riang gembira.     

Bibi Han ikut senang, setidaknya hey kha hidup bahagia dan aman di negri orang selama berpisah dari Juan.     

Namun bibi Han juga, merasa sedih ketika hey kha meninggal Juan.     

Karena hidup Juan benar-benar penuh dengan penderita dan juga penyesalan.     

Setelah selesai membuat kue , hey kha kembali ke kamarnya untuk bersiap kerumah tuan tan, sebelum jam makan siang.     

Hey kha pun berangkat kerumah kakeknya dengan diantar sopir, dan di ikuti dua mobil pengawal di belakang.     

Mereka mengikuti hey kha dari belakang seperti biasa.     

Walaupun hey kha sedikit tidak naman tapi, ini semua untuk Juan lakukan untuk keselamatan hey kha.     

Ini masih lebih baik dari sebelumnya, sampai 5 mobil yang mengikutinya.     

Sesampainya di rumah kakeknya, hey kha menekan bel dan seorang pelayan membukakan pintu untuk hey kha.     

" Nona hey kha, " sapa pelayan itu.     

Hey kha tersenyum lalu menanyakan kakeknya, namun pelayan mengatakan bahwa tuan tan baru saja pergi keluar.     

Hey kha cukup sedih tapi itu semua salahnya, datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.     

" Tidak apa-apa. Aku akan menunggu di dalam. " Hey kha msuku kedalam dan meminta pelayan untuk membelah masuk buah yang ia bawah.     

Hey kha berjalan kearah halaman belakang tapi hey kha benar-benar terkejut ketika melihat Amanda yang sedang duduk bermesraan bersama seorang pria.     

( Siapa pria itu. ) Tanya hey kha dalam hatinya.     

Hey kha tidak memperdulikan amanda, lalu berbalik pergi keruang tamu.     

Hey kha melihat tidak ada yang berubah di rumah itu, semuanya masih tetap saja sama.     

Foto keluarga yang terpajang di ruang tamu, dimana ada kakek, bibi Sherly serta ayahnya.     

Melihat hal itu membuat hey kha, merindukan sosok ayahnya.     

" Ayah, aku merindukan kalian. Pasti ayah menjaga ibu dengan baik di surga sana, kalian juga tidak perlu khawatir, aku hidup dengan bahagian dan limpahan cinta dari suamiku. "     

Ucap hey kha memandangi foto itu.     

Namun sebuah suara yang sangat tidak hey kha ingin dengar, menyebut namanya.     

" Kak hey kha, " panggil Amanda.     

Hey kha menoleh kearah Amanda dengan senyuman tipis di wajahnya.     

" Wah, aku tidak menyangka, kau kembali lagi ke kota ini, dan masih ingin kembali bersama dengan pria yang mengkhianatimu. "     

Dengan kata lain, Amanda menghina hey kha yang tidak tahu malu, kembali pada Juan.     

Hey kha cukup kesal mendengar hal itu, tapi ia memilih untuk mengabaikannya, karena ia sedang tidak ingn bertengkar.     

Hey kha berjalan duduk di sofa, lalu mengambil majala untuk ia baca.     

Sementara Amanda tidak ingin kehilangan kesempatan untuk membuly hey kha disaat tuan Tan dan juga bibi Sherly sedang keluar.     

" Oh iya, kak hey kha. Aku beberapa kali bertemu dengan kak Juan loh, tapi aku merasa aneh. Tiap kali kak Juan menatap wajahku, ia seperti merindukan sosok seseorang dalam diriku. Disaat yang sama juga aku merasa bersalah pada kak hey kha, karena kak Juan seperti itu padaku. "     

Sungguh Amanda sedang memprovokasi hey kha.     

Tangan hey kha mulai gemetar menahan amarahnya, namun ia masih terus berusaha untuk tenang.     

" Kau pasti salah mengartikan tatapan Juan padamu. Tatapan yang ia berikan adalah kasihan dan juga jijik dengan wajahmu itu. "     

Amanda tersenyum sinis melihat hey kha.     

Tapi Amanda tidak ingin kalah berdebat kali ini dengan hey kha, hingga ia bisa membuat hey kha benar-benar jatuh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.