MENGEJAR CINTA

Pohon Mangga



Pohon Mangga

Robin masih merasa bingung dengan permintaan Elisa.     

Ia harus mencari pohon mangga di tengah malam seperti ini.     

" Bagaimana jika untuk malam ini kau makan mangga yang ini," kata Robin.     

Elisa pun menganggukkan kepalanya. Namun bibi Han yang mendengar hal itu, mengatakan pada Robin bahwa menunda apa yang di inginkan wanita hamil itu tidaklah baik.     

Mendengar apa yang di katakan oleh bibi Han membuat Robin tidak tenang.     

" Ah, baik. Biarkan aku berpikir sejenak..." Ucap Robin.     

Elisa yang melihat Robin seperti itu pun tersenyum.     

" Cepat ganti pakaianmu dengan pakaian yang hangat. Kita akan pergi memetik buah mangga di suatu tempat."      

Elisa sangat senang mendengar apa yang di katakan oleh Robin.      

Elisa segerah bergegas mengganti pakaiannya.     

Setelah selesai mengganti pakaiannya, Elisa menggegam tangan Elisa.     

" Ayo pergi." Ajak Robin.     

Dalam perjalanan, Elisa bertanya pada Robin kemana mereka akan pergi tapi Robin masih merahasiakan tempat itu.     

Setelah melihat-lihat lagi jalanan yang mereka lalu hey kha mulai sadar bahwa mereka menuju ke rumah Juan.     

" Robin, bukankah ini jalan kerumah tuan Juan?" Tanya Elisa.     

" Iya," jawab Robin.     

" Kita akan memetik buah mangga dari kebun tuan Juan." Ucap Robin.     

Elisa sangat senang mendengar hal itu.     

Mereka pun sampai di pintu gerbang dan langsung di bukakan pintu oleh para pengawal.     

Mereka sangat mengenal mobil Robin.     

" Selamat malam tuan Robin." Sapa kepala pengawal.     

" Malam. Aku akan ke kebun buah, Nyalahkan juga lampu yang menuju ke arah kebun     

dan tidak perlu memberitahu pada tuan Juan." Kata Robin pada kepala pengawal.     

" Baik tuan." Jawab pengawal itu.     

Robin masuk ke halama rumah Juan dan memarkir mobil miliknya.     

Saat itu, Juan yang sedang berada di ruang kerjanya dapat melihat mobil Robin.     

Juan sangat senang melihat Robin.     

" Sepertinya dia datang melihatku. Dia pasti kasihan padaku karena meninggalkan pekerjaan yang banyak untukku." Gumam Juan.     

Juan pun meminta pelayan untuk menyiapkan dua gelas kopi dan juga cemilan dan meminta mereka mengantar ke ruang kerjanya.     

Sementara itu Robin, mengajak Elisa berjalan ke arah kebun belakang.     

" Apakah kau pernah melihat kebun buah milik nona hey kha??" Tanya Robin pada Elisa.     

Elisa pun menganggukkan kepalanya.     

" Kau pasti akan terkejut melihatnya." Ucap Robin.     

Elisa sudah tidak sabar melihat kebun buah milik hey kha, yang Juan tanam sendiri untuk istri tercintanya itu.     

Baru kali ini Elisa benar-benar sadar bahwa rumah Juan begitu besar. Ia baru beberapa kali datang kerumah Juan tapi belum melihat halaman belakang rumah.     

Ternyata memang benar-benar luas dan juga di tumbuhi pepohonan hijau.     

" Lihatlah...," Ucap Robin sambil menunjuk pohon mangga yang menjulang tinggi dan ada beberapa yang telah berbuah walaupun punya pohon yang pendek.     

" Wah...., Sungguh luar biasa. Tuan Juan memang sangat hebat dan juga keren. Ia bisa berbuat hal luar biasa seperti ini untuk kak hey kha. Aku tidak menyangka," ucap elisa.     

Lanka Robin pun terhenti saat itu. Elisa berbalik melihat kearah Robin.     

" Ada apa?" Tanya Elisa.     

" Mengapa kau memuji pria lain, saat bersamaanku??"      

Elisa Yanga mendengar perkataan Robin pun terdiam.     

" Sudahlah. " Ucap Robin, lalu mengajak Elisa pergi.     

Sementara Juan sudah sejak tadi menunggu kedatangan Robin, tapi Robin belum juga datang. Juan menelpon kepala pengawal yang sedang berjaga di pintu gerbang.     

" Bukankah mobil yang masuk tadi adalahibil Robin??" Tanya Juan pada kepala pengawal.     

" Benar tuan." Jawabnya.     

" Lalu Kemana perginya anak itu??!!"     

" Tuan Robin, datang bersama nona Elisa. Tuan Robin mengatakan bahwa ia akan ke kebun buah." Jawab kepala pelayan.     

" Kebun buah??"      

" Iya tuan." Jawab kepala pelayan itu.     

Juan pun menutup panggilan itu dan bergegas keluar dari ruang kerjanya.     

Saat Juan membuka pintu, ia di kejutkan dengan Hey kha yang hendak masuk kedalam.     

" Istriku...., Kau belum tidur?" Tanya Juan.     

" Aku akan tidur setelah mengantarkan ini padamu." Kata Hey kha sambil menunjukan kue yang ia bawah.     

" Tapi Juan. Kau ingin kemana dengan terburu-buru seperti ini??" Tanya Hey kha.     

" Ah itu. Aku sedang menunggu Robin, karena aku melihat mobilnya datang. Tapi anak itu malah pergi ke kebun buah bersama Elisa." Kata Juan pada Hey kha.     

" Kebun buah??" Ucap Hey kha.     

Juan pun menganggukkan kepalanya.     

" Ayo kita lihat..," ajak hey kha pada Juan.     

Namun Juan menghentikan hey kha.     

" Tunggu sebentar," Pinta Juan.     

Juan berberlari menuju kamar dan beberapa saat kemudian ia datang dengan membawah buah Syall, topi dan juga jaket untuk istrinya itu.     

" Diluar sangat dingin, jangan sampai kau sakit." Ucap Juan.     

Juan pun melingkarkan Syall di leher Hey kha, lalu membantu Hey kha Makai jaket dan juga topi.     

" Sempurna, Sungguh sangat cantik." Kata Juan.     

Juan menggegam tangan hey kha dan mengajaknya pergi. Namun langkah Juan terhenti karena Hey kha hanya diam saja.     

" Ada apa??' tanya Juan pada hey kha.     

" Dekatkan wajahmu kemari," pinta hey kha.     

Juan melakukan apa yang di minta oleh istrinya.     

Setelah wajah Juan mendekat kearahnya, Hey pun berjinjit dan mencium bibir Juan.     

Juan begitu terkejut dia buatnya. Walaupun itu bukan pertama kalinya, tapi Hey kha adalah istri yang pemalu. Jika bukan dirinya yang menggoda hey kha maka hey kha tidak akan melakukan apa-apa. Tapi kali ini hey kha berinisiatif mencium bibir tanpa Juan minta.     

" Hadiah untuk suami yang baik dan juga manis," kata hey kha pada Juan.     

Hey kha pun menarik tangan Juan untuk pergi memergoki Robin yang diam-diam mengambil buah-buahan miliknya.     

" Kau sangat curang hey kha," kata Juan.     

Juan menarik tangan hey kha hingga hey kha tersandar di tubuh Juan.     

" Sekali lagi, Aku mohon." Ucap Juan pada hey kha.     

Hey kha pun berbalik dan menatap Juan. Hey kha menutup matanya, lalu memajukan bibirnya kedepan.     

Juan yang melihat hal itu, tidak menyia-nyiakan kebaikan sang istri.     

Tapi seperti biasa, jika Juan telah mencium hey kha makan untuk lepas dari bibir hey kha bukanlah hal yang Muda untuk Juan.     

Ia tidak pernah puas dengan Istrinya itu, tapi hey kha sendiri mulai kesulitan.     

' sudah aku duga, Juan pasti tidak akan melakukannya dengan cepat.' batin hey kha.     

hey kha memukul-mukul tubuh Juan.     

" hhhmm,hentikan." Ucap hey kha.     

Tapi Juan malah tersenyum saat melihat wajah hey kha yang merona, dan bibirnya merah muda itu semakin merah.     

Juan mengeluarkan lidahnya, lalu menjilat bibirnya.      

" Sangat manis...," Kata Juan yang hendak menggoda istrinya.     

" Dasar mesum.!" Ucap hey kha, lalu turun terlebih dahulu.     

Sementara Juan tersenyum puas saat itu.     

" Jangan marah sayang, aku berkata jujur. Kau sangat manis." Kata Juan, sambil mengejar hey kha.     

Sementara Robin dan juga Elisa masih sedang berada di kebun buah saat itu. Tidak jauh dari pohon mangga, ada pohon apel, jeruk dan juga buah anggur. Serta tidak jauh dari tempat itu ada beberapa buah lagi.     

Tapi yang menarik minat Elisa adalah buah mangga yang telah menguning dan juga mangga muda yang terlihat segar saat itu.     

" Robin, apakah tidak masalah jika kita mengambil buah mangga kak hey kha?? Bukankah ini namanya mencuri?" Kata Elisa pada Robin.     

" Mencuri?? Mana mungkin. Aku mencium bauh penyergapan kali ini." Kata Robin pada Elisa.     

" Apa???" Tanya Elisa yang syok.     

Robin pun tertawa mendengar Elisa yang teriak karena terkejut kali ini.     

" Tidak perlu Takut. Kita sedang mencuri di rumah orang baik saat ini. jika ketahuan, malah akan membawah pulang lebih banyak dari yang kita akan ambil saat ini." Kata Robin.     

Elisa sungguh terkejut dengan sikap percaya diri Robin.     

Robin memanggil pengawal yang sedang berpatroli saat itu.     

" Kalian kemari..,"     

" Ada yang bisa kami bantu tuan??" Tanya para pengawal itu.     

" Ambilkan tangga untukku," pinta Robin.     

Mereka      

Elisa menutup mulutnya menahan tawa. Robin yang melihat hal itu bertanya pada Elisa.     

" Mengapa kau tertawa??"      

" Kau berlagak seperti tuan rumah, padahal kau Adalah seorang penyusup." Ucap elsia.     

" Benar sekali...," Kata seseorang yang mengagetkan Robin dan juga Elisa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.