MENGEJAR CINTA

MENGHAJAR AZAM



MENGHAJAR AZAM

Melihat hey kha yang menangis membuat Juan terkejut lalu berdiri dari tempat duduknya dan mendekat kearah hey kha namun hy ju menghentikan Juan .     

" Berhenti ayah . "     

Langka Juan pun terhenti seketika.     

" Hy ju ... "     

Ucap Nyonya yang uang yang cukup kaget melihat tatapan hy ju pada Juan .     

Nyonya yin menganggap selama ini perdebatan di antara mereka hanyalah masalah biasa yang sering di alami ayah dan anak pada umumnya .     

Tapi mendengar dan melihat langsung perkataan dan juga sikap hy ju membuat jantung nyonya yin berdetak kencang.     

( Ada apa ini ?? )     

Gumam nyonya yin.     

Hy ju memeluk hey kha lalu mengusap air mata hey kha dengan tangan kecilnya .     

" Ibu ... Hy ju minta maaf karena membuat ibu menangis lagi . Padahal hy ju berjanji tidak akan membuat ibu menangis lagi . Tapi hy ju .."     

Hey kha seketika mengangkat kepalanya mendengar perkataan hy ju .     

" Tidak sayang ... Hy ju tidak salah . Ibu menangis karena senang, karena ibu punya anak laki-laki yang kuat dan juga bertanggung jawab dengan kata-katanya . Ibu bangga pada hy ju .. "     

Juan masih berdiri sambil mengepalkan tangannya .     

Hal itu bukan karena kesal pada hy ju tapi ia kesal pada dirinya sendiri .     

Juan pergi keluar meninggalkan mereka saat itu untuk menenangkan pikirannya.     

Juan tahu apa yang membuat hy ju selama ini begitu membencinya .     

Apa pun yang ia lakukan pada hey kha di masa lalu memang tidak pantas untuk di maafkan, apa lagi hy ju tahu semua masalannya.     

Tapi Juan juga senang karena sikap tegas dan tanggung jawab hy ju yang sama persis dengan dirinya ketika kecil dulu saat ditinggal oleh kedua orang tua.     

" Anakku memang pintar dan sangat sulit untuk di kalahkan . Aku akan berusah lebih keras lagi untuk meyakinkannya . "     

Juan yang sedang berdiri di depan jendela sambil memandangi pemandangan kota New York dari lantai 15 hotel terkejut ketika mendengar suara tepuk tangan seseorang.     

Juan berbalik melihat siapa yang berani mengusiknya saat itu .     

" Aku tidak menyangka bertemu dengan tuan Yin di hotel sebesar ini , apa lagi sangat jarang melihat wajah kusutnya . "     

Ucap Azam Wang pada Juan .     

Juan tersenyum kesal saat itu .     

" Pergi sebelum aku berubah pikiran . "     

Kata Juan pada Azam lalu berbalik ke arah jendela lagi .     

Azam mengaggap ini sebagai kesempatan, kapan lagi ia bisa mengolok-olok Juan .     

" Ini bukanlah Shanghai dan ini juga bukanlah hotel mu ?? Mengapa aku harus mendengarkan mu . Lagi pula aku kesini untuk urusan bisnis . "     

Azam mendekat lalu berdiri tidak jau di samping Juan untuk menikmati pemandangan yang sama .     

" Oh iya ... Selamat atas kehamilan nona hey kha . Maaf karena aku ... "     

Belum selesai Azam bicara Juan pun berbalik lalu melayangkan pukulan kearah Azam .     

" Apakah kau gila ?!! "     

Teriak azam pada Juan , Azam pun di bantu berdiri oleh sekertarisnya .     

" Saya bisa menuntut Presdir Yin atas apa yang telah anda lakukan saat ini . "     

Ucap sekertaris Azam pada Juan .     

Juan pun tertawa kecil saat mendengar hal itu.     

" Menuntut ku ?? Ah ... Baiklah .!! "     

Ucap Juan dengan tatapan tajam lalu melangkah dengan cepat menyingkirkan sekretaris Azam hingga terhempas kelantai.     

" Kau .!! "     

Ucap Azam setelah melihat hal itu namun Juan terlanjut melayangkan tendangan ke arah Azam hingga membuatnya terjatuh kemudian Juan naik ke tubuh Azam lalu memukul wajahnya , sekertaris Azam berusaha menghentikan Juan namun ia tidak bisa menghentikan Juan bahkan sekertaris Azam itu mendapatkan pukulan dari Juan , sedangkan wajah Azam sudah penuh dengan luka serta darah yang mengalir dari wajah serta bibirnya, Azam berusaha membalas Juan walau pun Azam tahu semua itu sia-sia karena ia sendiri kenal siapa Juan sebenarnya.     

Robin yang datang ke hotel untuk mencari Juan tidak dapat menemuinya di kamar dan keluar untuk mencari Juan , Robin mendengar seseorang menyebut nama Juan dan berlari menghampiri suara itu .     

Robin sangat terkejut melihat Juan yang memukuli seseorang, lalu mencoba menghentikannya walau pun Robin tahu semua itu hanya sia-sia, Robin bahkan ikut terjatuh karena menahan Juan.     

" Ingat nona hey kha tuan ... Ia masih menunggu tuan dengan khawatir di kamar. "     

Juan seketika menghentikan kepalan pukulan yang bisa saja itu adalah pukulan terakhir untuk mengakhiri nyawa Azam .     

Juan melihat Azam yang telah sangat berantakan lalu beranjak dari tubuh Azam .     

Segera sekretarisnye menelpon ambulans dan membantu Azam bangun .     

" Ini peringatan awal untukmu . Dan jika aku mendengar kau menyebut nama istriku lagi seperti itu bahkan sampai kau menyetuh sehelai rambutnya . Kau dan keluargamu akan menghilang dari bumi dengan segera .!!! "     

Ucap Juan dengan tatapan membunuh saat itu lalu pergi meninggalkan mereka .     

Setelah mendengar apa yang di katakan oleh Juan , sekarang Robin mengerti dengan apa yang terjadi .     

Jika itu masalah lain pasti Juan tidak akan semarah itu .      

Juan sangat banyak memberikan toleransi pada Azam mengingat mereka pernah bersahabat baik dan membangun bisnis bersama .     

Tapi jika itu menyangkut hey kha atau pun hu ju jangan berani berkata apa pun karena itu akan membangunkan singa tidur .     

Tidak ada yang tahu seberapa kejamnya Juan ketika berhadapan dengan musuhnya.     

Robin mendekat ke arah Azam dan berkata.     

" Jika aku tahu bahwa kau di balik kasus Elisa ... Mungkin kau akan mengalami kerugian yang begitu besar . Dan aku juga pernah mengingatkan mu untuk tidak berbuat macam-macam pada nona hey kha , karena kau sendiri tahu bagaimana Juan yang sesungguhnya. "     

Robin pun segera pergi menyusul Juan dan saat itu pula ambulans tiba untuk membawa Azam ke rumah sakit.     

Juan berdiam diri sejenak di depan pintu masuk kamar hotel mereka untuk menenangkan dirinya sambil menundukkan kepalanya.     

Nafasnya masih terengah-engah saat itu kekesalan pada Azam belum hilang sepenuhnya , ia tidak ingin hey kha melihatnya dalam kondisi yang seperti itu .     

Apa lagi jika hey kha melihat saat dirnya memukuli Azam seperti itu pasti hey kha akan sangat ketakutan .     

Juan yang masih menundukkan kepalanya tersadar bahwa tangannya terluka bahkan darah menetes di lantai .     

" Gawat ... Jika hey ..."     

Belum selesai Juan bicara terdengar suara pintu terbuka dan Juan segera berbalik untuk menutupi tangan .     

" Juan ... Apa yang kau lakukan diluar . Ayo masuk "     

Ajak hey kha pada Juan , karena hey kha adalah seorang dokter ia memiliki penciuman yang sangat tajam .     

" Bau darah .... "     

Ucapan hey kha mengagetkan Juan.     

Hey kha melihat keraha lantai dan melihat darah .     

" Juan ... "     

Hey kha segera meminta Juan untuk berbalik dan melihat tangan Juan yang terluka serta wajahnya yang memerah.     

" Apa ..." Ucapan hey kha terpotong oleh Juan .     

" Bisakah kau tidak bertanya kali ini ?? "     

Pinta Juan pada hey kha dengan wajah sedihnya .     

Hey kha melihat Juan yang masih menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang meminta maaf dan mohon ampunan karena berbuat salah.     

Hey kha tidak tahu apa yang terjadi tapi melihat Juan yang seperti itu membuat hati hey kha sakit.     

Hey kha mengangkat tangannya , Juan yang melihat hey kha mengangkat tangannya hanya diam saja dan akan menerima jika hey kha menamparnya.     

Namun yang terjadi malah sebaliknya, hey kha menyetuh kepala Juan dengan lembut dan hal itu membuat Juan kaget lalu mengangkat kepalanya melihat hey kha .     

Setelah Juan mengangkat kepalanya hey kha pun menyetuh wajah Juan .     

" Tidak apa-apa. Aku tahu kau punya alasan tersendiri dan aku tidak akan mempermasalahkan nya selama kau baik-baik saja ... Aku senang kau baik-baik saja Juan . "     

Mendengar perkataan hey kha Juan pun memeluk hey kha dengan erat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.