You Are Mine, Viona : The Revenge

\"You are free now,\"



\"You are free now,\"

Aaric kemudian menjelaskan alasannya berbuat sejauh ini, Diego sama sekali tak menduga kalau Aaric sudah tahu semua tentang dirinya. Padahal ia belum mengatakan apapun pada Aaric.     

"Aku memiliki teman-teman yang sangat pintar dan untuk mengorek informasi seperti ini mudah saja bagiku, apalagi dalam kartu identitasmu tertulis jelas kau adalah seorang zoologi. Aku tahu menjadi zoologi bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi untuk seorang warga negara Rusia yang kuliah di Amerika sepertimu,"ucap Aaric pelan menutup penjelasannya pada Diego.      

"Kau benar, menjadi zoologi adalah pilihan yang paling aku sesali sampai saat ini. Dipaksa membuat senjata dari berbagai hewan beracun untuk keperluan beberapa orang-orang berpengaruh membuatku tertekan, aku kira menjadi zoologi aku bisa mencapai cita-citaku tinggal di hutan Amazon. Meneliti habitat hewan-hewan langka disana, mengembang biakkannya, memperbaiki ekosistemnya dan melakukan hal menyenangkan lainnya di alam. Akan tetapi semuanya berubah, semuanya tak seperti yang aku bayangkan, ternyata setelah lulus dari kampus aku langsung menjadi bola yang ditendang sana sini oleh orang-orang beruang yang menginginkan aku membuat racun sekaligus penawar dari hewan-hewan yang tak bersalah. Melihat ular-ular dan hewan-hewan beracun yang tak berdaya untuk dijadikan senjata hatiku hancur, aku merasa menghianati tugasku sebagai pelestari kehidupan hewan-hewan itu. Karena itulah aku melarikan diri sampai Eropa, aku berharap mendapatkan suaka jika pergi ke benua ini. Akan tetapi dugaanku salah, orang-orang itu masih mengejarku. Sampai akhirnya aku pergi ke bar untuk mencari koneksi demi keselamatanku, namun ternyata Tuhan berkata lain. Di bar aku justru melihat ada wanita yang tak bersalah menjadi korban dari racun ular paling berbahaya itu dan karena itulah saat dikantor polisi aku pasrah, aku bahkan susah siap untuk mati jika memang harus mati ditangan para polisi itu. Jadi setidaknya aku tak melakukan kejahatan lagi dengan membuat senjata berbahaya seperti itu untuk orang-orang jahat." Diego bicara panjang lebar dengan jujur, menceritakan hal yang sebenarnya. Rahasia besarnya yang tak pernah ia beritahukan pada siapapun.      

"Jadi kau yakin kalau wanita penghibur itu meninggal karena racun dari ular yang paling berbahaya yang tinggal di Papua itu?"tanya Aaric kembali mengingat kejadian di bar kemarin.     

"1000% yakin, melihat cara ia mati dan perubahan warna kulitnya yang terluka aku bisa langsung tahu kalau itu adalah racun ular taipan. Karena itulah Aaric, aku kabur. Meskipun aku sebenarnya akan mendapatkan kehidupan yang sangat tercukupi kalau menerima pekerjaan itu, namun semua itu bertentangan dengan batinku. Aku tak mau menyakiti banyak makhluk hidup, hewan yang tak bersalah dan layak hidup bebas itu serta para manusia yang akan dijadikan sasaran oleh orang-orang yang membayarku itu,"jawab Diego lirih dengan suara yang hampir tak terdengar.     

Aaric diam, ia mencerna satu demi satu kalimat yang Diego ucapkan. Kini ia semakin yakin Diego adalah orang baik, sama seperti saat ia pertama kali melihat Diego tak melawan ketika menjadi bulan-bulanan para polisi yang sudah diproses itu. Loren dan para bodyguard yang lain juga diam, mereka tak berani bicara karena tahu apa yang sedang dibicarakan oleh sang tuan muda dan Diego adalah hal serius.      

"Apa kau tahu siapa orang yang merekutmu itu?" Aaric kembali bertanya pada Diego dengan penasaran.     

"Jujur aku sama sekali tak tahu, yang pasti adalah racun-racun seperti itu dijual bebas di black market. Jadi dugaanku orang yang merekrutku itu pasti orang yang memiliki banyak uang dan kekuasaan yang besar,"jawab Diego dengan suara bergetar, ia tak bisa bayangkan kalau misalkan racun-racun seperti itu dijual bebas di black market.      

"Sudahlah, yang penting kau sekarang sudah bebas dan mereka tak akan bisa lagi mengejarmu. Karena Diego Perry sang ahli zoologi sudah tewas, kau sekarang adalah Bruce O'Brian seorang asisten pribadiku…"     

"Asisten pribadi? Apa maksudmu?"Diego langsung memotong perkataan Aaric dengan cepat.      

Aaric terkekeh mendengar perkataan Diego, ia lalu menoleh ke arah Loren. Memberikan kode pada tangan kanannya itu untuk menjelaskan pada Diego, Loren yang berdiri disamping Aaric pun akhirnya menjelaskan tujuan Aaric membantu Diego. Mulai dari mengganti identitasnya dan memberikan identitas baru, sampai membuat Diego Perry meninggal. Loren menjelaskan secara singkat namun mudah dipahami sehingga Diego tak bisa berkata-kata lagi, ia benar-benar tak bisa lepas dari Aaric saat ini. Impiannya untuk hidup bebas pun langsung sirna seketika.     

"Tapi kalau kau tak mau menjadi orangku, maka aku tak akan memaksamu Diego. Aku akan membiarkanmu bebas, karena aku yakin kau pasti ingin hidup tenang seperti yang lain bukan?"ucap Aaric tiba-tiba sambil terus menatap Diego, rupanya sejak Loren menjelaskan semuanya pada Diego dari tempat duduknya Aaric terus membaca perubahan ekspresi Diego. Karena itulah ia berbicara seperti itu tanpa beban.      

"Tapi Tuan, bukankah anda mengatakan ingin membuat Diego menjadi orang anda. Tapi kenapa anda membebaskannya seperti ini?"tanya Loren kaget.     

"Betul tuan, kami juga sudah berbuat sejauh ini. Menyiapkan kecelakaan mobil palsu itu, mencari mayat laki-laki yang mirip dia. Tapi kenapa sekarang anda melepaskannya tuan?"     

"Betul Tuan."      

"Iya Tuan, kenapa anda melepaskannya?"      

Beberapa bodyguard yang berdiri disamping Loren ikut protes akan keputusan yang Aaric buat.      

Mendengar perkataan orang-orang yang melayaninya itu Aaric tersenyum, ia kemudian bangun dari sofa dan menyerahkan sebuah amplop coklat yang beberapa saat yang lalu diambilkan oleh Loren di ruang bermainnya yang sudah dijadikan ruang kerja itu.      

Aaric meletakkan amplop coklat itu dihadapan Diego. "Ambil ini, aku tak bisa membantumu banyak. Setidaknya dengan uang itu kau bisa mencari pekerjaan dengan identitas baru yang aku berikan padamu itu, aku tak mau mengekang orang yang tak mau bekerja denganku."      

Diego terkejut mendengar perkataan Aaric, begitupula Loren dan yang lain. Mereka tak menyangka akan mendengar kalimat seperti itu dari bibir Aaric. Aaric yang lalu pergi ke kamarnya karena merasa mengantuk, ia sudah cukup kenyang dengan segelas almond milk pasca mie instan buatannya dihabiskan oleh Diego. Tanpa bicara lagi Aaric lalu berjalan menuju kamarnya meninggalkan Diego bersama anak buahnya, seperti yang Aaric katakan sebelumnya bahwa ia tak mau mengekang orang yang tak mau bekerja dengannya dan hal itu benar-benar ia lakukan saat ini dengan membiarkan Diego pergi.      

Melihat sang tuan benar-benar masuk ke kamarnya Loren menghela nafas panjang, ia lalu menoleh ke arah Diego. "Karena hari sudah malam lebih baik kau bermalam di sini terlebih dahulu dan lagi itu kamu juga belum sembuh 100%, besok saat kau ingin pergi pergilah tanpa berpamitan kepada kami karena kami tak akan mengekangmu seperti yang dikatakan oleh Tuan muda. Setidaknya sebagai sesama manusia kami sudah melakukan hal yang terbaik untuk melepaskanmu dari cengkraman orang-orang jahat itu, semoga kehidupanmu diluar sana jauh lebih baik Diego..akh maksudku Bruce. Namamu sekarang adalah Bruce O'Brian."     

Setelah berkata seperti itu Loren lalu berjalan keluar meninggalkan unit apartemen sang tuan menuju ke kamarnya sendiri, disusul oleh keempat rekannya. Sehingga saat ini Diego berada sendirian di ruang tamu apartemen Aaric dengan setumpuk uang yang berada di dalam amplop coklat pemberian Aaric, Diego terdiam cukup lama di ruangan itu sambil terus menatap ke arah pintu kamar Aaric yang sudah tertutup. Tak lama kemudian Diego pun bangun dari sofa dan berjalan menuju pintu dengan membawa amplop berisi uang pemberian Aaric, Diego akhirnya pergi meninggalkan unit apartemen Aaric menuju lift. Tanpa Diego tahu dari kamarnya Aaric bisa melihat apa yang dilakukan oleh Diego, melalui ponsel yang sudah terhubung dengan cctv di hampir seluruh unit apartemen tempatnya tinggal saat ini.      

"Pergilah Diego, kalau kau memang ingin hidup bebas aku tak akan mengekangmu. Setidaknya aku sudah membantumu untuk mencapai impianmu itu Diego,"ucap Aaric lirih sambil menguap, Aaric pun memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas ranjang untuk tidur karena besok pagi sudah mulai kuliah kembali, setelah menghabiskan hari liburnya dengan bekerja keras.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.