MENGEJAR CINTA

Ilusi Tak Bertuan



Ilusi Tak Bertuan

Hey kha dan juga Adelia terdiam mendengar perkataan Elisa yang cukup menyakitikan.     

Adelia bahkan tidak berhenti menangis, karena ia pernah berada di posisi yang sama dengan Elisa saat ini.     

Dimana kematian terus saja menghantui dan yang tersisa hanyalah rasa sakit yang akan kita tinggalkan untuk mereka yang kita sayangi.     

Hey kha mengajak mereka untuk bicara diruang tamu, karena angin pagi tidak baik untuk kesehatan Elisa.     

Para pelayan menyiapkan teh hangat untuk mereka dan juga beberapa cemilan.     

Mereka kembali melanjutkan obrolan mereka, kali ini seputar pesta pernikahan Adelia.     

" Bagaimana persiapan untuk pesta pernikahan kalian? " Tanya Elisa pada Adelia.     

" Persiapannya sudah 99 persen selesai. Tapi aku semakin gugup,"      

Elisa dan juga hey kha tersenyum melihat tingkah Adelia yang begitu lucu.     

Adelia menceritakan bagaimana dekorasi, makanan dan juga hal lainnya pada hey kha dan juga Elisa.     

Sementara Juan,Robin dan juga Jody bercerita tentang bisnis.     

Robin mulai merasa ada yang aneh dengan sikap Jody, walaupun Jody tidak terlalu menunjukkannya pada mereka.     

Padahal biasanya Jody sering mengapanya.     

Robin masih terdiam memikirkan sikap Jody yang berubah.     

" Ada apa Robin?" Tanya Juan yang melihat Robin sejak tadi melamun ditengah pembicaraan mereka.     

Jody pun menetapkan Robin dengan wajah datar tanpa ekspresi.     

"Tidak apa-apa tuan, aku ingin melihat keadaan Elisa sebentar. Lalu aku akan balik kesini lagi," ucap Robin pada Juan.     

Ia pun meninggalkan ruang kerja Juan.     

Juan bukanlah orang yang tidak peka. Ia bisa melihat apa yang terjadi antara Robin dan juga Jody,tapi ia tidak ingin ikut capur urusan mereka.     

"Untuk pembangunan dikota W itu, aku ingin mempercayakan semuanya pada perusahaan Di. Semoga kerja sama kali ini berjalan dengan lancar," kata Juan pada Jody.     

Mereka pun berjabat tangan.     

Sementara Robin turun kebawah untuk melihat Elisa di tamana belakang bersama dengan Adelia dan juga hey kha.     

Disitu Robin tanpa sengaja bertemu dengan Adelia yang ingin pergi ke dapur.     

" Adel," panggil Robin pada Adelia.     

Adelia yang mendengar suara Robin, ingin berbalik menyapanya. Namun ia takut Jody akan salah paham lagi.     

Adelia memilih untuk pura-pura tidak mendengar dan melihat Robin. Ia pun terus berjalan tanpa menghiraukan panggilan Robin.     

Robin sediri merasa aneh dengan sikap Adelia lalu mengejar dan menarik tangan.     

" Ada apa ini Adel? Mengapa kau menghindariku dan juga Elisa? Apakah kami berbuat salah padamu?" Tanya Robin pada Adelia. Sikapa Jody dan juga Adelia membuat Jody semakin bingung, padahal awalnya mereka baik-baik saja.     

"Kalian tidak salah, akulah yang salah dalam hal ini."ujar Adelia. " Untuk saat ini, sebaiknya kita tidak saling menyapa. Aku takut Jody semakin salah paham nantinya,"     

Kali ini Robin mengerti permasalahannya dimana! Ternyata Jody tidak ingin Adelia dekat dengannya.     

Robin pun menghela nafasnya,lalu mengelus kepala Adelia yang saat itu menundukkan kepalanya karena merasa bersalah pada Robin.     

" Gadis bodoh!kau tidak perlu minta maaf. Jika memang itu masalahnya, aku tidak masalah dengan hal itu. Aku juga ingin hubungan kalian baik-baik saja tanpa ada hambatan," kata Robin ada Adelia.     

" Sekali lagi aku minta maaf," ucap Adelia.     

Robin pun mengaggukkan kepalanya dengan senyuman di wajahnya.     

" Aku akan meluruskan masalah ini dengan Jody, kau tidak perlu khawatir." Kata Robin.     

Namun Adelia mengatakan bahwa ia yang akan menjelaskan semuanya pada Jody.     

Adelia tidak ingin Jody semakin salah paham jika Robin yang memberitahukan hal itu langsung  pada Jody.     

Apalagi suasana hati Jody masih sangat buruk akhir-akhir ini. Jika Robin yang bicara semuanya akan tambah kacau.     

Sementara dari lantai atas Jody mengepalkan tangannya melihat Robin mengelus kepala Adelia.     

" Jody," panggil Elisa yang berjalan kearah tangga.     

Jody cukup kaget ketika Elisa memanggil namanya.     

" Elisa,"     

" Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Elisa pada Jody.     

Jody tidak dapat menjawab pertanyaan Elisa,tapi pandangnya mengarah ke lantai bawah. Elisa menoleh kearah pandangan Jody yang sejak tadi tampak serius ia lihat.     

Jantung Elisa berdetak kencang ketika melihat Adelia dan juga Robin.     

Robin tampak mengelus kepala Adelia sambil tersenyum manis.     

Mereka terlihat sangat akrab dan juga nyaman saat bicara.     

Elisa menarik nafasnya dalam. Ia tidak ingin berpikir buruk,karena hubungan Adelia dan Robin memang sejak dulu baik.     

Apalagi Adelia kini mencintai Jody dan Robin mencintai dirinya.     

" Jangan salah paham, hubungan mereka memang baik sejak dulu." Ucap Elisa pada Jody.     

"Aku tidak tahu bagaimana cara berpikirmu tentang dirinya, tapi yang pasti aku hanya khawatir tentang hubunganku dengan Adel, mengingat apa yang terjadi sekarang bisa saja berbalik, saat kesendirian dan juga kesepian datang melanda." Kata Jody.     

Perkataan itu sungguh mengenai hati Elisa.     

" Aku tidak tahu perhatian itu benar ataupun hanya sekedar rasa bersalah yang tak berujung karena sesuatu,tapi aku harap kau bahagia Elisa!" Ucap Jody pada Elisa.     

Elisa mencoba untuk bertahan dan tidak menghiraukan perkataan Jody.     

" Seharusnya kita lebih menghargai cinta yang dengan susah payah kita dapatkan, jangan hanya karena ilusi dan prasangka yang tidak bertuan, menghancurkan apa yang kita dambakan selama ini. Aku sangat bersyukur dan puas ketika orang yang aku cintai menjukan perhatiannya padaku, walaupun itu bukan cinta. Terkadang kebohongan lebih baik daripada sebuah kenyataan pahit bahwa ia tidak pernah mencintai kita!"     

Perkataan Elisa membuat Jody terdiam. Sementara Elisa menuruni tangga untuk menghampiri Robin dan juga Adelia.     

"Robin, Adelia" panggil Elisa yang berjalan mendekat kearah mereka.     

Robin yang mendengar suara Elisa berbalik.     

" Elisa. .," ucap Robin lalu bergegas berjalan menghampiri Elisa.     

" Apa kau memerlukan sesuatu?" Tanya Robin pada Elisa.     

Elisa pun menggelengkan kepalanya.     

" Tidak,"      

Robin bisa melihat wajah pucat sang istri, lalu memeluk Elisa.     

Sementara Adelia masih berdiri di depan mereka melihat betapa besarnya cinta Robin untuk Elisa,tapi mengapa Jody bisa salah paham tentang Robin.     

Jika memang Robin berniat kembali lagi padanya, mungkin Robin akan berusaha sejak dulu.     

" Jangan seperti ini, Adel masih berdiri melihat kita." Kata Elisa pada Robin.     

Robin pun menoleh kearah Adelia.     

" Anak kecil dilarang baper, sekarang pergi dan peluk calon suamimu." Ucap Robin pada adelia.     

" Baper??HM! Mana mungkin!" Ucap Adelia pada Robin.     

" Lanjutkan saja, aku akan pergi."     

Robin dan juga Elisa Tersenyum mendengar Omelan Adelia.     

Robin pun menyetuh wajah sang istri dan mengecup bibi Elisa. Elisa tercengang melihat hal itu, apa lagi mereka sedang berada dirumah orang. Bagaimana jika ada yang lihat.     

" Robin...,"ucap kesal Elisa.     

Robin kembali memeluk Elisa dengan erat. Adelia berbalik ingin melihat elisa dan juga Robin, ia pun melihat apa yang robin lakukan pada Elisa.     

Terus terang ia cukup iri, karena Jody terlalu kaku. Tapi Adelia yakin Jody pasti akan Berubah, karena awalnya Robin juga seperti itu.     

*Cinta seperti apa yang didambakan oleh seorang wanita??     

Cinta dimana tidak mengenal lelah dan juga Kelu kesah didalamnya.     

Yang ada hanyalah ketulusan dan juga limpahan perhatian yang ia harapkan dari pasangannya.     

* Pria seperti apa yang membuat wanita nyaman?     

Dia yang bisa memberikan rasa aman dan juga nyaman.     

Dia yang ketika lelah mampu membuatnya tersenyum akan kehadirannya.     

Dia yang mengatakan " jangan sia-siakan pundakku ini, karena Tuhan ciptakan untuk kau gunakan disaat kau lelah. Dan tugasku duduk diam mendengarkan keluh kesahmu, setelah itu biarkan aku membantumu."     

* Bantuan seperti apa yang dibutuhkan wanita pada pasangannya?     

Sebenarnya wanita tidak ingin meminta bantuan pada pasangannya. Mengapa? Karena ia malu, dan harga diri wanita itu sangat tinggi melebihi egonya. Ia takut di tolak dan juga di abaikan ketika meminta.     

Karena sekali ia di tolak, maka ia tidak akan pernah meminta lagi!     

Sebagai seorang pria, baiknya kalian melakukannya dengan diam-diam. Dengan begitu pasangan kalian akan merasa lebih di hargai dan di cintai, ia pun tidak akan ragu lagi untuk berbagi Masalah dengan pasangannya.     

* Pujian kecil untuk pasangan adalah tabungan di masa depan untuk investasi keharmonisan berrumah tangga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.