MENGEJAR CINTA

CINTA YANG MANIS



CINTA YANG MANIS

Hari mulai pagi, dan kicauan burung membangunkan hey kha.     

Hey kha melihat Juan yang masih tertidur pulas di sampingnya.     

Sungguh, hey kha selalu saja terpesona dengan wajah suaminya itu.     

" Sungguh, karya Tuhan, yang amat sangat sempurna. "     

Hey kha merasa hatinya selalu indah, karena tiap kali ia membuka mata selalu saja ada suaminya yang tampan di hadapannya, yang memanjakan mata.     

" Kau selalu saja membuatku, jatuh cinta padamu Juan, setiap detik, menit, jam bahkan hari. Tak terhitung berapa kali aku terpesona dengan wajah tampan serta menggemaskan mu. "      

Gumam hey kha, yang masih terus memandangi wajah Juan yang tertidur pulas.     

Hey kha pun beranjak dari tempat tidurnya. Setelah itu pergi ke dapur untuk membuatkan sarapan.     

Namun ia melihat bibi Han dan juga para pelayan sedang sibuk didapur.     

Jika hey kha di rumah. Ia selalu mengatakan pada para pelayan termasuk bibi Han bahwa ia yang akan menyiapkan sarapan, tapi kali ini malah mereka yang menyiapkan sarapan.     

" Bibi Han, bibi sedang apa ? " Tanya hey kha.     

Bibi Han langsung menoleh kearah hey kha, dan menjelaskan bahwa mulai hati ini, ia yang akan memasak sarapan, dan itu atas perintah Juan.     

Jika Juan tahu hey kha masih saja bekerja didapur, maka para pelayan akan ia pecat semuanya.     

Hey kha hanya bisa menggelengkan kepalanya, ia juga tidak mungkin selalu membantah perintah Juan.     

" Baiklah. " Hey kha kembali ke kamarnya, dengan perasaan sedikit sesihy, karena Juan mulai membatasi kegiatannya.     

Hey kah tahu bahwa Juan, tidak ingin ia terlalu lelah dan terbebani dengan pekerjaannya.     

Tapi ia masih saja tidak terima jika, untuk menyiapkan sarapan untuk Juan saja tidak bisa.     

Hey kha berdiri disamping tempat tidur, Juan perlahan membuka matanya dan melihat hey kha tidak ada disampingnya bergegas bangun.     

Namun ketika Juan berbalik, betapa terkejutnya ia melihat hey kha dengan bibir manyunnya menatap Juan.     

" Kau sudah bangun rupanya, dan ada apa dengan bibirku sayang ? "     

Tanya Juan yang masih tidak paham, mengapa hey kha seperti itu.     

" Hhmm. Aku menarik kembali kata-kataku. Kau tidak menggemaskan lagi.! "      

Ucap hey kha yang merajuk, lalu berjalan mengambil baju didalam lemari dan pergi mengganti pakaiannya itu dikamar mandi.     

Juan masih bingung dan tidak mengerti, dengan situasi saat itu.     

" A, apakah dia sedang marah ?! "      

Gumam Juan yang bertanya pada dirinya sendiri.     

Langsung saja Juan beranjak dari tempat tidurnya, menuju kekamar mandi, namun hey kha menutup pintu untuknya.     

Juan mengetok pintu kamar mandi meminta hey kha untuk membukakan pintu untuknya.     

" Hey kha. Apakah kau sedang marah ? Maafkan aku jika, aku salah. Aku sungguh-sungguh minta maaf. "     

Hey kha pun membuka pintu kamar mandi, Juan sangat senay melihat dan tersenyum lebar, namun senyum Juan hilang saat hey kha melewatinya begitu saja.     

" Ya Tuhan, apa lagi ini. Aku tidak tahu dimana letak kesalahanku. "     

Gumam Juan yang prustasi.     

Juan mengejar hey kha yang turun kebawah, sementara dirinya masih menggunakan pakaian tidur.     

Juan terus mengejar hey kha, namun hey kha tidak memperdulikannya.     

Kedua pengawal yang beridir didepan pintu masuk, membukakan pintu untuk hey kha.     

Sementara Juan masih terus mengejar hey kha dan memanghil namanya.     

Juan juga memelototi kedua pengawalnya itu.     

( Dasar bodoh. Seharusnya, mereka tidak membuka pintu, tapi . )     

Gumam Juan dengan kesal lalu melewati mereka.     

Juan hanya Memakai sandal bisa saat keluar dan mengikuti hey kha yang sedang lari pagi     

Hey kha memakai earphone di telinganya.     

Juan Juan tidak bisa, memaksa hey kha untuk melepaskan dan berbuat kasar pada hey kha.     

Terpaksa juan ikut, joging bersama hey kha, dengan menggunakan piyama serta Sandal.     

Para pengawal dan pelayan terbelalak melihat hal itu dan mereka pun mulai bergosip.     

" Sungguh, tuan Juan, begitu mencintai nona hey kha, hingga tidak memikirkan dirinya yang seperti itu. "     

" Iya, baru kali ini aku melihat, seseorang joging dengan pakaian tidur serta sandal jepit. "     

Itulah para obrolan mereka saat melihat Juan yang seperti itu.     

Juan terus berada disamping hey kha, tanpa bicara apapun.     

Walaupun ia bicara, hey kha tidak akan mendengarnya, karena hey kha mamakai earphone ditelinga.     

Setelah berlari cukup lama, Hey kha berlari menuju halaman belakang dimana kebun buah berada.     

Sesampainya disana hey kha begitu takjub, karena pohon mangga kesukaannya berbuah lebat.     

Di tempat lain, jeruk, strawberry dan juga anggur akan panen.     

Para pelayan sedang memetik buah, ketika melihat hey kha dan juga Juan, mereka menyapa sambil menundukkan kepala mereka.     

Hey kha melihat kearah Juan, yang tersenyum lebar melatihnya.     

Hey kha pun balik tersenyum kepada Juan, tapi seperti biasa senyum hey kha itu membuat Juan takut.     

( Apa lagi kali ini ?! ) Gumam Juan lalu menghela nafasnya.     

Perlahan hey kha mendekat kearah Juan.     

" Juan, " panggil kearah hey kha.     

Mana mungkin Juan tidak tahu apa yang di inginkan istri tercintanya itu.     

" Ya mana ? " Tanya Juan pada hey kha.     

Hey kha menunjuk pohon mangga, dimana pohon mangga itu cukup berat dan juga tinggi.     

" Baiklah. " Jawab Juan lalu mengecup kening hey kha.     

Hey kha sangat senang dan meminta pengawal untuk menyiapkan tangga.     

" Apakah pohon ini, ada semutnya ? "      

Tanya Juan pada para pelayan.     

" Se, sedikit tuan. " Jawab seorang pelayan lalu menundukkan kepalanya.     

" Aku ingin makan mangga yang di petik langsung olehmu. " Pinta hey kha dengan wajah menggemaskan.     

" Kau, sungguh curang hey kha. "      

Ucap Juan sambil menepuk jidatnya.     

Juan terus memanjat pohon mangga itu dengan penuh semangat, hingga ia sampai di salah satu dahan.     

Sungguh Juan takjub, melihat buah mangga yang begitu besar dan juga kuning kemarahan yang memperlihatkan kesegarannya.     

Saat Juan sedang takjub, tiba-tiba saja sesuatu mengagetkannya, ketika seekor semut menggigit tangannya.     

Tanpa berlama-lama lagi, Juan berjalan menuju dahan pohon untuk memeriksa mangga, sementara hey kha berteriak dibawah menyemangatinya.     

" Ayo, suamiku. Petik yang banyak. "     

Mendengar hal itu, Juan hanya bisa tersenyum pasrah, saat tubuhnya mulai di gigit semut.     

Juan mulai memetik mangga dan menjatuhkannya di bawah, para pelayan sibung menangkap setiap mangga yang Juan jatuhkan tanpa tentu arahnya.     

Ada begitu banyak mangga yang jatuh di tanah, sedangkan yang lain berhasil di tangkap.     

Setelah melihat cukup banyak, hey kha meminta Juan untuk turun.     

Juan pun turun dengan kondisi yang sungguh kacau. Rambut Juan berdiri keatas karena ia garuk akibat gigitan semut.     

Sementara hey kha tersenyum lebar melihat hal itu.     

Hey kah segera berlari menuju Juan saat Juan turun dari tangga, Juan begitu terkejut karena hey kha berlari.     

" A, apa yang, " belum selesai Juan yang ingin mengomeli hey kha, pelukan erat dari hey kha membuat Juan diam.     

" Terima kasih Juan, kau juga terlihat semakin tampan seperti ini. "     

Marah Juan pun hilang mendengar perkataan hey kha.     

SUNGGUH CINTA YANG MANIS.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.