MENGEJAR CINTA

PERTANYAAN ADELIA



PERTANYAAN ADELIA

Elisa merasa sangat sedih ketika memikirkan hal itu.     

Sungguh dalam hatinya sangat ingin bertahan dan bersama dengan Robin.     

Tapi jika hanya dirinya yang berusaha maka semuanya akan sia-sia karena pada kenyataannya Robin tidak pernah mencintai dirinya.     

Walau pun ia telah mencoba yang terbaik selama 2 tahun untuk membuka hati Robin tapi semua yang ia lakukan tidak pernah terlihat oleh Robin atau mungkin Robin mengetahui hal itu tapi Robin hanya diam saja.     

Sungguh sakit bila memikirkan cinta sepihak.     

Saat itu Elisa dikagetkan dengan suara benda yang jatuh.     

Elisa bergegas bangun dari tempat tidur dan pergi melihat apa yang sedang terjadi.      

Elisa melihat Robin yang sedang berjongkok di lantai memungut sayuran yang jatuh kelantai.     

" Apa yang sedang kau lakukan ?? "     

Tanya Elisa yang membuat Robin terkejut.     

" Ah ... Kau membuat aku terkejut. "     

Ucap Robin sambil mengambil sayuran yang berada dilantai secara terburu-buru.     

" Maafkan aku jika menggangu tidurmu. Aku tidak sengaja menyenggol ini dan jatuh kebawah. "     

Ucap Robin setelah berdiri dan meletakan sayuran itu.     

" Kau duduklah ... Aku akan menyiapkan makanan untukmu. "     

Pinta Robin pada Elisa .     

Elisa sebenarnya ingin membantu Robin tapi Robin pasti akan melarangnya.     

Lebih baik mengikuti apa yang ia inginkan sambil memperhatikan apa yang Robin lakukan terhadap dapur hotel ini.     

Tepung berserakan di atas meja, telur dadar yang hampir hangus karena memungut sayuran, sungguh dapur terlihat seperti orang baru saja berperang.     

Tapi Elisa juga senang setidaknya ini adalah hadiah terakhir yang Robin berikan padanya.     

Beberapa saat kemudian Jody datang dengan membawa piring yang berisikan telur dadar, sup ikan yang dicampur dengan sayuran dan juga buah yang telah ia potong.     

" Nafsu makanku kembali setelah melihat makanan ini ... "     

Ucap Elisa dengan raut wajah bahagia.     

" Aku akan makan ... "     

Elisa mulai mencicipi semua makanan yang Robin buat.     

Walaupun rasanya hambar tapi Elisa tetap memakannya.     

Robin sangat senang melihat hal itu.     

" Kau pasti sangat tersiksa menelan semua makanan ini ."     

Ucap Robin yang membuat Elisa hampir tersedak.     

" Aku malah sangat senang karena rasanya sesuai dengan seleraku, seandainya .... "     

Ucapan Elisa terhenti saat itu, ia tidak sanggup lagi melanjutkan kalimat terakhir.     

" Ada apa ..?? "     

Tanya Tobing yang bingung karena Elisa tiba-tiba saja berhenti.     

" Ah ... Aku lupa harus bilang apa . "     

Perkataan Elisa itu menyiratkan arti lain yang membuat Robin semakin bingung, sementara Elisa hanya tersenyum melihat Robin dan melanjutkan makan.     

( Seandainya, aku bisa memakan masakan mu selamanya. Itu pasti akan sangat menyenangkan )     

Gumam Elisa dalam hatinya.     

" Oh iya ... Apakah kamu kerumah sakit hari ini untuk melihat Adelia ?? "     

Tanya Elisa pada Robin, Robin terdiam mendengar perkataan Elisa sambil menatapnya.     

" Aku hanya ingin tahu keadaan Adel saja ... Aku belum bertemu dengannya setelah ia sadar. "     

" Dia baik-baik saja, mungkin beberapa hati lagi ia sudah bisa kembali lagi ke kota E. "      

Ucap Robin lalu mengambil piring yang telah selesai dipakai oleh Elisa.     

Elisa bisa merasakan perasaan sedih didalam kalimat itu.     

Sekarang Adelia telah sadar, seharusnya Robin senang. Elisa berpikir mungkin Robin tidak senang karena jody yang selalu bersama dengan Adelia selama ini.     

Mungkin jika ia tidak datang ke kota ini, Robin bisa lebih banyak waktu untuk bersama dengan Adelia.     

Elisa juga merasa bersalah pada Adelia karena terakhir kali ia bertengkar dengan Robin , ia sempat mengatakan sesuatu yang buruk tentang Adelia yang membuat Robin marah padanya waktu itu.     

" Cinta sangatlah berbahaya . "     

Gumam Elisa .     

Elisa mengatakan pada Robin bahwa besok ia ingin kembali ke kota E.     

Karena ia sangat merindukan Sam, Sam juga pasti sangat khawatir padanya karena selama beberapa hati tidak memberikan kabar.     

" Baiklah. Besok kita kembali ke kota E "     

Ucap Robin pada Elisa .     

" Ti ...dak . Aku bisa kembali sendiri, lagi pula kau pasti masih mempunyai pekerjaan disini, selesaikan saja terlebih dahulu ."     

Robin yang hendak pergi ke kamar untuk mengganti pakaiannya berhenti dan berbalik melihat Elisa setelah mendengar hal itu.     

" Aku tahu apa yang kau pikirkan. Tapi Elisa, aku ingin bercerai denganmu bukan karena aku ingin kembali pada Adelia. Aku tidak munafik bahwa aku masih mencintainya sampai saat ini tapi aku bukanlah orang picik yang akan egois. Apa pun keputusan yang aku ambil, percayalah bahwa semua ini aku lakukan untuk kebaikan kita semua termasuk dirimu. Aku tidak ingin orang yang aku sayangi semuanya terluka karena diriku ... Baik itu luka fisik atau pun luka yang ada didalam hati. Kau mungkin merasa ini tidak adil atau tidak masuk di akal tapi aku percaya bahwa kau pasti akan mendapatkan pria terbaik yang lebih baik dari diriku. "     

Robin berbalik lalu masuk kedalam kamar, sementara Elisa masih terdiam sambil melihat Robin yang melangkah pergi dengan pasti tanpa menoleh melihat air matanya yang menetes karena terpukul dengan perkataan Robin .     

Sungguh kata-kata yang sangat dalam hingga mampu menghancurkan serta memangkas semua harapan yang ada,begitu jelas dan pasti.     

Elisa berusaha menahan suaranya agar tidak terdengar oleh Robin tapi ia tidak dapat membendung air mata yang mengalir sederas hujan di kalah langit menghitam dan suara gemuruh memecah keheningan.     

Robin dapat mendengar suara tangis Elisa tapi Robin tidak berani keluar untuk menghapus air mata itu.     

Robin tidak ingin terus menerus memberikan harapan untuk Elisa, hati dan perasaannya pun ikut hancur saat itu.     

" Aku sungguh tidak berani melangkah lebih jauh lagi. Aku ditakdirkan untuk hidup sendiri ... Aku sungguh menyesal Elisa. "     

Dua orang yang sama-sama tersakiti berada diruangan yang sama dan sama-sama memendam perasaan sakit yang teramat dalam.     

Sementara Jody dan juga Adelia sedang merasakan manisnya cinta yang sedang tumbuh.     

Jody sendiri masih risih dengan sikap Adelia yang berubah seratus persen.     

Sunggu setelah sadar dari komanya Adelia makin membuat Jody bingung dan juga tersipu malu mendengar apa yang dikatakan oleh Adelia.     

Bahkan kadang Jody merasa geli ketika mendengar Adelia menggodanya.     

" Jody ... "     

Panggil adelia yang membuat Jody terkejut.     

( Kalo ini apa lagi ?? )     

Gumam Jody sambil memandangi wajah Adelia.     

" Apakah aku sangat menakutkan hingga kau memandangku seperti itu ?? "     

Tanya Adelia dengan rau wajah yang sedih sambil menundukkan kepalanya.     

" Ti ... Tidak. Bukan itu maksudku, kamu sangat cantik dan juga manis. "     

Ucap Jody dengan gugup.     

" Benarkah ?? "     

Tanya Adelia dengan malu-malu.     

( Mulai lagi . )     

Gumam Jody sambil menarik nafasnya dalam-dalam.     

Jody pun mengaggukan kepalanya menjawab pertanyaan Adelia.     

Adelia yang melihat wajah Jody memerah tersenyum senang, lalu menyingkirkan selimut yang berada ditubuhnya lalu turun dari tempat tidur.     

" Kau ingin kemana Adel ?? "     

Tanya Jody sambil memapah tubuh Adelia untuk berdiri.     

" Temani aku berjalan kearah jendela, aku ingin melihat pemandangan malam kota New York dari sini "     

Pinta Adelia pada Jody, Jody pun membantu Adelia hingga mereka berdiri bersama didepan jendela kaca dan melihat suasana kota yang sangat indah dengan lampu yang menyalah menambah keindahan saat itu.     

" Aku tidak menyangka hari ini datang. Hari dimana aku menyadari sesuatu, sesuatu yang telah lama aku abaikan. Aku selalu percaya bahwa aku akan bahagia jika mengejar cintaku tapi aku sadar bahwa aku salah. Yang baik bukan berarti dia yang terbaik. Iyakan Jody ?? "     

Tanya Adelia pada Jody .     

Jody tidak tahu harus menjawab apa saat itu, tapi karena Adelia bertanya maka akan ia jawab.     

" Kadang yang terbaik juga bukanlah pilihan yang baik. Tapi jika kau bahagia , orang yang mencintaimu akan ikut bahagia. Jadi lakukan apa pun yang ingin kau lakukan Adel, aku akan terus mendukungmu, kau tidak perlu takut melangkah dan jatuh karena aku akan selalu ada untuk mengulurkan tangan untuk membantumu bangkit "     

Air mata Adelia menetes mendengar perkataan Jody , Jody mendekat lalu mengusap air mata Adelia dengan tangannya.     

" Apakah kau pernah menyesal mencintaiku ??"     

Tanya Adelia pada Jody yang membuat Jody terdiam dan tangannya pun berhenti mengusap air mata Adelia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.