CINTA SEORANG PANGERAN

Cantiknya Lila



Cantiknya Lila

Alena membawa pakaian pengantin untuk Lila, Pakaian pengantin tradisional kerajaan Zamron. Berwarna merah dari ujung rambut sampai ujung kaki. Pakaian pengantin itu melekuk ketat di pinggang dan penuh dengan bordiran bunga di dada dan pinggang. Gaun bergaya longdress dengan kerah cheongsam dan rok bertumpuk di depan.     

Dirok bawah juga tampak sulaman bunga peony. Lila mengenakan pakaian pengantin dengan lengan tiga perempat. Hiasan kepala berupa mahkota dengan untaian manik – manik emas dan merah. Kerudung yang menutupi dari ujung kepala hingga dada.     

Lila seperti pengantin dari negeri gingseng hanya saja yang membedakan adalah Lila mengenakan hiasan inai ditangan. Tiba – tiba Alena teringat bagaimana dulu kuku tangannya di potong ketika akan mengalami prosesi malam kesucian bersama Nizam. Melihat kuku Lila yang terpotong pendek juga. Alena berbisik kepada Cynthia.     

"Apa kuku tangan Lila juga memang harus dipotong karena takut melukai Pangeran Abbash ?" Bisik Alena sambil menatap Lila yang sedang di rias oleh penata rias profesional.     

Cynthia mendelik kejam kepada Alena, "Kau jangan mulai lagi Alena. Lila mungkin tidak akan mengalami kejadian yang sama dengan kita. Ingat dia sudah memiliki anak "     

"Tapi kan dia tidak melahirkan normal seperti kita. Dia masih utuh. Bahkan Dia tidak menyusui anaknya karena air susunya tidak keluar. Dia terlalu stress hingga tidak bisa menyusui anaknya. Jadi aku pastikan kalau Pangeran Abbash akan mendapatkan Lila dalam kondisi tidak jauh beda dengan wanita yang belum tersentuh. Lagipula Aku berani taruhan kalau ukuran Edward dan Pangeran Abbash pasti berbeda mereka berasal dari dua belahan bumi yang berbeda " Bisik Alena dengan muka mesum.     

"Ya Tuhan.. Alena. Aku sekarang tahu persis mengapa Kau berjodoh dengan Nizam. Kalian memang memiliki bakat yang sama." Cynthia tidak tahan hingga bersuara keras membuat Lila yang sedang di rias menoleh ke arah mereka.     

"Apa yang sedang kalian bicarakan ? Sampai Putri Cynthia begitu kesal ?" Tanya Lila sambil melihat ke arah dua orang sahabat itu dari kaca. Riasannya hampir selesai dan Ia tampak mengagumi hasil riasannya. Waktu menikah dengan Edward, Lila mengenakan riasan pengantin barat dengan riasan yang sangat sederhana sesuai dengan ciri khas pengantin barat.     

Tetapi Ia kini mengenakan adat pengantin kerajaan Zamron dan Ia mengenakan riasan penuh dan sedikit glamor. Seumur hidupnya Lila tidak suka mengenakan riasan tebal dan bukan tipe wanita yang suka bersolek. Walaupun Ia pernah bekerja di club malam tetapi Ia dianggap pegawai istimewa yang tidak dikenakan peraturan yang sama dengan pegawai lain.     

Selain Ia tidak pernah disentuh para tamunya, Ia juga tidak bersedia berdandan mencolok. Jadi memang tugasnya hanya melayani para tamu yang terhormat dan sebagai penterjemah jika ada tamu orang asing. Jadi ketika Ia berdandan dengan riasan penuh. Lila sampai pangling sendiri. Ia merasa belum pernah secantik ini seumur hidupnya.     

Lila kemudian berdiri karena memang Ia akan mengenakan pakaian pengantinnya. Alena dan Cynthia tidak menjawab pertanyaan Lila. Mereka berdua malah menatap Lila dengan mulut ternganga.     

"Ya Tuhan.. Kau bagaikan bidadari. Kau sangat cantik sekali " Cynthia berkata dengan mata melotot. Alena sama saja bengongnya dengan Cynthia.     

"Selama ini, Aku tidak pernah melihat Kau berdandan. Sekarang Kau sangat cantik dengan penampilan seperti ini. Mungkin mulai sekarang kau harus membiasakan diri untuk mengenakan riasan. Ingat kalau kau sekarang adalah istri dari seorang pangeran " Kata Alena sambil berdecak kagum.     

"Terima kasih, Kalian berlebihan sekali " Kata Lila sambil tersipu – sipu malu. Walaupun Ia sendiri mengagumi kecantikannya tetapi tentu saja tidak mungkin Ia terus terang mengatakannya.     

" Lila, Apakah kau sangat tegang ? Berdebar ? Senang ? Atau bagaimana ? " Kata Alena sambil ikut merapihkan kerudung yang akan menutupi kepala Lila.     

Lila mengangkat bahunya.     

"Bagiku pernikahan ini tidak ubahnya hanya sebagai upaya Aku melindungi keselamatan anakku. Aku membutuhkan perlindungan orang yang kuat untuk membesarkan anakku. Lagipula Aku tidak ingin terlalu berharap banyak seperti Aku berharap kepada Edward. Rasa sakitnya masih Aku rasakan sampai sekarang " Kata Lila sambil menundukkan wajahnya. Trauma yang Ia rasakan saat menikah dengan Edward masih terasa.     

"Aku pikir yang lalu biarlah berlalu. Sekarang Aku harap kau harus lebih tegar dan kuat. Menjadi wanita yang pemberani dan tangguh. Berani memperjuangkan apa yang kau miliki. Pangeran Abbash mungkin bukan tipe pria romantis seperti Edward yang bikin kamu baper tetapi Dia adalah laki – laki yang kuat dan keras. Tetapi Aku yakin dia memiliki sisi romantis." Kata Alena memberikan semangat.     

"Aku setuju dengan Alena. Kau tidak usah berpura – pura untuk menjadi orang lain dalam merebut hati suamimu tetapi kau hendaklah menjadi wanita yang tidak mudah dilupakan olehnya. Kau harus tahu bahwa Pangeran Abbash adalah pangeran tertampan di dua puluh kerajaan aliansi. Ia bahkan jauh lebih tampan dari suamiku. Jadi Kau harus tahu juga kalau Dia memiliki banyak kekasih.     

Tetapi kau tidak usah takut, sepanjang kau mampu menyenangkan hatinya maka Ia akan selalu teringat padamu " Kata Cynthia lagi.     

Mendengar perkataan Cynthia dan Alena, lagi – lagi Lila hanya tersenyum,     

"Aku lebih suka menghadapi Pangeran Abbash yang memiliki banyak kekasih dibandingkan dengan menghadapi Edward yang hanya mencintai satu orang. Lebih mudah memalingkan perhatian seorang playboy daripada memalingkan perhatian seorang pencinta sejati" Kata Lila.     

Alena mengganggukan kepalanya menyetujui perkataan Lila. Memang benar Pangeran Abbash tidak membutuhkan waktu lama untuk menerima kenyataan bahwa Ia tidak akan pernah memiliki Alena sepanjang Nizam masih hidup. Dan Pangeran Abbash tahu diri bahwa Ia tidak akan pernah melawan Nizam. Nizam terlalu kuat untuk dihancurkan.     

"Kau benar sekali Lila. Aku sangat optimis kalau kali ini Kau akan berhasil. Ngomong – ngomong malam ini tentunya Kau sudah siap menerima dia lahir dan batin ? " Alena mulai berbicara ke arah yang pribadi.     

Cynthia kemudian menyuruh para penata rias keluar karena Ia tahu betul kalau Alena akan berbicara tentang masalah yang sangat pribadi dengan Lila.     

"Apa maksud Yang Mulia ?" Lila mengerutkan keningnya.     

"Aku tahu kalau Kau tidak mencintai Pangeran Abbash " Kata Alena sambil menatap wajah Lila.     

"Bagaimana Aku bisa mencintai kalau bertemu saja belum pernah. Bahkan tidak ada satupun foto dia di media sosial. Aku tidak terlalu perduli akan ketampanan dia seperti apa, yang penting dia menyayangi anakku. " Kata Lila dengan wajah sendu.     

"Kau ini selalu memasang wajah sendu, alum, muram dan pelit senyum.. " Kata Alena sambi menjawil pipi Lila.     

"Aku susah tersenyum. Terlalu banyak penderitaan dalam hidupku "     

"Haduuh.. Nanti malam mungkin kau akan bertambah lagi satu penderitaan. Mudah – mudahan itu adalah penderitaan terakhir " Kata Alena kepada Lila. Lila menatap Alena dengan pandangan tidak mengerti. Penderitaan ? Penderitaan apa ? Apa maksud dari perkataan Alena. Cynthia malah membuang muka sambil menggigit bibirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.