MENGEJAR CINTA

Keinginan Elisa



Keinginan Elisa

Selama dalam perjalanan kembali kerumah Elisa terus saja mengacuhkan Robin.     

Ia masih sangat kesal karena Robin terus saja memanggilnya dengan panggilan bebeb.     

" Bukankah para gadis menyukai panggilan sayang seperti itu?? Tapi mengapa kau terlihat begitu kesal." Ucap Robin.     

Elisa berbalik melihat kearah Robin sambil melotot.     

" Suka?? Malah aku geli dengan panggilan aneh itu. Panggil aku Elisa atau Lisa, itu sudah cukup." Ucap Elisa.     

" Lisa?" Tanya Robin.     

" Iya, Lisa. Itu adalah nama kecilku."      

Robin baru tahu bahwa Elisa mempunyai nama yang begitu manis.     

Selama ini ia tidak banyak tahu tentang Istrinya itu.     

" Ceritakan semua tentang dirimu,aku ingin tahu semuanya." Pinta Robin pada Elisa.     

" Tidak ada hal yang menarik tentang hidupku. Dibandingkan itu, bagimana jika kau menceritakan tentang kisah hidupmu. Bisakah kau berbagi kisah hidupmu padaku??" Ucap elisa.     

Robin mulai menceritakan bagimana ia bertemu dengan Juan hingga menjadi teman sekaligus asisten pribadi Juan.     

" Bisa di bilang kami tumbuh dewasa secara bersama. Karena kisah hidup kami yang sama-sama menyakitikan, kami pun memiliki sifat yang tidak begitu jauh berbeda. Tapi untuk beberapa hal, tuan Juan jauh lebih keras. Hal itu wajar jika mengingat ia adalah seorang penerus keluarga Yin. Dulu, Tuan Juan sangat jarang bicara, lebih senang menyendiri. Terkadang marah dengan hal sepeleh, semua karyawan datang dan mengeluh padaku karena merasa sangat tertekan. Ingin mengundurkan diri tapi tidak bisa, karena sekali keluar dari perusahaan Yin, nasib pekerjaan mereka akan buruk. Dan untuk ke perusahaan Yin, Bukanlah hal yang Muda. Mereka hanya bisa melihat sisi buruk tuan Juan saja, tanpa tahu bahwa ia adalah sosok yang berhati lembut. Hingga ia bertemu dengan nona hey kha. Ha..., Kau pasti merasa aneh karena aku begitu antusias dan juga begitu memuji tuan Juan.?" Kata Robin pada Elisa.     

Elisa menggelengkan kepalanya.     

" Tidak, tidak ada yang aneh dengan hal itu. Semua orang pasti akan sangat kagum dengan sosok pria hebat seperti beliau. Tuan Juan pasti memperlakukan mu dengan sangat baik hingga kau begitu menyukai sosoknya." Kata Elisa.     

" Lebih dari baik. M     

Keluarga Yin mengaggap aku sebagai anggota keluarga mereka. Mereka tidak pernah menganggap aku sebagai anak Yatim piatu yang mereka besarkan. Tapi mereka menganggap aku sebagai salah satu keluarga mereka. Bahkan tuan Juan selalu mengatakan bahwa ia adalah kakakku dan meminta aku untuk manggilnya kakak. Tapi aku tahu batasan ku, sebab itulah aku bersumpah untuk tidak akan menikah selama hidupku dan hanya akan mengabdikan diriku pada keluarga Yin dan juga Tuan Juan." Ucap robin.     

" Apakah kau menyesali keputusanmu untuk menikah??" Tanya Elisa.     

Robin sempat terdiam sejenak kemudian menjawab pertanyaan Elisa.     

" Iya. Aku pernah menyesalinya." Kata Robin.     

Jantung Elisa berdetak kencang ketika mendengar perkataan Robin.     

Robin dapat melihat raut wajah Elisa yang tampak sedih.     

" Jangan salah paham padaku Elisa. Biarkan aku menjelaskan semuanya dengan benar."  Kata Robin pada Elisa.     

Elisa tersenyum melihat kearah Robin.     

" Aku tidak apa."     

" Aku memang menyesal tapi itu dulu. Itu semua karena karena sumpah yang aku langgar, menyebabkan orang di sekitarku menderita. Setelah aku melanggar janji itu, semua hal aneh datang silih berganti. Aku tertekan selama ini. Mulai dari Adelia yang selalu saja menderita sejak mencintai, hidupnya bahkan beberapa kali terancam. Tuan juan dan nona hey kha yang terus saja bertengkar dan berpisah. Laura Yang di cilik hingga meninggalkan Trauma yang begitu dalam hingga kini dan yang terakhir dirimu. Semua ini terjadi karena diriku, sebab itulah aku ingin bercerai denganmu agar kau bisa hidup bahagia dan tidak menderita lagi bersamaku, tapi...,"      

Robin pun menghentikan perkataannya. Ia merasa sangat buruk saat itu.     

Elisa memeluk Robin. Jika ia tahu akan sangat menyakitikan seperti ini, ia memilih untuk tidak bertanya.     

" Ini semua bukan salahmu Robin. Semua ini takdir. Kita sebagai manusia tidak bisa berbuat apa-apa, selain pasrah. Jika kita berusaha melawan maka akhirnya akan selalu buruk, dan kita akan jatuh kedalam lubang yang sama." Kata Elisa pada Robin.     

Saat ini Robin benar-benar merasa sangat terpuruk.     

Takdir buruk yang selalu mengikatnya dan juga semua yang ia cintai pergi meninggalkan dirinya.     

Elisa perlahan menggegam tangan Robin, lalu mengangkat tangan Robin dan meletakkannya di perut Elisa.     

" Apakah kau ingin dia juga bersedih??" Kata Elisa.     

Robin mengangkat kepalanya dan melihat kearah perut Elisa. Robin pun tersenyum saat itu.     

" Tuhan masih menyayangi ku, dengan memberikan ku anugrah terindah dalam hidupku, yaitu dirimu dan juga anak kita."      

Elisa menganggukkan kepalanya, sambil tersenyum.     

Sesampainya di rumah, Robin memberikan belanjaan yang mereka beli kepada pelayan dan meminta mereka mencuci buah itu sampai bersih.     

Sementara Robin mengantar Elisa untuk beristirahat.     

" Kau berbaringlah, aku akan membawakan buah untukmu." Ucap Robin.     

Elisa pun mengikuti perkataan Robin dan berbaring di tempat tidur.     

Kebetulan saat itu tubuhnya sangat lelah.     

Beberapa saat kemudian Robin kembali ke kamar dengan membawah buat yang telah ia kupas dan potong kecil.     

Tapi ia melihat Elisa sedang tertidur.     

" Pasti kau sangat lelah." Kata Robin saat itu.     

Ia pun mengecup kening Elisa lalu mengelus perut Elisa.     

Robin memanggil bibi Han dan memberitahu kabar gembira itu pada bibi Han. Bibi Han pun menyampaikan hal gembira itu pada semua pekerja agar kedepannya mereka lebih menjaga Elisa lagi dengan baik.     

Robin juga mengatakan bahwa untuk Sam, ia dan juga Elisa akan memberitakan hal gembira ini secara langsung pada Sam.     

Robin sendiri masih sangat senang saat itu, ia juga berpikir bahwa Sam akan sangat senang mendengar kehamilan Elisa.     

Setelah beberapa saat elisa pun bangun dari tidurnya. Ia melihat Robin yang sedang duduk disampingnya.     

" Robin...," Panggil Elisa.     

Robin menoleh kearah Elisa.     

" Kau telah bangun rupanya."      

Robin pun meminta pelayan untuk membawahkan susu hangat untuk Elisa.     

Elisa sangat tidak menyukai susu, tapi Robin tetap memaksa Elisa untuk meminum susu itu hingga habis. Karena susu itu adalah susu khusus wanita hamil.     

" Aku ingin makan buah."  Ucap Elisa.     

" Baiklah. "      

Robin meminta pelayan untuk mengantarkan buah kedalam kamar.      

Seorang pelayan pun datang mengantarkan buah yang robin minta.     

Robin memotong-motong kecil buah apel, strawberry, buah pir dan juga anggur.     

Elisa menyalahkan Tv saat itu. Sementara Robin menyuapi Elisa.     

" Robin..," panggil Elisa.     

" Ada apa?" Tanya Robin.     

" Aku ingin makan itu....," Tunjuk elisa ke arah Tv.     

Robin melihat orang-orang yang sedang memanen buah mangga.     

" Oh, kau ingin memakan buah mangga?"      

Elisa pun mengangguk kepalanya.     

Robin pun meminta pelayan untuk mengambil buah mangga yang baru saja mereka beli. Namun elisa mengatakan bahwa ia ingin memakan mangga muda yang di petik langsung dari pohonnya.     

" Di petik dari pohon langsung???" Tanya Robin yang begitu terkejut.     

Jika itu siang hari maka tidak Malasah, tapi waktu telah menunjukan pukul 10 malam.     

Dimana Pohon Mangga bisa ia dapatkan saat tengah malam seperti ini.     

HAI SEMUANYA     

JANGAN LUPA MAMPIR DI NOVEL AUTHOR LAINNYA YA     

- ADAKAH AKU DI HATIMU     

- YOUNG WIFE : Istri Muda Tercinta     

- MUSLIMAH TUNGGULAH AKU     

- MANISNYA CINTA (the sweetness of love)     

Ceritanya keren-keren loh     

awas baper, Author ga bakalan tanggung jawab ya      

hehehehe     

JANGAN LUPA JUGA BUAT DUKUNGAN TERUS NOVEL INI, DENGAN :     

~ VOTE PS     

~ BERI HADIAH/GIFT (Jika suka dengan bab ini)     

~ TINGGALKAN KOMENTAR KALIAN DI BAWAH     

~ DAN BERIKAN REVIEW (di halaman Depan ya..)     

MAKASIH     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.