You Are Mine, Viona : The Revenge

\"Kami lapar\"



\"Kami lapar\"

Karena dokter Robert masih baru ia belum begitu mengetahui tentang nama para pegawai di rumah sakit Global Bros, oleh karena itu ia meminta bantuan kepada dokter Louisa untuk memberitahukan kepadanya nama-nama orang penting yang ada di rumah sakit Global Bros. Dokter Louisa pun dengan senang hati memberikan informasi itu kepada dokter Robert karena jadwal prakteknya masih lama.     

"Jadi ini adalah dokter Viona yang posisinya aku gantikan.?" Tanya Dokter Robert kepada dokter Louisa ketika melihat foto dan profil Viona yang ada di dalam buku daftar pegawai di rumah sakit Global Bros.      

"Iya betul, dia juga istri pemilik saham tertinggi di rumah sakit ini." Jawab dokter Louisa sambil menunjuk foto Fernando yang ada di halaman sebelumnya.      

"Wow dua orang yang mempunyai latar belakang yang berbeda tetapi disatukan dalam pernikahan, sungguh sangat menakjubkan." Ucap dokter Robert mengomentari foto Fernando.     

"Maksud anda apa dokter.?" Tanya Dokter Louisa bingung.      

"Seperti yang sudah kita sama-sama tahu dok,  biasanya para dokter paling jauh menikah dengan sesama dokter akan tetapi dokter Viona sepertinya punya kriteria tinggi sehingga dia menikah dengan seorang pengusaha kaya raya seperti tuan Fernando ini." Jawab dokter Robert sambil tersenyum,  ia tidak tahu kalau orang yang merekrutnya ke rumah sakit Global Bros adalah Fernando yang sedang ia bicarakan itu.     

Mendengar perkataan dokter Robert membuat dokter Louisa terdiam.      

"Kau benar dok, dokter Viona memang sangat beruntung." Ucap dokter Louisa tanpa sadar dengan suara yang tak terdengar.      

"Maaf dok  tadi anda bicara apa.?" Tanya dokter Robert sambil menoleh ke arah dokter Louisa.      

Dokter Louisa menggeleng pelan sambil tersenyum  merespon ucapan dokter Robert, ia kemudian melanjutkan penjelasan lainnya kepada dokter Robert. Saat sedang menyebutkan nama profesor Frank hatinya terasa sakit, ingatkan profesor friend belum sepenuhnya menghilang dari dalam pikirannya. Tak lama kemudian dokter Louisa akhirnya selesai memberikan penjelasan pada dokter Robert, ia akhirnya pamit kembali ke ruangannya karena sepuluh menit lagi jadwalnya praktek.      

Setelah dokter Louisa pergi dokter Robert kemudian kembali membuat buku pegawai rumah sakit Global Bros, ia masih tertarik membaca profil Viona. Ia terkesan dengan biodata Viona yang menuliskan pengalamannya selama menjadi dokter bedah beserta prestasi-prestasinya selama ini.      

"Sepertinya dokter Viona ini bukan dokter sembarangan, penghargaan ini tak diberikan pada sembarang dokter." Ucap dokter Robert dalam hati ketika membaca penghargaan yang diberikan oleh Manchester university kepada Viona sebagai dokter muda terbaik tahun dua ribu lima belas.     

Dokter Robert meletakkan buku daftar pegawai rumah sakit Global Bros di laci mejanya karena jadwal prakteknya akan segera dimulai, ia menyimpan buku itu di dalam laci meja kerjanya yang sudah kosong karena barang-barang dokter Cecilia sudah dirapikan oleh suster Chloe sebelumnya.     

Karena ketampanan yang dimiliki dokter Robert  para pasien yang rata-rata adalah ibu-ibu membuatnya mendapatkan sambutan yang cukup hangat, sangat berbeda dengan dokter Cecilia di hari pertama kerjanya beberapa minggu yang lalu. Melihat hal itu membuat suster Chloe tersenyum tipis, padahal awalnya ia menduga kalau dokter Robert pun akan mendapatkan perlakuan yang sama seperti dokter Cecilia dapatkan sebagai pengganti dokter Viona. Para pasien itu terlihat senang menyambut kedatangan dokter Robert yang menggantikan posisi Viona, dari kejauhan dokter William hanya tersenyum ketika melihat para pasien nampak tenang menunggu giliran untuk diperiksa oleh dokter Robert.      

"Kenapa tidak dari dulu saja kita cari dokter pria untuk menggantikan dokter Viona." Ucap dokter William dalam hati, dokter William kemudian kembali ke ruangannya sendiri untuk melanjutkan pekerjaannya sebelum memimpin operasi besar yang akan dimulai jam sebelas nanti siang bersama profesor Frank yang menjadi asistennya.      

Di sebuah mall yang cukup besar di kota Ontario terlihat beberapa mobil mewah terparkir di tempat pengunjung VIP dan pemilik mobil-mobil itu adalah Fernando, karena tak mau diganggu saat sedang berbelanja. Fernando memerintahkan anak buahnya untuk mensterilkan kondisi di sekitar mall, pasalnya ia ingin menikmati waktunya bersama Viona selama beberapa jam kedepan tanpa diganggu oleh orang-orang yang memintanya untuk foto seperti yang sudah-sudah ketika mereka pergi keluar bersama.     

"Kenapa mall ini sepi sekali.?" Tanya Viona heran kepada Fernando ketika masuk ke dalam mall lantai satu dimana tak ada satu orangpun pengunjung yang terlihat.      

"Mereka kan pergi ke tempat tujuannya masing-masing mommy." Jawab Fernando pelan sambil terus menerus meraba-raba perut Viona dimana anaknya sudah berusia dua bulan didalam kandungan Viona.     

"Aku serius babe…     

"Oh no no no noooo, bukankah kita sudah sepakat tentang nama panggilan kita ya." Ucap Fernando memotong perkataan Viona dengan cepat sambil menggelengkan kepalanya.     

Wajah Viona langsung memerah mendengar perkataan Fernando, sejak tangan Fernando terluka dan ia istirahat di rumah mereka sudah sepakat untuk memanggil dengan sebutan mommy dan daddy. Apalagi hari ini Viona baru saja melakukan USG pertamanya ditemani Fernando, Fernando semakin bersemangat dipanggil daddy oleh Viona.     

"Heii kok melamun, apa yang kau pikirkan mommy." Tanya Fernando gemas sambil mencubit pipi Viona yang memerah.     

"Awww sakit…." Pekik Viona kesakitan sambil memegangi pipinya yang dicubit Fernando.     

"Salah siapa melamun, wanita hamil dilarang melamun.!!" Ucap Fernando singkat.     

"Kata siapa.?" Tanya Viona penasaran.     

"Kata Fernando Grey Willan tentunya." Jawab Fernando tanpa rasa bersalah.     

"Akhhh kau terus menerus menggodaku sejak tadi...aku tak suka." Sengit Viona merajuk sambil melepaskan tangan Fernando yang melingkar di pinggangnya, ia lalu berjalan dengan cepat masuk ke dalam mall meninggalkan Fernando yang masih tertawa karena berhasil menggoda Viona.     

Fernando kemudian menyusul istrinya masuk ke dalam mall, sepulang dari dokter untuk USG Viona mengajaknya untuk membeli pernak pernik untuk kamar bayi mereka. Fernando pun langsung girang ketika mendengar permintaan sang istri, dengan cepat ia langsung membooking satu lantai di sebuah mall yang cukup mewah selama dua jam dengan membayar sewa sebesar 1 juta dollar Canada.      

Sebagai seorang pengusaha kaya uang sebanyak itu bukan masalah baginya, karena ia bisa menghasilkan uang sebanyak itu dalam waktu satu jam mengingat banyaknya bisnis yang ia kelola saat ini. Bagi Fernando kenyamanan dan keamanan Viona dan anak pertama mereka adalah segalanya, apalagi saat ia tahu kalau Viona sedang mengandung seorang bayi laki-laki. Pada awalnya Fernando tak percaya kalau anaknya adalah laki-laki, oleh karena itu ia meminta Viona melakukan pemeriksaan ulang dengan melakukan tes DNA untuk mengetahui jenis kelamin bayinya. Fernando akhirnya yakin kalau anak pertamanya itu adalah laki-laki sesuai dengan harapannya selama ini dan untuk merayakan hal itu Fernando sudah mempersiapkan banyak kejutan untuk Viona termasuk hari ini ia membooking satu lantai di sebuah mall khusus untuk Viona belanja.     

Ia tersenyum ketika melihat Viona nampak antusias melihat berbagai perlengkapan bayi yang baru lahir, kedua matanya nampak berbinar-binar melihat semua barang-barang itu. Fernando dari belakang hanya menjaga Viona tanpa berkomentar apapun karena ingin memberikan keleluasaan pada Viona untuk belanja, sebenarnya ia bisa memindahkan semua isi toko itu ke rumahnya akan tetapi ia tahu jika ia melakukan itu Viona akan marah kepadanya. Oleh karena itu Fernando membebaskan Viona untuk membeli perlengkapan bayi sesuai keinginannya.     

"Mommy anak kita laki-laki mommy, masa iya ranjangnya warna pink."     

"Mom, anak lelaki tidak main boneka mom...mereka main mobil-mobilan, robot-robotan dan senjata bukan boneka panda seperti itu."      

"Mom…     

"Iya aku tau daddy, aku hanya melihat saja bukan bermaksud untuk membelinya." Ucap Viona ketus memotong perkataan Fernando yang sejak tadi terus mengomentari apapun yang ia sentuh.     

Fernando terkekeh dibelakang melihat Viona marah, sebenarnya bagi Fernando tak ada masalah Viona mau beli apa untuk anak mereka akan tetapi ia senang saja menggoda sang istri yang mudah marah itu sejak hamil. Mood Viona yang berubah-ubah pada awalnya membuatnya kaget bahkan ia suka terbawa emosi juga akan tetapi lama kelamaan ia menikmatinya juga, karena bagi Fernando masa kehamilan Viona adalah masa yang sangat membahagiakan baginya. Ia ingin membuat Viona bahagia apalagi Viona sudah menuruti kemauannya untuk tak bekerja kembali, sebagai imbalannya Fernando ingin memperlakukan Viona seperti ratu.     

Setelah berputar-putar selama hampir satu jam mereka akhirnya pergi ke kasir untuk membayar sebuah bantal khusus ibu hamil tanpa membeli perlengkapan bayi yang tadi dilihat oleh Viona, Fernando pun hanya bisa diam saat Viona mengatakan ia tiba-tiba berubah pikiran.      

"Yakin hanya ini saja mom.?" Tanya Fernando untuk kesekian kalinya.     

"Iya.. sekali lagi tanya maka akan ku jahit mulutmu ya daddy." Jawab Viona ketus, ia jengkel karena Fernando bertanya pertanyaan yang sama kepadanya lebih dari lima kali.     

"Tega.?" Tanya Fernando kembali dengan memasang ekspresi memelas.     

Tawa Viona langsung meledak ketika melihat ekspresi wajah Fernando yang menyebalkan itu, para pegawai toko perlengkapan ibu dan bayi itu pun hanya bisa tersenyum melihat kemesraan Fernando Grey Willan dan istrinya. Mereka merasa sangat beruntung bisa melihat dan melayani langsung orang nomor satu di kota bersama sang istri, tak lama kemudian para petugas toko itu pun melakukan foto bersama dengan Fernando dan Viona ketika Viona sudah membayar bantal yang ia mau.     

"Kenapa cuma beli ini mom.?" Tanya Fernando pelan pada Viona ketika keluar dari toko.     

"Berisik...jangan tanya lagi." Jawab Viona singkat.     

"Tapi…     

"Awww…"     

Fernando tak menyelesaikan pertama ketika mendengar Viona menjerit kesakitan, wajahnya langsung berubah panik.     

"Apa yang sakit...mana yang sakit..mommm…" Ucap Fernando panik sambil berusaha memegang tubuh Viona.     

"Aku tak apa-apa jangan berlebihan hanya saja aww…     

"Tak apa bagaimana ini kau masih mengaduh kesakitan, aku bisa gila mom melihatmu begini. Ya sudah ayo ke rumah sakit kita periksa." Ucap Fernando ketus memotong perkataan Viona dengan wajah serius.     

"Kita tak perlu ke rumah sakit." Jawab Viona singkat.     

"Tapi tadi kau kesakitan seperti itu mom, aku tak mau mengambil resiko. Jadi ayo kita ke profesor Erick." Sahut Fernando dingin      

"Aku lapar kenapa harus ke tempat profesor Erick.?" Tanya Viona bingung ketika Fernando mengatakan ingin mengajaknya pergi ke tempat profesor Erick yang ditunjuk Fernando untuk menjadi dokter pribadi Viona selama hamil.     

"Apa coba kau bilang apa mom…     

"Aku lapar...kami lapar daddy.!! " Jerit Viona kesal.      

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.