You Are Mine, Viona : The Revenge

\" play hide and seek \"



\" play hide and seek \"

Fernando yang keluar dari rumah menggunakan mobil Ferrarinya menggila di jalanan mencari Viona kesana kemari, ia mendatangi tempat-tempat yang biasa Viona kunjungi namun tak juga menemukan jejak sang istri berbagai pikiran jelek berseliweran dalam pikirannya.     

"No, kau tak mungkin meninggalkan aku bukan babe,"     

"Dimana kau babe, kenapa aku tak berhasil menemukanmu,"     

"Kau tak mungkin pergi dengan Diego bukan,"      

"Angkat babe angkat teleponku, aktifkan ponselmu!!"     

Fernando bicara sendiri di dalam mobilnya, ia mencoba mengingat lagi dimana tempat yang biasa Viona kunjungi. Ia tak akan mungkin datang ke tempat Amina dan Jenny, pasalnya kedua gadis itu saat ini sedang berlibur ke Australia selama satu bulan, mereka saja tak tau kalau Viona sudah kembali. Jadi kemungkinan Viona ke tempat kedua adiknya itu sangat kecil, memikirkan hal itu membuat Fernando semakin kacau. Ia tak tau lagi kemana harus mencari istrinya, pasalnya istrinya tak mempunyai teman selain rekan-rekan kerjanya di rumah sakit dan ia tak mungkin datang selarut ini mencari istrinya di tempat mereka.     

Fernando menghentikan laju mobilnya dengan menginjak rem secara tiba-tiba sehingga membuat mobilnya mengeluarkan bunyi yang sangat keras, untung saja jalanan sedang sepi karena sudah malam sehingga tak ada mobil yang menubruknya dari arah belakang maupun dari arah depan karena ia berhenti secara mendadak.     

"Elora... kau tak mungkin kembali ke desa itu bukan babe," ucap Fernando dengan suara bergetar, tiba-tiba teringat dengan desa Elora tempat dimana ia menemukan Viona beberapa minggu yang lalu.      

Wajah Fernando pun langsung memucat ketika ia mengingat tentang desa itu, tangannya terlihat bergetar saat memegang setir. Ia kemudian bersiap untuk menginjak lihat mobilnya untuk pergi ke desa Elora, namun pada saat baru saja memutar laju kemudinya tiba-tiba salah satu bodyguard yang berjaga di apartemen menghubunginya. Dengan cepat Fernando langsung memencet tombol menerima panggilan telepon di setir yang sedang ia pegang.      

"Ada apa Red?" tanya Fernando dengan cepat.     

"Tuan nyonya sudah pulang tuan, baru saja nyonya pulang menggunakan taksi," jawab Redfox sang kepala Bodyguard yang bertugas berjaga malam hari ini melaporkan tentang kepulangan Viona pada Fernando.     

"Apa kau bilang istriku sudah pulang!!" jerit Fernando tak percaya dengan suara meninggi sambil menghentikan laju mobilnya yang sudah berjalan menuju ke arah desa Elora.     

"iya tuan, nyonya sudah pulang menggunakan taksi. Tadi saat salah satu anak buahku mendekati taksi itu untuk mencari informasi dan sang sopir mengatakan bahwa kalau ia baru saja menjemput nyonya dari sebuah restoran Jepang yang tak jauh dari rumah sakit Global Bros yang ada di deretan sebuah hotel yang cukup besar itu tuan," jawab redfox kembali menjelaskan kepada Fernando.     

"Ok thank you Red, aku akan pulang sekarang," ucap Fernando dengan  penuh semangat.     

Setelah menutup panggilan teleponnya Fernando memutar arah mobilnya kembali menuju ke apartemen dengan kecepatan tinggi, ia sudah tidak sabar bertemu dengan Viona. Berputar-putar di jalanan selama hampir dua jam membuatnya frustasi dan hampir kehilangan kendali. Gemuruh di dadanya langsung lenyap seketika saat mendapatkan telepon dari Redfox yang mengatakan kalau istrinya itu sudah pulang ke apartemen.      

Hanya butuh dua puluh menit bagi Fernando untuk sampai ke apartemennya, ia pun langsung meloncat turun dari mobil Ferrarinya saat sampai di halaman gedung di mana beberapa orang bodyguard sudah berbaris rapi menyambut kedatangannya. Tanpa berbicara Fernando langsung berlari menuju lift yang sudah dibuka oleh Redfox yang memang sudah menanti kedatangannya.      

"Terima kasih Red," ucap Fernando dengan cepat sambil menepuk pundak kepala bodyguardnya.     

"Sudah jadi tugas saya tuan," jawab Redfox pelan sambil menundukkan kepalanya.     

Fernando kemudian menutup pintu lift dan menyeka keringat yang keluar dari keningnya sambil menghela nafas panjang penuh syukur, pernah berpisah dengan Viona selama sepuluh bulan membuatnya sangat khawatir saat tak bisa menghubungi ponsel istrinya. Apalagi hari sudah semakin malam, maka dari itu Fernando memutuskan untuk mencari Viona. Tak begitu lama kemudian Fernando akhirnya tiba di apartemen penthousenya, kedua matanya langsung menyipit ketika disodori kegelapan di dalam apartemennya seperti tanpa penghuni padahal menurut para bodyguard yang berjaga di bawah istrinya sudah pulang sejak tadi.     

Dengan perlahan Fernando meraih tombol yang ada di dinding didekat pintu, ia lalu menyalakan semua lampu yang langsung membuat apartemen dua lantai itu menjadi terang benderang. Walaupun seluruh rumahnya sudah terang Fernando masih belum juga menemukan apa yang ia cari, Fernando meletakkan ponselnya diatas meja yang ada di dekat pintu. Ia kemudian berjalan pelan menuju kamar sang istri namun sama seperti saat ia masuk kedalam rumah tadi, kamar istrinya pun masih gelap gulita.     

"Mereka tak mungkin mempermainkan aku bukan," ucap Fernando pelan menahan kesal, saat akan berbalik tiba-tiba ekor matanya menangkap secarik kertas putih yang ada diatas ranjang sang istri.     

Karena penasaran Fernando mendekati ranjang Viona tanpa menyalakan lampu karena kamar Viona masih mendapatkan pantulan cahaya dari lampu yang ada di luar ia lalu meraih kertas yang tergeletak diatas ranjang itu dan membacanya perlahan.     

"Bersihkan dirimu di kamar mandiku," Fernando mengeja tulisan di kertas putih itu dengan perlahan.     

senyumnya mengembang saat memastikan tulisan yang ada di kertas itu adalah tulisan tangan Viona. Ia pun akhirnya menuruti petunjuk yang ada di kertas itu, saat berjalan masuk kedalam kamar mandi Fernando kembali menemukan secarik kertas lagi yang terpasang di kaca.     

"Waktumu mandi hanya sepuluh menit menggunakan air hangat," kembali Fernando membaca tulisan di kertas yang terpasang di dinding.     

Sontak ia melihat ke arah jam tangan yang sedang dipakainya, tanpa pikir panjang Fernando langsung melepaskan semua pakaiannya dan langsung berdiri dibawah shower yang mengalirkan air hangat. Saat mandi senyumnya terus tersungging, ia menyukai permainan yang sedang dimainkan oleh istrinya itu. Fernando meraih jubah mandinya saat waktu sepuluh menit yang diberikan Viona hampir habis, saat ia meraih jas mandi yang ada di rak khusus Fernando kembali menemukan secarik kertas yang kembali memiliki tulisan.     

"Setelah mandi isi perutmu dengan teh hangat yang tersedia di meja makan," ucap Fernando pelan membaca tulisan tangan Viona.     

Seperti seorang anak Pramuka yang mendapatkan petunjuk Fernando terlihat sangat senang sekali membaca kertas-kertas yang ia temukan, ia lalu berjalan ke meja makan mengikuti instruksi dari kertas terakhir yang ia baca. Sesampainya di meja makan Fernando tersenyum ketika menemukan lagi sebuah kertas yang memiliki setangkai mawar merah di atasnya, tepat di samping segelas teh yang masih hangat karena Viona menggunakan gelas yang dapat menahan panas lebih lama. Fernando meraih gelas berisi teh itu dan langsung menenggaknya dengan cepat karena memang ia sedang haus, setelah menghabiskan semua isi gelas teh tersebut Fernando lalu meraih kertas yang ada di hadapannya kembali.     

"Ikuti dan temukan dengan mengikuti kelopak mawar ini," ucap Fernando pelan, sontak kedua matanya langsung melihat kebawah dan tersenyum ketika melihat ada kelopak mawar merah yang membentuk jalan dari meja makan menuju ke lantai dua.     

Dengan membawa setangkai mawar di tangannya Fernando berjalan menuju ke lantai dua, kelopak mawar itu berhenti didepan kamar besar yang memiliki ranjang dari kayu Tiger Wood yang merupakan kayu kualitas nomor satu di dunia. Senyum Fernando mengembang saat melihat ranjang yang ada di hadapannya, saat sedang terpesona dengan apa yang sedang ia lihat tiba-tiba terdengar pintu kamar mandi terbuka.     

Mawar yang dipegang Fernando jatuh ke lantai saat ia melihat sosok luar biasa yang ada di hadapannya.     

"I'm ready to serve you, sir"      

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.