CINTA SEORANG PANGERAN

Jangan Tinggalkan Aku



Jangan Tinggalkan Aku

Matahari sudah sangat terik di musim panas ini ketika Pangeran Abbash terbangun. Ia membuka matanya dan menatap ke atas ranjang yang berhiaskan untaian bunga. Sesaat Ia merasa terpaku dengan pemandangan di depan matanya. Mengapa begitu banyak untaian bunga yang mengelilingi tempat tidurnya. Bertahun – tahun Pangeran tampan itu tidur sendirian dan tidak pernah sekalipun bermalam bersama seorang wanita. Setiap kali Ia bercinta maka Ia akan menyuruh wanita itu pergi dari sisinya atau Ia yang akan pergi.     

Hidup keras yang dilalui dirinya menjadikan Ia selalu harus waspada termasuk tidur bersama Amrita. Amrita adalah putri perdana menteri kerajaannya. Ia tidak bisa terang – terangan bermalam dengan wanita itu walaupun Ia sering bercinta dengan Amrita. Ia tidak ingin menikah dengan wanita itu sehingga Ia berusaha untuk menampakan kewajaran dalam hubungan bersama Amrita.     

Pangeran Abbash melirik ke arah sampingnya. Ia melihat Lila sedang terlelap dengan wajah yang damai. Wajah cantik itu sesekali meringis ketika Ia menggerakkan kakinya. Rasa perih pada sekujur tubuhnya seakan terbawa ke alam mimpi.     

Tangan Pangeran Abbash terhulur membelai pipi yang masih tampak sembab itu. Mata indah itu kini bengkak karena menangis semalaman. Sesaat Ia merasa iba karena telah menyakitinya secara fisik semalam. Tetapi Ia memang tidak bisa memungkiri kalau Ia memang tengah kelaparan. Semenjak Ia mencintai Alena, Pangeran Abbash serasa enggan menyentuh wanita lain. Ia tidak ingin sembarangan lagi menyentuh wanita. Ia seperti merasa bahwa dirinya terlalu berharga untuk diumbar ke setiap wanita.     

Itulah sebabnya Ia berusaha menahan diri dan itu tidak mudah bagi pria yang sudah terbiasa bercinta. Bercinta bagi dirinya seperti candu dan Ia akan merasa tersiksa ketika Ia sedang ingin bercinta. Ia sebenarnya bisa saja mendatangi Lila di alam mimpinya dan menyentuhnya diam – diam tetapi Ia tidak ingin melakukan itu. Ia ingin memiliki Lila dengan seutuhnya. Ia jatuh hati disaat pertama kali melihatnya.     

Pangeran Abbash berpikir kalau Ia jatuh cinta pada Alena tetapi ternyata Alena hanya obsesinya saja karena Kakaknya tampak begitu berhasrat ingin mendapatkan Alena. Hanya karena ramalan itu Kakaknya sudah mengorbankan banyak orang. Ambisinya ingin mengalahkan Nizam dan menguasai Azura membuat Pangeran Barry tidak berhenti menjadi orang jahat.     

Pangeran Abbash mencintai Lila dan rasa cintanya begitu sempurna setelah malam tadi. Ia menumpah rasa cintanya dengan penuh kepuasan bagaikan seorang musafir yang mengembara sangat jauh dan tersesat di padang pasir. Pengembara itu berkali – kali menemukan sumber mata ari tetapi ternyata itu semua hanyalah fata morgana. Dan malam ini Pengembara itu menemukan sumber mata air yang sebenarnya jadi wajar kalau Pengembara itu ingin mereguk air itu dengan sepuas – puasnya.     

Pangeran Abbash sangat tahu kalau Lila begitu menderita karena sentuhannya semalam tetapi bagi pangeran Abbash itu adalah salah satu pengorbanan Lila sebagai istrinya. Dan Ia berjanji akan membalasnya dengan memberikan kepuasan kepada Lila pada malam – malam berikutnya.     

Pangeran Abbash kemudian mencoba bangun dari tempat tidurnya dan "Ouch sialan..." Pangeran Abbash mengeluh merasakan pinggangnya hampir patah. Lila benar – benar membuatnya gila. Pangeran Abbash kemudian teringat kalau semalam Ia membuat istrinya berdarah sehingga dengan gerakan cepat Pangeran Abbash menarik selimut dari tubuh istrinya kemudian Ia memeriksa sendiri dan Ia langsung menggelengkan kepalanya.     

"Benar – benar sangat hebat. Putri Alena menangani urusan kewanitaan dengan baik. Aku sangat yakin Ia akan menjadi Ratu yang sangat hebat. " Kata Pangeran Abbash sambil menyelimuti kembali tubuh Lila.     

Semalam karena sangat kelelahan Ia jatuh tertidur dan tidak memperdulikan istrinya. Ia adalah seorang Pangeran dimana urusan malam pertama akan menjadi tanggung jawab kepala rumah tangga bagian kewanitaan. Dan ini biasanya menjadi tanggung jawab Ratu kalau diistana sedangkan dalam rumah tangga biasa maka tanggung jawab istri pertama si pemilik rumah.     

Mengingat beratnya tanggung jawab menjadi istri pertama atau Ratu maka biasanya para pangeran atau para pejabat atau kaum bangsawan di keluarganya tidak sembarangan mencari istri pertama. Mereka biasanya berasal dari keluarga yang sejajar derajat dan statusnya atau kalau bisa lebih tinggi. Menjadi istri pertama karena tanggung jawabnya sangat besar. Mereka harus cantik, terpelajar dan mampu mengimbangi suaminya dalam segala hal.     

Istri pertama bukan saja hanya sebagai pemuas suami tetapi jauh lebih berharga dari sekedar itu. Istri pertama harus bertanggung jawab terhadap urusan kerumah tanggaan di keluarganya termasuk mengurus pendidikan anak – anaknya baik anaknya sendiri ataupun anak dari istri – istri yang lain.     

Setelah memiliki istri pertama maka untuk istri selanjutnya maka kriterianya lebih ringan lagi. Apalagi untuk para selir maka kriteria pertamanya adalah wajah cantik dan memiliki keterampilan yang tujuannya hanya untuk memuaskan suaminya seperti keterampilan menyanyi, menari, menyulam, memasak atau yang lainnya. Pendidikan tidak harus setinggi istri pertama yang penting dia memuaskan suaminya. Kehidupan dikerajaan Aliansi memang lebih banyak dipengaruhi adat dan budaya dibandingkan dengan agama.     

Sehingga memang ada beberapa adat yang sebenarnya bertentangan dengan agama manapun tetapi masih mereka pertahankan. Sehingga ada adat yang menyatakan bahwa istri pertama haruslah seorang gadis yang masih suci karena prestise padahal dalam agama manapun siapa yang melarang istri pertama atau istri utama atau kalaupun istri satu – satunya adalah seorang janda.     

Pangeran Abbash tahu Ia menikahi Lila yang jelas – jelas seorang Janda dan ini pasti akan menimbulkan kericuhan di kerajaannya. Terutama ibunya. Dari tiga putra yang dimilikinya Ia adalah anak kesayangan Ratu Ariel ibunya. Wajahnya yang tampan menjadikan Ia memang disayangi semua orang dikerajaannya. Sayangnya memang akibat dimanjakan secara berlebihan maka Pangeran Abbash jadi memiliki sifat seenaknya.     

Jika Pangeran Abbash sudah menginginkan sesuatu maka tidak ada yang bisa menghalanginya. Ratu Ariel bukannya tidak tahu kalau anaknya menikahi tanpa seizinnya. Tetapi Ia tidak bisa menghubungi Pangeran Abbash. Pangeran Abbash mematikan semua telepon genggamnya. Ia tidak ingin dihubungi siapapun termasuk oleh orang tuanya.     

"Aku tidak akan membiarkan Kau tersakiti di kerajaanku. Marilah kita pergi ke scotlandia dan memulai hidup baru di sana " Kata Pangeran Abbash sambil membelai pipi lembut itu.     

"Ibuku akan membuatmu menderita kalau Aku membawamu ke Istana. Dan Aku pasti akan dinikahkan lagi dengan seorang putri. Kau tahu bahkan Ratu Sabrina sudah menjodohkan Aku dengan putri Janeth. Untungnya Pangeran Nizam menggagalkannya.     

Lila, Aku berjanji akan menyayangimu dan menyayangi putramu dan Aku tidak akan menjadi ayah yang berat sebelah. Anakmu akan kuperlakukan sama seperti anakku sendiri " Bisik Pangeran Abbash sambil mengecup kening Lila dengan penuh rasa kasih sayang.     

Tiba – tiba Lila membuka matanya, Ia rupanya terbangun saat Pangeran Abbash mengucapkan kata yang terakhir. Hatinya langsung bahagia. Ibu mana yang tidak bahagia mendengar suaminya akan menyayangi anaknya walaupun itu bukan darah dagingnya dan Pangeran Abbash mengucapkannya dengan sungguh – sungguh.     

"Benarkah itu Yang Mulia ? " Bisik Lila sambil tersenyum.     

"Oh Kau sudah terbangun rupanya" Kata Pangeran Abbash membalas senyum Lila dan Lila langsung meleleh melihat senyum yang teramat manis itu.     

"Yang Mulia begitu tampan.. Aku hampir tidak percaya kalau Aku akan dianugrahi suami setampan Yang Mulia " Kata Lila dengan lembut tangannya membelai pipi suaminya yang bagaikan pualam itu saking licin dan lembutnya. Suaminya pantas sekali jadi iklan produk skincare.     

"Ketampananku tidak akan kekal. Jangan mencintaiku karena itu, Aku bosan dengan segala pujian seperti itu. Aku takut kalau Kau mencintaiku karena itu maka setelah Aku tua dan tidak tampan Kau akan meninggalkan Aku " Kata Pangeran Abbash dengan bibir merajuk.     

Lila tertawa geli karena biasanya yang berkata seperti itu adalah wanita tetapi mengapa yang berkata seperti itu sekarang seorang pria.     

"Tentu saja tidak Yang Mulia. Bagaimana mungkin Aku akan meninggalkan Yang mulia kalau Yang Mulia sudah tua. Bukankah kalau Yang Mulia tua maka Aku juga sudah tua. Lagipula Aku menikahimu karena Aku memang asalnya tidak tahu ketampanan Yang mulia seperti apa ?" Kata Lila sambil merangkul leher suaminya. Tetapi Ia kemudian meringis merasakan sakit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.