MENGEJAR CINTA

Perasaan cemburu



Perasaan cemburu

Elisa yang sedang berbaring, terbangung saat mendengar panggilan dari Robin.     

Namun yang membuat Elisa cukup terkejut adalah wajah bibi Han yang tampak aneh memandangi Robin.     

Seperti tatapan orang yang merasa geli akan sesuatu.     

Elisa pun tertawa kecil melihat raut wajah bibi Han.     

Robin senang ketika Elisa tertawa tapi ia juga bingun. Mengapa Elisa menertawakannya.     

" Aku senang, melihat tawa di wajah cantikmu itu," kata Robin pada Elisa .     

" Lihatlah Beb, sup ikan buatanku." Ucap Robin.     

Bibi han kembali terkejut mendengar perkataan Robin. Karena tidak tahan lagi, bibi Han pun menepuk puny Robin.     

" Apa yang tuan katakan?? Mengapa tuan memanggil nona Elisa dengan ssbutan bebek??! Saya tidak terima jika tuan merendahkan nona seperti ini." Ucap kesal bibi Han.     

Robin Sungguh terkejut di buat bibi Han, sementara Elisa kembali tertawa mendengar perkataan bibi Han.     

" Apa yang bibi katakan? Mana mungkin aku memanggil Elisa seperti itu?" Tanya Robin yang syok.     

" Tadi tuan menyebutkan kata bebek, apa artinya itu jika tidak merendahkan." Ucap ketus bibi Han.     

Robin pun menepuk jidatnya.     

" Bibi Han salah paham, bukan bebek tapi bebeb. Itu salah satu panggilan sayang untuk Elisa..,"      

Mendengar penjelasan Robin, bibi Han semakin tidak senang.     

" Tidak. Berhenti memanggil nama aneh yang membuat orang salah paham. Panggil saja sayang atau istriku. Pasti itu lebih membuat nona Elisa senang di bandingkan ucapan aneh itu.."  kata bibi Han pada Robin.     

" Setuju bibi. Itu adalah panggilan aneh." Ucap Elisa pada bibi han.     

Robin tidak bisa berbuat apa-apa lagi di saat kedua wanita yang ia sayangi bersatu melawannya.     

Robin pun membantu Elisa untuk bangkit dari tempat tidurnya.     

" Aku baik-baik saja Robin, " ucap Elisa.     

Robin pun mengecup bibir Elisa. Elisa tercengang dengan kecupan bibir itu yang sangat tiba-tiba.     

Sementara Robin tersenyum melihat Elisa.     

" Apakah kurang??" Tanya Robin pada Elisa.     

Elisa pun mengangguk kepalanya.     

Robin di buat terkejut dengan sikap Elisa yang tidak mengelak sama sekali.     

Robin menyetuh bibir Elisa.     

" Isilah perutmu terlebih dahulu, setelah itu aku akan memberikan makanan penutup untukmu." Ucap Robin pada Elisa.     

Seperti biasa Robin menyuapi Elisa, walaupun Elisa mengatakan bahwa ia bisa sendiri tapi Robin tidak tetap saja menyuapi Elisa.     

Setelah selesai makan, Robin pun memberikan segelas air putih untuk Elisa.     

" Kao harus mengkonsumsi air yang banyak, agar tubuhmu kuat. Begitu juga dengan anak kita," ucap Robin pada Elisa.     

Elisa Sangat bahagia ketika melihat wajah Robin yang beyhy bahagia.     

Sampai hari ini Elisa tetap saja tidak yakin bahwa Robin bisa sebaik dan juga seperhatian ini pada dirinya.     

" Mana hadiah untukku??" Tanya Elisa pada Robin sambil mengulurkan tangannya.     

" Hadiah??" Tanya balik Robin.     

" Iya," jawab Elisa.     

Robin pun duduk di samping Elisa dan menarik wajah Elisa dan mencium bibirnya.     

" Maksudmu ini?" Ucap Robin pada Elisa.     

Elisa pun menganggukkan kepalanya.     

Robin kembali mencium bibir Elisa, mereka pun saling membalas ciuman masing-masing.     

Namun tiba-tiba saja Robin berhenti saat itu, karena ia melihat darah keluar dari hidung Elisa.     

" Elisa, hidungmu berdarah lagi." Ucap Robin.     

" Ah iya, maaf." Kata Elisa.     

" Untuk apa minta maaf? Dasar gadis bodoh." Ucap Robin pada Elisa.     

Robin pun mengambil tisu dan mengelap darah itu.     

Robin memberikan obat pada Elisa untuk ia minum. Setelah itu Robin meminta Elisa untuk istirahat.     

Beberapa hari kemudian. Rabin meminta ijin pada Elisa untuk keluar sebentar.     

Sementara Elisa di jaga oleh dua orang suster yang Robin tempatkan di rumah dan dokter yang akan datang memeriksa Elisa setiap hari.     

Robin pergi untuk mencari jejak dari Sam, karena Sam benar-benar menghilang sejak hari itu.     

Jika benar Sam di cilik oleh musuhnya, pasti ia telah mendapatkan telpon dari si penculik.     

Tapi sampai saat ini tidak ada pergerakan atau pun telpon yang mengancam dirinya.     

Artinya Sam masih baik-baik saja.     

Setelah selesai mengurusi pekerjaannya, Robin pun pergi ke mall untuk membelikan buah untuk Elisa.     

Di sana tanpa sengaja Robin bertemu dengan Adelia, yang sedang berbelanja.     

" Hai, kak Robin. " Panggil Adelia ketika melihat Robin.     

Robin pun berjalan menghampiri Adelia, walaupun ia sendiri masih canggung berduaan dengan Adelia seperti ini.     

" Oh iya,Bagaimana keadaan kak Elisa??Aku dengan ia keluar dari rumah sakit beberapa hati yang lalu." Tanya Adelia pada Robin.     

" Kondisi Elisaperlahan membaik, ia sedang beristirahat di rumah. Ia bahkan sangat ingin ikut berbelanja dengan ku tapi aku melarangnya karena mengingat ia yang baru saja keluar dari rumah sakit, pasti dia akan sangat senang bertemu denganmu." Uaco Robin.     

" Sampaikan permintaan maafku, karena belum sempat menjenguknya. Tapi dalam waktu dekat aku akan kembali berkunjung dirumah kalian." Kata Adelia pada Robin.     

Robin pun mengaggukkan kepalanya ketika mendengar perkataan adelia.     

" Kami akan menantikan hal itu,"      

" Maukah kau minum kopi bersamaku sebentar??" Ajak Adelia, dengan sedikit keragu-raguan.     

Robin pun mengiyakan ajakan Adelia, tapi ia ingin membeli buah untuk Elisa terlebih dahulu.     

Mereka pun berbelanja bersama saat itu.     

" Dimana Jody? Mengapa ia tidak ikut bersamamu?" Tanya Robin pada Adelia.     

" Jody sedang di kantor saat ini, aku tidak ingin merepotkan dirinya hanya karena masalah sekecil ini." Jawab adelia.     

" Kau sudah besar tampaknya." Kata Robin pada adelia sambil mengelus kepala Adelia.     

Adelia cukup terkejut dengan sikap Robin yang seperti itu.     

Mereka pun mulai merasa canggung.     

Untuk menghilangkan kegugupan itu, Adelia menyenggol tangan Robin.     

" Cie..,Cie..," goda Adelia oada Robin.     

Robin bingung dengan ucapan adelia      

" Mengapa kau mengatakan hal itu?" Tanya Robin.     

" Karena akhirnya, kau mendapatkan cinta sejatimu juga. Aku sempat dengar bahwa kau ingin menceraikan kak Elisa dan akan bertapa sebagai biksu selamanya, jauh dari kata cinta. Tapi aku tidak menyangka bahwa kau bisa menjadi budak cinta saat ini."      

Ucapan Adelia itu, membuat Robin malu bahkan wajahnya memerah.     

Adelia yang melihat hal itu, kembali ingin menggoda Robin.     

" Cie.., yang lagi jatuh cinta.dan lihatlah wajah lucumu itu..," ucap Adelia sambil tertawa pada Robin.     

Robin semakin canggung di buat Adelia. Robin pun menyentil kepala Adelia dengan pelan.     

" Gadis nakal..," ucap Robin sambil tersenyum.     

Sementara Jody yang mencari Adelia sejak tadi terkejut melihat apa yang sedang ia saksikan saat itu.     

Ia sengaja datang untuk memberikan kejutan untuk Adelia. Karena Adelia mengatakn bahwa ia ingin ke mall untuk berbelanja tapi Jody mengatakan bahwa ia sedang rapat. Walaupun benar ia sedang rapat. Tapi rapat itu berlangsung cepat dan Jody segera. Datang menyusul Adelia, tapi apa yang ia lihat.     

Calon istrinya bercengkrama dengan mantan pacarnya yang dulu sangat di cintai calon istrinya.     

Hati Jody hancur melihat hal itu. Hatinya begitu sakit, bahkan kecemburuan mulai membakar hati Jody.     

" Apakah cinta di antara mereka mulai tumbuh??"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.