MENGEJAR CINTA

Sikap Hangat Robin



Sikap Hangat Robin

Hey kha begitu syok ketika melihat Juan yang hanya diam saja dan tidak menjawab pertanyaannya.     

Itu artinya benar bahwa juan memarahi Hy Ju.     

" Juan, apa yang kau lakukan?! Dia masih anak kecil. Ini bukan salahnya," ucap hey kha pada Juan dengan nada suara yang kesal.     

Juan segerah menenangkan hey kha, karena kondisi hey kha yang masih lemah.     

" Tenanglah hey kha," pinta Juan.     

" Bagimana, aku bisa tenang jika putraku sedang tertekan saat ini." Kata hey kha dengan linangan air mata.     

Juan pun memeluk hey kha dan meminta maaf padanya. Karena terlalu khawatir dan juga panik ia tidak bisa berpikir jernih dan malah memarahi Hy Ju.     

" Aku ingin bertemu dengan Hy Ju, panggil dia kemari." Pinta hey kha pada Juan.     

Juan pun mengiyakan dan mengikuti permintaan sang istri.     

Juan keluar dari ruangan hey kha dan meminta Hy ji untuk masuk kedalam.     

" Masuklah, ibumu ingin bertemu." Ucap Juan pada Hy Ju.     

Namun hy Ju menggeleng kepalanya.     

" Tidak ayah. Hy Ju malu menemui ibu. Sebagai anak hy Ju tidak mampu menjaga ibu dengan baik."      

Juan duduk di samping hy Ju, lalu mengelus kepalanya.     

" Maafkan ayah Hy Ju, ayah terlalu panik mendengar ibumu yang berada di rumah sakit. Ayah tidak bermaksud menyalahkan mu."      

Hy Ju kembali menggelengkan kepalanya.     

" Tidak ayah. Ayah tidak salah. Apa pun yang ayah katakan itu benar, kepercayaan dan juga tanggung jawab adalah harga diri dari seorang lelaki, tapi ketika itu hy Ju tidak bisa lakukan. Maka hy Ju bisa di bilang gagalenjadi pria sejati." Kata hy Ju pada Juan.     

Juan cukup terkejut karena putranya memiliki pikiran yang luas dan juga begitu bermakna.     

Juan senang karena hy Ju bisa berpikir seperti itu.     

" Jadikan ini sebagai pembelajaran, dan jangan ulangi kesalahan yang sama lagu." Ucap Juan pada putranya.     

Hy Ju tersenyum melihat kearah Juan.     

" Terima kasih ayah, karena ayah masih percaya pada hy Ju. Kedapannya hy Ju akan Berusaha sebaik mungkin menjaga ibu."      

Setelah bicara dengan Juan, hy Ju punasuk kedalam ruangan hey kha untuk menjenguk sang itu.     

" Hy Ju, sayang." Panggil hey kha pada hy Ju.     

Hy Ju pun berlari mendekati pada hey kha dengan senyuman Manis di wajahnya.     

Sebelum masuk ke ruangan hey kha, Juan mengatakan pada hy Ju unyuk tersenyum dan jangan memperlihatkan wajah sedih ketika masuk.     

" Ibu, apakah ibu marasa lebih baik??" Tanya Hy Ju dengan senyuman di wajahnya.     

Hey kha begitu senang melihat senyum manis di wajah sang anak.     

" Ibu baik-baik saja sayang, apa lagi melihat senyum manis di wajahmu."     

Hey kha meminta hy Ju lebih dekat lagi untuk bisa ia peluk dan juga ia cium.     

***     

Beberapa hari kemudian.     

Elisa Akhirnya bisa keluar juga dari rumah sakit. Namun kali ini Elisa Tampak lebih murung.     

Robin tahu apa yang membuat Elisa seperti itu.     

" Jangan terlalu banyak berpikir Elisa, Sam pasti akan pulang. Ia hanya butuh waktu saja untuk berpikir dan sendiri saat ini." Ucap Robin pada elisa.     

Elisa pun menganggukkan kepalanya.     

Robin mendorong kursi roda Elisa hingga ke mobil dan menggendong Elisa masuk kedalam mobil.     

Wajah Elis masih sangat pucat, dan juga tubuhnya masih lemah.     

Karena kejadian itu, Elisa kurang bersemangat dalam beberapa hal. Walaupun ia masih menunjukkan senyuman di wajahnya tapi hati Elisa masih hampa karena memikirkan sang adik yang pergi setelah bertengkar dengannya.     

Apa lagi mengingat perkataan sang itu.     

" Robin, aku mohon. Cepat temukan Sam." Ucap Elisa dengan air mata di wajahnya.     

" Elisa, tolong jangan menangis. Kau membuatku lebih menderita lagi." Pinta Robin pada Elisa.     

" Aku tidak menangis Robin, aku tidak tahu, iat mata ini bisa keluar sesuka hatinya. Padahal aku tidak ingin menangis,"      

Robin memeluk Elisa dengan erat. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa.     

Apa lagi mendengar kata dokter. Bahwa jika seperti ini terus Elisa akan semakin drop. Bisa saja ini mempengaruhi jaminnya, terlebih kondisi Elisa yang sangat lemah.     

Sampai saat ini keberadaan Sam belum di ketahui.      

Robin juga tidak kenal teman-teman Sam. Robin bahkan meminta para pengawal untuk mendatangi sekolah Sam dan menanyakan siapa saja yang dekat dengan anak itu.     

Tapi di antara teman yang di sebutkan, tidak ada satupun yang tahu dimana Sam berada.     

Mereka pun sampai kerumah dan Robin mengangkat Elisa hingga sampai ke kamarnya.     

Wajah Elisa masih tampak murung dan juga tidak bersemangat sama sekali.     

" Aku janji akan menemukan Sam secepatnya, tapi aku mohon jangan seperti ini. Aku tahu dia adalah adikmu satu-satunya dan kau sangat mengkhawatirkannya. Tapi, apakah kah tidak memikirkan perasaan ku, saat melihatmu seperti ini??" Ucap Robin pada Elisa.     

Elisa pun berbalik melihat Robin dan menyatuh wajah sang suami yang sedang berlutut tepat di depannya.     

" Aku tahu ini sulit Elisa, tapi aku mohon bertahanlah." Ucap Robin.     

Elisa pun mengangguk kepalanya. Ia pun tersenyum pada Robin.     

" Aku ingin makan, sup ikan dengan banyak sayur di dalamnya." Pinta Elisa pada Robin.     

Robin sangat senang mendengar permintaan sang istri.     

" Aku akan segera membuatnya, kau istirahatlah dulu. " Ucap Robin.     

Ia pun membaringkan Elisa dan meminta beberapa Pelayan menemani Elisa, selama ia memasak di dapur.     

Robin segerah meminta pengawal untuk menangkap ikan yang ada di kolam dan membawanya kemari.     

Selang dua menit kemudian para pengawal datang dengan membawa dua ekor ikan kakap merah.     

Robin meminta pelayan untuk membersikan ikan itu, sementara Robin mengiris dan memotong sayuran.     

Robin memasak sendiri sup ikan untuk Elisa sambil menunggu ikan itu masak.     

Robin pun mengupas buah mangga kesukaan Elisa dan juga mencuci buah apel hingga bersih dan menaruhnya sekaliy bersama dengan buah mangga yang telah ia kupas.     

Para pelayan menatap kagum melihat Robin yang begitu pintar memasak. Di tambah lagi pesona yang Robin pancarkan saat memasak membuat mulut dan mata para pelayan selalu saja terbuka lebih.     

" Ehemm..," suara dari bibi han, memperingati mereka semua.     

Robin berbalik dan bertanya pada bibi Han.     

" Ada apa bibi??" Tanya Robin.     

" Sepertinya, sup ikan buatan tuan sudah matang. Tuan bisa matikan kompornya." Ucap sang bibi.     

Robin melihat bahwa air nya telah mendidih dan membuat tutup wajah itu bergetar.     

" Oh, begitu rupanya." Ucap robin.     

Bibi Han memberikan baskom KUA untuk Robin. Robin mengambil Baskom itu dan mengucapkan terima kasih pada bibi Han.     

Robin meminta bibi Han untuk dibawa piring buat, sedangkan dirinya membawah nampak dengan sup ikan di atasnya.     

" Bebeb..,sup ikannya telah siap." Panggil Robin pada Elisa.     

Bibi Han terkejut hingga tersedak saat mendengar panggilan Robin pada Elisa.     

" Bebek??" Gumam bibi Han.     

Yang syok saat Robin memanggil Elisa dengan sebutan bebek.     

****      

Hai...., Pembaca semuanya.     

~ Bantu dukung novel ini yg versi Inggris yah..,     

Bantu save/simpan di library/perpustakaan buku kalian. Biar nggak baca, ga masalah kak di simpan saja...     

~ Judul : Handsome CEO: The pursuit of love     

Dan jika berkenan sekalian bisa kasih review di bagian depan ya kak..     

Sebelumnya Aku ucapkan terima makasih...,     

Semoga kalian sehat selalu, dan jangan lupa tersenyum     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.