MENGEJAR CINTA

MENGEJAR ADELIA



MENGEJAR ADELIA

Jody bisa menjawab dengan pasti pertanyaan Adelia bahwa ia tidak pernah menyesali perasaannya selama ini pada Adelia.      

Tapi Jody juga merasa takut bahwa nanti jawabannya itu akan menjadi beban untuk Adelia melangka nantinya.     

Kenyataan bahwa Adelia akan segera menikah dan ia harus pergi menjauh dari Adelia.     

Sungguh Jody sangat bingung bagaimana cara menjawab pertanyaan yang sederhana namun membutuhkan jawaban yang tidak sederhana.     

" Jody , apa kau mendengar ku ?? "     

Tanya Adelia pada Jody yang masih mengharapkan jawaban darinya.     

" Aku berharap kau bahagian dan tidak menderita lagi karena cinta. Jika kau bahagian aku pun ikut bahagia "     

Adelia menarik nafasnya dalam-dalam.     

( Jawaban itu lagi )     

Gumam Adelia dalam hatinya.     

" Jody pejamkan matamu. "     

Pinta Adelia pada Jody.     

" Untuk apa ?? "     

Tanya Jody pada Adelia.       

Adelia pun mengangkat tangannya, melihat hal itu Jody mundur selangkah kebelakang.     

Adelia kembali menarik tangannya.     

" Sudahlah . "     

Lalu berjalan pergi menuju tempat tidurnya, sementara Jody masih mematung tidak tahu harus berbuat apa karena tampaknya Adelia sungguh kesal padanya.     

" Seharusnya aku menutup mataku "     

Gumam Jody dengan penuh penyesalan.     

Jody berjalan mendekat kearah Adelia namun adelia membelakangi Jody.     

" Aku akan keluar sebentar, aku juga akan memanggil suster untuk menemanimu "     

Ucap Jody lalu melangka pergi meninggalkan Adelia.     

Adelia sungguh kesal dan juga kecewa saat itu.     

Suster pun masuk kedalam dan bertanya tentang keadaan Adelia.     

" Tolong panggilkan dokter aroun kemari, katakan aku membutuhkannya .... Sa..at ini."     

Suster itu terkejut mendengar Adelia yang menangis.     

" Nona, apakah nona baik-baik saja ... Aku akan memanggil dokter aroun dan juga dokter Frans kemari. "     

Setelah suster itu pergi Adelia mengeluarkan infus yang ada tangannya lalu mengambil pakaian dan menggantinya di kamar mandi.     

Jody berjalan-jalan di taman untuk menenangkan pikirannya.     

Sementara aroun dan juga dokter Frans bergegas keruangan adelia setelah mendengar apa yang di katakan oleh suster itu.     

Sesampainya di ruangan Adelia aroun terkejut melihat Adelia yang telah mengganti pakaiannya dan infus yang ada ditangannya sudah dilepas.     

" Apa yang kau lakukan Adel "     

Tanya aroun dengan panik lalu menghampiri Adelia.      

" Aku ingin pulang kak, rasanya aku makin sakit jika terus berada disini "     

Melihat Adelia yang menangis, aroun pun memeluk Adelia .     

" Baiklah kita akan pulang. "     

Aroun meminta pengawal yang ada didepan untuk mengurus administrasi Adelia namun dokter Frans mengatakan bahwa dia yang akan mengurusnya, sebaiknya aroun membawah Adelia ke hotel.     

Namun Adelia bersih keras untuk pulang ke kota E malam ini juga , aroun semakin bingung dengan apa yang terjadi.     

Apa lagi aroun tidak melihat Jody sama sekali.     

" Ada apa Adel ?? Kau bertengkar dengan Jody . "     

Tanya aroun melihat Adelia yang terus menangis apa lagi kondisinya belum begitu stabil.     

" Aku ingin pulang kak ... Aku ingin pulang "     

Aroun hanya bisa mengikuti keinginan Adelia.     

Sementara araoun meminta kedua pengawal itu untuk memesan penerbangan ke kota E sekarang dan mereka akan langsung menuju ke bandara.     

Adelia duduk di kursi roda saat itu dan didorong oleh seorang pengawal.     

Mereka hampir saja bertemu saat di lobi rumah sakit namun pada akhirnya mereka saling melewatkan.     

Aroun dan juga Adelia telah berangkat dengan mobil menuju kebandara.     

Sementara Jody bertemu dengan sorang pasien buta yang tidak sengaja menabraknya.     

Jody masih membantu pasien itu dan mengantar ke ruangannya.     

Beberapa saat kemudian Jody kembali keruangan Adelia namun ia melihat tidak ada pengawal yang berdiri didepan pintu ruangan Adelia .     

Jody pun bergegas masuk kedalam namun ia terlambat karena ruangan itu telah kosong.     

Jody mencari suster untuk bertanya mungkin saja Adelia pindah keruangan lain.     

Seorang suster yang bertugas untuk menjaga Adelia pun lewat di sampingnya.     

Jody segera bertanya dimana Adelia di pindahkan namun suster itu berkata bahwa Adelia tidak dipindahkan tetapi meminta untuk pulang.     

Jody sangat terkejut mendengar hal itu.     

" Pulang ?? "     

Tanya Jody.     

" Iya tuan .."     

Jawab suster itu, melihat Jody yang diam saja suster itu kembali berkata.     

" Setelah tuan keluar saat itu ... Pasien terus menangis dan meminta pulang walaupun kondisinya belum pulih. "     

Jody semakin terpuruk mendengarnya , apa yang telah ia lakukan .     

Lagi-lagi ia membuat Adelia marah apa lagi sampai ia menangis.     

" Dodoh .!! "     

Ucap Jody pada dirinya sendiri.     

Jody kembali bertanya pada suster itu.     

" Sudah berapa lama mereka pergi ?? Dan mereka pergi ke hotel mana ? "     

" Mungkin sudah setengah jam yang lalu, mereka tidak kehotel tapi langsung kembali ke negara mereka "     

Jody tambah terkejut lagi mendengar hal itu.     

Sebenci itukah Adelia padanya hingga tidak menunggunya, untuk pamit saja ia akan sangat senang.     

Jody mengambil tasnya yang ada diruangan adelia Lalu berlari menuju ke bandara dan dalam perjalanan Jody terus menelpon aroun namun aroun tidak menjawab telponnya.     

" Lebih cepat lagi pak ... "     

Ucap Jody pada sopir itu, lalu memesan tiket secara online.     

Untung saja tiket untuk ke Shanghai masih ada dan belum di tutup.     

Jody merasa senang karena 50 menit lagi pesawat pertama menuju Shanghai akan terbang.     

" Lebih cepat lagi pak ... Aku akan memberikan uang lebih untukmu."     

Beberapa saat kemudian Jody sampai di bandara.     

Jody lalu berlari menaiki tangga dan melakukan check-in memperlihatkan e-tiket menggunakan ponselnya serta paspor miliknya.     

Setelah lolos Jody bergegas menuju pesawat karena panggilan untuk penerbangan miliknya sudah terdengar dan dari kejauhan ia melihat aroun yang sedang menggendong Adelia.     

Hati Jody merasa lega akhirnya ia bisa menyusul Adelia.     

Jody berlari menuju pesawat, setelah didalam pesawat Jody mencari keberadaan Adelia dan juga aroun di kelas bisnis, Jody sendiri hanya mendapatkan tiket untuk kelas ekonomi saat itu.     

Saat Jody pergi kebagian kelas bisnis , Jody di hentikan oleh seorang pramugari yang bertugas berjaga didepan pintu masuk kelas itu.     

" Mohon maaf tuan ... Bisakah saya tahu tuan ingin bertemu dengan siapa ?? Sayang akan membantu menyampaikannya . Karena tuan dilarang masuk kedalam. "     

Ruangan bisnis memang tidak bisa sembarangan dimasuki.     

" Katakan pada tuan yang bernama aroun bahwa ada teman yang ingin bertemu dan bicara dengannya . "     

Pramugari itu masuk kedalam dan bertanya apakah ada pria yang bernama aroun.     

Aroun bertanya pada pramugari itu mengapa ia mencarinya , pramugari itu pun menyampaikan pesan Jody.     

Aroun berdiri secara perlahan , sementara Adelia tertidur dengan tangan yang masih di infus.     

Setelah keluar aroun sangat terkejut melihat Jody.     

" Jody ... "     

Jody menrasa sangat senang lalu mengajak aroun bicara sebentar tentang kejadian itu.     

Aroun memberikan kesempatan untuk jody memperbaiki kesalahannya, karena ia juga melihat Adelia begitu tersiksa.     

Aroun pun bertukar tempat duduk bersama dengan Jody .     

Jody masuk kedalam dan melihat Adelia tertidur pulas dengan tangan yang masih diinfus.     

Jody duduk disamping adekia lalu menyetuh wajah Adelia dengan lembut.     

" Maafkan aku Adel , kali ini aku tidak akan lari lagi ... Kali ini aku akan mendengarkan apa pun yang kau katakan, tapi aku mohon jangan marah padaku, aku sungguh tidak sanggup Adel. "     

Jody pun mencium tangan Adelia.     

Jody terus memandangi wajah Adelia hingga ia pun tertidur saat itu.     

Jody pun bangun dari tidurnya saat mendengar pemberitahuan bahwa pesawat akan segera mendarat.     

Ketika Jody membuka matanya ia melihat Adelia berada tepat dihadapannya.     

" A.. Adel . "     

Adelia tersenyum manis lalu mengecup pipi Jody hingga membuat Jody diam mematung dengan wajahnya yang merona.     

" Pagi Jody ..."     

Pramugari yang kebetulan lewat melihat hal itu tersenyum.     

" Pacarnya sangat menggemaskan ."     

Ucap pramugari yang lewat disamping mereka.     

Jody mengedip-ngedipkan matanya agar segera sadar, jantunganya terasa ingin berhenti saat Adelia mengecup pipinya.     

Jody mendorong pelan tubuh Adelia yang sangat dekat dengannya karena ia ingin bangun.     

Adelia mengerutkan keningnya, Jody pun segera minta maaf.     

" Maafkan aku Adel, aku hanya ingin bangun saja , aku tidak bermaksud apa-apa. Tolong jangan marah, aku mohon . Maafkan aku .."     

Ucap Jody pada Adelia sambil menundukkan kepalanya.     

Adelia tersenyum melihatnya.     

" Baik . Aku tidak akan asalkan kau memberikanku kecupan selamat pagi seperti apa yang aku lakukan padamu. "     

Jody samakin gugup mendengar hal itu.     

" Ya sudah jika tidak mau ... "     

Rajuk Adelia , Jody pun menarik tangan Adelia dan mendekatkan wajahnya untuk mengecup pipi Adelia.     

Karena pesawat telah mendarat jadi getaran yang begitu kuat membuat keduanya berciuman.     

Jody sangat terkejut melihat hal itu, melihat Jody yang begitu terkejut Adelia melingkarkan tangannya di leher Jody sambil tersenyum.     

" Kali ini kau tidak bisa menghindar lagi "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.