CINTA SEORANG PANGERAN

Baiklah, Aku Akan menikahi Amrita



Baiklah, Aku Akan menikahi Amrita

" Kau bertahun – tahun disamping Amrita tetapi sampai sekarang Kau belum menjadikan istrinya. Sementara itu kau baru saja bertemu Lila tetapi sudah bersedia menikahinya. Orang bodoh saja akan langsung tahu mengapa kau lebih memiliki Lila dibandingkan Amrita" Kata Nizam.     

"Kau benar Yang Mulia. Aku sangat tidak mencintai Amrita. Aku lebih menganggapnya adik atau teman baik daripada kekasih. Aku menikahinya hanya karena bentuk tanggung jawabku sebagai laki – laki " Kata Pangeran Abbash.     

Tetapi tiba – tiba Pangeran Husen langsung menerjang Pangeran Abbash dengan kalap. Ia mencekal kerah pakaian Pangeran Abbash dengan kalap. Ia baru akan mengayunkan tangan kanannya untuk menghajar wajah tampan itu kalau saja Nizam tidak segera menarik adiknya dari tubuh Pangeran Abbash.     

"Apa yang Kau lakukan ? " tanya Nizam dengan gusar. Ia mendorong tubuh Pangeran Husen ke belakang.     

"Dia sudah menodai Amrita " kata Pangeran Husen.     

" Apa kau sedari tadi tidak mendengar kalau Ia akan bertanggung jawab. Tidak mungkin dia mengatakan itu kalau dia tidak melakukan sesuatu dengannya. Kalau memang Amrita masih suci Pangeran Abbash tidak akan pernah menikahinya. Kau paham ?" Nizam menatap gusar ke arah adiknya. Pangeran Husen terdiam. Sementara itu Pangeran Abbash membuang muka sambil mengingat kejadian Ia dan Amrita.     

Saat itu mereka baru saja lulus sekolah menengah. Dan mereka berdua merayakan kelulusan mereka dengan mengadakan pesta berdua. Pangeran Abbash begitu menyayangi Amrita tetapi Amrita begitu mencintainya. Amrita sudah banyak memberikan sinyal cinta kepada Pangeran Abbash tetapi pangeran Abbash tidak memperdulikannya.     

Ketika mereka mengadakan pesta itu Amrita membubuhkan obat afrosidiak ke minuman Pangeran Abbash sehingga kemudian Pangeran Abbash hilang kendali dan Ia bercinta dengan Amrita. Semalaman Ia menyentuh Amrita sampai Amrita terkapar tidak sadarkan diri. Amrita sendiri tidak mengira kalau perbuatannya malah berakibat fatal kepada dirinya sendiri.     

Ia pikir Ia akan mendapatkan kebahagiaan dengan memberikan obat itu kepada pangeran Abbash nyatanya Ia malah seperti di perkosa oleh Pangeran Abbash. Ia hampir mati menghadapi kebuasan Pangeran Abbash. Badannya remuk redam dan berdarah – darah. Untungnya Ia masih bisa menyembunyikannya dari orang tuanya. Ia diobati diam – diam oleh asistennya.     

Dan yang lebih menyakitkan pangeran Abbash tetap tidak mencintainya. Dan kemudian Pangeran Abbash membencinya dengan perbuatannya hingga Amrita harus mengemis – ngemis agar Pangeran Abbash tetap disampingnya. Dan akhirnya Pangeran Abbash tetap berada di sisinya tetapi Ia memanfaatkan Amrita untuk kepentingan pribadinya.     

Tadinya Pangeran Abbash tetap tidak ingin menikahi Amrita tetapi bertemunya Ia dengan Alena seakan menyadarkan Pangeran Abbash tentang menjadi manusia yang benar. Itulah sebabnya Ia kemudian selain menikahi Lila Ia bertekad untuk menikahi Amrita juga.     

"Aku sangat menyesal.. " Kata Pangeran Abbash sambil menundukkan wajahnya. Ia tidak ingin bercerita kepada Pangeran Husen kalau sebenarnya untuk masalah Amrita. Pangeran Abbash sebenarnya menjadi korban obsesi Amrita yang ingin memilikinya. Pangeran Abbash tidak ingin kehormatan Amrita jatuh di hadapan Nizam dan Pangeran Husen.     

"Kau laki – laki paling mengerikan yang pernah kutemui. Wajah tampanmu kau manfaatkan untuk menjerat wanita baik – baik seperti Amrita. Kau menodainya tanpa mencintainya. Pria macam apa kau ? kau lebih baik mati saja " Kata Pangeran Husen.     

Tetapi Nizam menatapnya dengan tajam membuat Pangeran Husen menundukkan kepalanya.     

"Lihat kesini ? " kata Nizam sambil memegang bahu Pangeran Husen. Pangeran Husen mengangkat mukanya.     

"Kau lihat wajah Pangeran itu ? " kata Nizam, Pangeran Husen melirik ke arah Pangeran Abbash.     

"Wajah setampan itu. Kau pikir siapa yang salah ? Ini adalah kesalahan kedua belah pihak. Ibarat bertepuk tangan tidak mungkin ada suara kalau tidak bertepuk keduanya. Kau tidak bisa menyalahkan Pangeran Abbash sendiri. Amrita juga ku pikir bersalah.     

Apakah Pangeran Abbash menyentuhnya secara paksa ? Aku pikir tidak. Amrita sendiri kemungkinan yang mencintai Pangeran Abbash. Aku pikir Kau sudah sangat mencintainya sehingga kau tidak berpikir realistis " Kata Nizam kepada Pangeran Husen.     

Pangeran Abbash kali ini benar – benar menaruh rasa hormat kepada Nizam tanpa Ia bicara ternyata Nizam sudah dapat menganalisa kejadian yang sebenarnya.     

Dan memang benar dugaannya walaupun Nizam tidak menyukainya tetapi tindakannya selalu berdasarkan kebenaran. Dia akan membenarkan apa yang benar dan akan menyalahkan apa yang salah. Ia bahkan menyalahkan adiknya sendiri dan membela dirinya padahal dia bukanlah siapa – siapa dari Nizam.     

Pangeran Husen terdiam dengan muka merah padam. Ia tidak dapat mengelak lagi dari pemikiran kakaknya. Ia memang jatuh hati pada Amrita. Berawal dari simpati dan kasihan hingga kemdian Ia mencintai Amrita.     

"A..Aku tidak mencintainya " Kata Pangeran Husen mencoba mengelak dari tuduhan kakaknya.     

"Kau tidak mungkin kemari jauh – jauh untuk mengkonfirmasi Pangeran Abbash demi Amrita kalau Kau memang tidak mencintainya. Kalau Kau tidak mencintainya Kau tinggal bilang kepada Ratu Sabrina ibuku lalu kau akan dicarikan istri yang baru. " Kata Nizam seakan menelanjangi perasaan adiknya sendiri.     

Pangeran Abbash sendiri sangat terkejut mendengar perkataan Nizam. Ia begitu bodoh tidak menebak ke arah sana. Tadinya Ia mengira kalau Pangeran Husen akan menikahi Amrita karena memang dijodohkan bukan karena mencintainya.     

"Benarkah kau mencintai Amrita ?" Pangeran Abbash bertanya pada Pangeran Husen untuk memastikan. Pangeran Husen akhirnya terdiam. Tidak ada gunanya untuk berbohong lagi. Tidak ada yang bisa lolos dari kecerdasan Nizam kakaknya.     

"Kau mencintai Amrita, menurutku sekarang Kau nikahilah dia " Kata Nizam kepada Pangeran Husen. Pangeran Husen terkejut.     

"Tetapi dia tidak mencintaiku " Kata Pangeran Husen.     

"Adikku. Bagi seorang wanita akan lebih baik menikahi pria yang mencintainya dari pada menikahi pria yang tidak menyukainya. Kau berikan saja dia perhatian yang banyak dan kasih sayang yang berlimpah maka Ia akan takluk kedalam pelukannya.     

Yang harus kau persiapkan adalah Kau harus menerimakan dia apa adanya. Karena dia sudah tidak suci lagi. Kau juga harus bersiasat untuk mengelabui malam kesucian kalian " Kata Nizam kepada adiknya.     

Pangeran Husen masih terdiam. Ia menjadi bingung sendiri. Pangeran Husen kemudian menatap ke arah Pangeran Abbash.     

"Aku benar – benar sangat menyesal. Aku meminta maaf " Kata Pangeran Abbash dengan tulus.     

"Waktu itu Kau mengatakan bahwa Kau tidak pernah memaksa Amrita. Dia sendiri yang datang kepadamu " Kata Pangeran Husen seakan ingin memastikan bahwa bukan Pangeran Abbash yang memaksa dia.     

"Aku benar ��� benar sangat menyesal. Waktu itu memang kesalahan kami berdua. Aku dan dia salah. Kami masih sangat muda waktu itu. Tidak seharusnya Aku menodai seorang wanita baik – baik" Kata Pangeran Abbash. Kemudian Ia melanjutkan pembicaraanya     

"Aku tidak ingin kau menganggapnya wanita rendah. Sekali lagi kalau memang Kau mencintai Amrita terimalah apa adanya tetapi jika tidak. Aku tidak akan membiarkan Kau menikahinya. Biarlah Ia berada disisiku walaupun Aku tidak mencintainya " kata Pangeran Abbash.     

Pangeran Husen menghembuskan nafasnya yang terasa sesak. " Baiklah.. Aku akan menikahinya. Tetapi kalau seandainya Ia bersedia kunikahi kalau Ia tetap memaksa untuk menikahimu maka Kau harus tetap menikahinya" Kata Pangeran Husen. Pangeran Abbash mengangguk dengan pasti.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.