You Are Mine, Viona : The Revenge

Fernando\'s power



Fernando\'s power

Dengan perlahan Fernando menurunkan tubuh Viona di atas ranjang besar yang ada di dalam kamarnya, ia sengaja membawa sang istri ke dalam kamarnya bukan ke dalam kamar Viona.     

"Kau mungkin mempunyai perjanjian itu babe, tapi kau jangan lupa bahwa aku adalah orang yang bisa menghancurkan perjanjian apapun yang dibuat oleh seluruh notaris yang ada di negara ini. Jadi perjanjian itu sama sekali tak berlaku untukku," ucap Fernando pelan sambil mencium pipi Viona, tapi di lain sisi ia bangga karena Viona berani membuat perjanjian seperti itu untuk menahan dirinya.      

"Sejak kau kembali ke Ontario maka sejak itu pula aku tak akan melepaskanmu lagi," bisik Fernando lirih di telinga Viona.      

Setelah berkata seperti itu Fernando kemudian bangun dari tempat tidurnya dan membiarkan sang istri untuk istirahat ia tau kalau istrinya itu sangat kelelahan, dengan perlahan Fernando menutup pintu kamarnya. Ia lalu berjalan menuju pantry untuk membuat makan siang untuknya dan untuk sang istri, biasanya dulu ia dilayani ketika tinggal di istana namun semenjak memutuskan untuk tinggal di apartemen Fernando melakukannya sendiri. Ia hanya dibantu oleh asisten rumah tangga yang merapikan apartemennya dan mencucikan baju serta peralatan masaknya, ia sudah memutuskan ingin hidup berdua bersama Viona tanpa campur tangan orang lain seperti layaknya pasangan normal lainnya.     

Tiga puluh menit kemudian meja makan sudah terisi dengan berbagai menu yang Fernando buat ia membuat lobster sandwich serta pan seer salmon yang ditaburi keju, aroma masakan yang ia buat tercium sampai di kamar di mana Viona tidur. Saat Fernando tadi masuk ke dalam kamar untuk mengambil ponselnya, ia lupa menutup pintunya kembali sehingga Viona bisa mencium aroma masakan yang dibuat oleh Fernando.     

Viona meraba selimut yang menutupi tubuhnya, kedua matanya langsung menatap seisi kamar yang langsung dapat ia kenali bahwa saat ini ia sedang ada di kamar sang suami. Ingatan Viona kembali berputar dan menunjukkan apa yang baru saja ia lewati sebelumnya bersama Fernando, wajahnya langsung memerah saat mengingat apa yang sudah Fernando lakukan kepadanya di dalam bathtub yang ada di ruang pribadi Fernando di rumah sakit. Spontan Viona mencengkram selimut yang menutupi tubuhnya, ia merasa kesal pada Fernando karena berani melanggar perjanjian yang sudah ia buat dua hari yang lalu di rumah sakit.     

"Kau memang tak bisa dipercaya Fernando," ucap Viona kesal.      

Karena cacing-cacing di dalam perutnya terus berdemo Viona akhirnya memutuskan untuk mencari makanan, hidungnya masih mencium dengan sangat baik aroma makanan yang berasal dari meja makan. saat turun dari ranjang besar sang suami kaki Viona masih terasa lemas akibat apa yang tadi ia alami di rumah sakit, mendapatkan orgasme tiga kali dalam waktu singkat benar-benar menghabiskan energinya. Dalam hati Viona terus mengumpat Fernando karena berani mengambil kesempatan di dalam kesempitan, ia bertekad ingin memaki-maki Fernando.     

"Babe…"panggil Fernando pada Viona sehingga membuat Viona yang sedang berusaha berjalan menuju pintu mengangkat wajahnya dan menatap Fernando yang kini sudah berada di hadapannya.      

"Kenapa kau tak memanggilku?" tanya Fernando pada Viona tanpa rasa bersalah sambil meraih pinggang Viona ke pelukannya.      

"Untuk apa aku memanggilmu, aku tak mau berurusan dengan orang yang sudah ingkar janji," jawab Viona ketus.      

"Memangnya siapa yang ingkar janji?" tanya Fernando kembali sambil mengeratkan pelukannya pada Viona yang berusaha melepaskan diri darinya.      

"Akhhhh lepaskan akuuu," pinta Viona sambil mendesah karena Fernando mendaratkan ciumannya di leher Viona.     

"Fernando stop," jerit Viona dengan keras sambil mendorong tubuh Fernando agar menjauh darinya.      

Fernando kemudian mengangkat wajahnya menjauh dari tubuh sang istri, ia lalu menatap kedua mata Viona yang terlihat sangat marah padanya sambil tersenyum.      

"Kalau kau ingin marah padaku nanti saja ketika kau sudah kenyang, sekarang lebih baik kau makan dulu aku tak mau kau sakit," ucap Fernando pelan sambil mencubit dagu Viona.     

"Aku tau," jawab Viona ketus sambil berusaha berjalan sendiri menuju ke meja makan meninggalkan Fernando.      

Baru beberapa langkah berjalan meninggalkan Fernando menuju pintu keluar Viona dikagetkan oleh Fernando yang sudah mengangkat tubuhnya seperti karung beras, ia yang kaget kemudian menggerak-gerakkan kedua kakinya di depan Fernando meminta untuk diturunkan. Namun Fernando mengabaikan permintaan Viona, ia terus melangkah menuju meja makan dengan membawa Viona di atas pundaknya.     

Plakkk     

Fernando memukul pantat Viona dengan keras sehingga membuat Viona menjerit kaget.      

"Jangan memancingku lagi atau kau akan kubuat kewalahan," ucap Fernando ketus sambil meremas pantat Viona yang lainnya.      

Viona hanya diam sambil menggigit bibirnya, nafasnya naik turun setelah pantatnya ditampar oleh Fernando. Ia merasa aneh ketika Fernando memukul pantatnya seperti tadi, sebuah perasaan yang tak bisa ia deskripsikan.      

"Ok kau duduk disini," ucap Fernando pelan sambil menurunkan Viona di kursi yang ada di sebelah kursinya.      

Viona hanya diam tak merespon perkataan Fernando, ia tak mau memprovokasi suaminya karena saat ini ia sedang dalam posisi yang tidak menguntungkan. Tak begitu lama kemudian Viona mulai memakan pan seer salmon yang ada di piringnya dengan lahap ia benar-benar kelaparan, Fernando hanya tersenyum tipis melihat istrinya makan dengan lahap.      

"Makanlah yang banyak aku tahu kau pasti sangat lapar…"     

"Aku sudah kenyang,"sahut Viona dengan cepat memotong perkataan Fernando.     

"Kau yakin kenyang hanya dengan memakan sepotong pan seer salmon saja?" tanya Fernando tak percaya.      

"Yes," jawab Viona singkat sambil menyeka mulutnya dengan sapu tangan.     

"Serius?!!" tanya Fernando kembali menggoda sang istri sambil memotong salmon yang ada di piringnya dengan dramatis.     

Brakkk     

Viona bangun dari kursinya dengan tiba-tiba sehingga membuat suara terdengar sangat keras saat kursi dari kayu Tiger Wood itu beradu dengan lantai marmer dan membuat Fernando terkejut beberapa saat.     

"Aku sudah kenyang, aku mau ke kamar," ucap Viona dengan suara meninggi, setelah berkata seperti itu Viona kemudian berjalan menuju kamarnya.      

Saat hampir sampai di kamarnya tiba-tiba tangan kekar Fernando melingkar di perutnya dan membuatnya tertahan, belum hilang rasa kagetnya Fernando kembali melancarkan ciuman di leher belakang Viona sebelah kiri setelah ia menyibakkan rambut Viona ke sebelah kanan.      

"Fernando akhhh…"      

Desahan Viona terdengar berat saat Fernando menyesap lehernya dengan sangat kuat untuk membuat tanda kepemilikan di sana, tubuhnya menggelinjang saat jemari Fernando berhasil menerobos celana panjangnya dan masuk ke balik celana dalamnya dan bermain-main di mulut vagina Viona yang sontak membuat Viona menungging agar Fernando menarik tangannya keluar dari celananya.     

Namun usahanya sia-sia karena Fernando justru melancarkan dua tamparan ke pantatnya yang membuat Viona menjerit.     

"Aku sebenarnya ingin memberikan waktu untuk kau istirahat, tapi rupanya kau memancingku untuk melakukan itu padamu babe. Jadi jangan salahkan aku, kalau aku akan membuatmu kembali kelelahan siang ini," bisik Fernando pelan ke telinga Viona yang sudah memerah karena Fernando tak mengeluarkan jemari tangan kirinya dari celananya.     

"Akhhh stopp Fernando aakhh…"      

"Fernando emmpphh akhhh"      

Suara desahan Viona terdengar memenuhi lantai satu apartemen saat Fernando memaksanya berdiri di dekat pintu dengan satu kaki diatas pundak Fernando yang tengah berjongkok di depan vaginanya, Fernando kembali melakukan fingering dan sesekali ia menyesap habis cairan pelumas yang keluar dari vagina Viona akibat aktivitas Fernando.     

"Keluarkan sayang...keluarkan, aku mau menikmati cairan cintamu..mmmpph..     

"Fernan...akhhh akhhh…     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.