CINTA SEORANG PANGERAN

Ternyata Itu Kau



Ternyata Itu Kau

Cynthia menyingkirkan tubuh Pangeran Thalal yang berdiri di depannya, menghalangi padangannya dari pria tampan yang ada di depannya sungguh menyebalkan. "Menyingkirlah Yang Mulia !" Kata Cynthia sambil memindahkan posisinya ke depan tubuh Pangeran Thalal sehingga Ia dapat berhadapan langsung dengan makhluk cantik yang memiliki aura yang memikat semua makhluk.     

Pangeran Thalal tampak mengerucutkan bibirnya dengan sebal tetapi Ia mengalah dan berdiri disamping Cynthia, Tidak berani menghalangi tubuh istrinya lagi.     

"Pangeran Abbash.. ternyata itu kau. Dugaanku ternyata benar" Kata Cynthia dengan senang. Hilang sudah kebenciannya kepada Pangeran Abbash disaat pertempuran mereka di Korea waktu itu. Bahkan Pangeran Thalal sendiri lupa kalau pria yang didepannya ini pernah membuatnya menjadi buta.     

Ketampanan Pangeran Abbash telah membuat mereka melupakan kenangan buruk yang melibatkan mereka berempat. Pangeran Thalal, Cynthia, Amar dan Pangeran Abbash tentunya. Bahkan beberapa pengawal Pangeran Thalal mati di tangan Pangeran Abbash.     

"Tidak ada satupun yang bisa lolos dari pengamatan Yang Mulia" kata Pangeran Abbash sambil tersenyum. Bibirnya yang semerah darah itu tampak sangat manis. Hidungnya yang mancung sempurna memiliki keindahan tersendiri. Sepasang mata sayu seakan mengajak tidur semua orang yang memandangnya.     

"Istriku memang sangat pintar. Kau tidak usah terlalu kagum. Ingat dia sudah memiliki suami dan anak. Kau jangan terlalu kagum" Kata Pangeran Thalal sambil cemberut. Pangeran Abbash hampir meledak tawanya melihat Pangeran Thalal yang terlihat begitu sewot.      

Kakak dan adik sama posesifnya. Itulah persamaan antara Pangeran Thalal dan Nizam. Sama - sama mesum dan posesif.      

" Iya Kau benar. Aku selalu terlambat mendapatkan wanita yang terbaik. Kau dan kakakmu sudah mendapatkan wanita - wanita yang terbaik" Kata Pangeran Abbash sambil mengerling kepada Pangeran Thalal.     

Pangeran Thalal sendiri langsung menelan ludahnya, tiba - tiba keringatnya muncul di ujung pelipisnya. Pria ini benar - benar tidak bisa dianggap enteng. Dia sangat cantik untuk kategori laki - laki. Mengapa laki - laki ini tidak memiliki jenggot dan kumis saja agar tidak menggoda iman para pria.     

"kau tidak usah khawatir. Masih ada wanita terbaik untukmu" Kata Cynthia sambil tersenyum. Ia tiba - tiba memegang tangan Pangeran Abbash dan menuntunnya sambil berkata,     

"Mari kita bicara dari hati ke hati" Kata Cynthia tidak perduli dengan suaminya yang hampir muntah darah di belakang.     

"Apa Maksud Yang Mulia.." Pangeran Abbash tampak senang di tuntun oleh Cynthia. Ia bahkan sempat melirik wajah Pangeran Thalal yang murka.     

" Pangeran Thalal tampaknya tidak suka, Yang Mulia memegang tanganku" Kata Pangeran Abbash mengingatkan Cynthia. Cynthia terkejut dan segera melepaskan pegangannya. Ia segera menatap kebelakang dan melihat suaminya yang merah padam. Mulut Pangeran Thalal tampak maju beberapa centi ke depan sungguh menggemaskan.     

Cynthia memegang tangan suaminya dan menempelkan dipipinya. "Maafkan Aku, yang Mulia. Aku terlalu bersemangat. Aku harus mentuntaskan misi dari kakak ipar Yang Mulia secepatnya. Sehingga Aku bisa tenang meninggalkan mereka berdua di sini" Kata Cynthia.     

"Tetapi kau tidak harus memegang tangannya. kau bisa membuatku mati berdiri karena cemburu" Kata Pangeran Thalal.     

"Aku minta maaf. Tidak mudah mengubah kebiasaan kami untuk tidak menjaga batasan antara pria dan wanita. Kami memegang lawan jenis bukan karena menyukai tetapi karena kebiasaan saja. Lagi pula Aku hanya menuntunnya. Anggap saja Aku perawat yang sedang menuntun pasiennya" kata Cynthia sambil mengelus punggung Pangeran Thalal.     

Kemarahan pangeran Thalal sedikit reda mendengar kata - kata istrinya.     

"Aku ikut denganmu ketika Kau berbicara dengan Dia.." Kata Pangeran Thalal ternyata masih tidak bisa menghilangkan sepenuhnya kecemburuan dia terhadap Pangeran Abbash.     

"Yang Mulia, Aku bukan Alena yang dicintainya.."     

"Tetapi Dia kelihatan sangat mengagumimu"     

"Kekaguman bukan berarti cinta"     

"Tetapi kekaguman bisa merupakan awal dari jatuh cinta"     

"Cinta sejati adalah cinta dari dua orang yang saling mempercayai "     

"...." Pangeran Thalal langsung terdiam merasa kalah dalam berbicara dengan istrinya. Mulutnya kembali mengerucut dengan muka kusut. Cynthia tertawa dengan manis.     

"Baiklah.. baiklah.. Aku akan minta ditemani oleh Andhara. Kalau kau ikut menemaniku Aku tidak akan leluasa"     

"Tetapi.." Pangeran Thalal hendak berbicara lagi tetapi Cynthia menutup mulutnya dengan telunjuknya yang runcing.     

"Andhara adalah asisten Yang Mulia. Tidak mungkin Ia akan lebih memihak diriku dibandingkan dengan Yang Mulia. Aku tidak bisa leluasa berbicara dengan dia kalau Kami terus dipelototi oleh Yang Mulia. Mohon Yang Mulia memahami keadaan ini" kata Cynthia. Setelah berpikir beberapa lama kemudian Pangeran Thalal menganggukan kepalanya.     

Cynthi terlonjak gembira, Ia segera mengecup pipi suaminya dan kembali berlari ke arah Pangeran Abbash yang menatapnya dengan pandangan iri.     

"Kalian sungguh romantis. Aku belum pernah seromantis itu dengan pasanganku" Kata Pangeran Abbash sambil kembali berjalan berdampingan dengan Cynthia. Andhar dan Pangeran Thalal mengikuti mereka dari belakang. Mereka pergi menuju ruangan pribadi Pangeran Thalal yang disediakan oleh pihak rumah sakit.     

"Itu karena Yang Mulia belum bertemu dengan pasangan sejati Anda. "     

"Pasangan sejatiku sudah menjadi milik orang lain" Kata Pangeran Abbash dengan sedih.     

Cynthia tidak berkata apa - apa dulu. Ia membiarkan Pangeran Abbash larut dalam kesedihannya. Sehingga kemudia mereka memasuki sebuah ruangan luas dimana ada beberapa meja dan kursi. Agaknya tempat ini adalah sebuah kamar yang disediakan untuk tamu istimewa. Ruangan cukup luas dan bersih.     

Pangeran Abbash lalu duduk berhadapan dengan Cynthia ditemani secangkir teh susu dan Andhara duduk di belakang sofa tempat Pangeran Abbash dan Cynthia berbincang. Sedangkan Pangeran Thalal duduk dengan Iqbal dan Amar berbincang - bincang tentang kejadian hari ini sambil menikmati secangkir kopi Arab.     

"Yang Mulia, orang yang sudah menjadi milik orang lain berarti bukanlah pasangan sejati kita. Dia pasangan sejati orang lain. Jadi mulailah untuk mencari pasangan yang Mulia sendiri. Dan bagi Yang mulia pasangan sejati itu sekarang mungkin ada disini?"     

''Siapa ? Lila ? Bahkan Aku belum pernah melihat wajahnya" Kata Pangeran Abbash.     

"Lalu mengapa Yang Mulia menyelamatkannya?" Kata Cynthia.     

''Itu karena Aku sudah berjanji kepada Putri Alena untuk mendampingi dan menyelematkannya"     

"Anda akan menyukainya jika melihat Lila. Bukankah Yang Mulia mencintai Alena dan mengagumiku?" Kata Cynthia sambil tersenyum membuat muka Pangeran Abbash menjadi memerah, merona. Perut Cynthia dan Andhara tiba - tiba merasa melilit melihat pipi Pangeran Abbash yang bersemu merah itu mirip sekali dengan kelopak mawar yang merekah indah.     

"Kalian memiliki kecantikan yang berbeda dan mengagumkan ' kata Pangeran Abbash.     

"Nah.. kau akan mendapatkan paket lengkap antara diriku dan Alena" Kata Cynthia. Mata Pangeran Abbash langsung terbeliak.     

"Apa maksudmu?"     

" Secara fisik dia sangat mirip dengan Alena tetapi kapasitas otaknya sangat mirip denganku. hanya kelemahannya dia mungkin tidak terlalu ceria. Hidupnya banyak mengalami kesedihan sehingga sulit bagi dia untuk bersikap ceria. Wajahnya sangat lembut dan alum. "     

"Oh.. " Pangeran Abbash hanya bilang oh.     

"Kau harus mampu mengubah kesedihan dalam hidupnya menjadi kebahagian. Bukankah separuh hidupmu kau habiskan untuk berbuat kejahatan."     

Pangeran Abbash terhenyak mendengar Cynthia yang begitu terus terang. Ia baru tahu kalau mulut Cynthia begitu tajam setajam silet.     

"Apa maksud dari perkataanmu? Mengapa kata - katamu begitu menyakitkan"     

"Kau tidak usah berlagak bodoh.. dengan semua perbuatanmu. Tetapi Aku perhatikan akhir - akhir ini Kau berubah begitu drastis. Kau banyak berbuat kebaikan"     

"Itu karena rasa cintaku kepada Putri Alena. Tetapi kemudian Aku juga menyadari kalau Aku tidak ingin merusak kebahagian wanita yang Aku cintai. Aku baru pertama kali jatuh cinta. Cintaku begitu tulus sehingga Aku berniat hanya ingin melihatnya bahagia. Aku bahkan memutuskan bahwa Aku tidak akan menikah selamanya"     

"Yang Mulia, cinta adalah suatu misteri, Kita tidak akan pernah tahu kapan kita akan jatuh cinta, dimana, dan dengan siapa. Cinta hanya sebatas perasaan saja yang sebenarnya jika perasaan itu bisa berkoordinasi dengan akal sehat yang ada diotak yang Mulia maka cinta itu bisa saja berubah"     

Pangeran Abbash terdiam mendengarkan perkataan Cynthia. Kemudian Cynthia berkata lagi.     

"Cukup Edward yang konyol meninggal dengan cinta yang tidak terbalas. Kau tidak boleh seperti itu. kau harus tetap hidup untuk mencintai dan dicintai."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.