CINTA SEORANG PANGERAN

Kau Pangeran Gila



Kau Pangeran Gila

Lila langsung menjerit histeris, Matanya terbuka lebar, tubuhnya menggigil.. "Me..ngapa rasanya sangat menyakitkan " Lila mendesis. Ia merasa kalau dengan Edward saja tidak sesakit ini padahal Ia masih suci. Rasa sakitnya mengalahkan kesadaran Lila saat Pangeran Abbash menyatakan cintanya kepada dirinya.     

Seumur hidupnya Pangeran Abbash tidak pernah mengucapkan kata cinta kepada seorang wanita saat sedang bercinta. Ia selalu dapat mengontrol dirinya. Tetapi kali ini Ia tidak dapat menahan diri untuk tidak mengatakan cintanya.     

"Mungkin memang karena milikku terlalu besar.. tidak apa – apa Lila, Nanti Aku akan mengobati kesakitanmu. Tahanlah ini Cuma sebentar saja. " Kata Pangeran Abbash sambil ikut berkeringat karena Ia sendiri merasakan bahwa memang ternyata sangat sulit untuk memasuki tubuh istrinya ini. Sehingga kemudian Ia melebarkan kaki Lila dan kembali bergerak.     

"Aaakh..." Lila kembali berteriak. Ia merasa dirobek untuk yang kedua kalinya kali ini malah lebih parah karena bukan selaputnya yang robek tetapi dindingnya yang robek. Pangeran Abbash malah terus memaksa masuk padahal sudah jelas kalau itu sangat sulit.     

 "Jangan dipaksa.. jangan nanti robek.. Jangan.." Kata Lila sambil menggeliat – geliat menahan sakit. Lila berteriak agar Pangeran Abbash tidak memaksa terus padahal tubuhnya sudah terasa robek tercabik – cabik.     

"Mengapa Kau masih sangat sempit padahal Kau sudah tidak gadis lagi.. Ini sangat sulit" Kata Pangeran Abbash sambil mengerang. Tetapi Ia lagi – lagi tidak perduli,Ia hanya ingin tubuhnya terbenam semuanya. tubuhnya yang tinggi ramping semampai itu seperti menyimpan kekuatan besar. Tahu kalau Ia sulit masuk maka Pangeran Abbash mengeluarkan seluruh tenaganya untuk membenamkan seluruh tubuhnya ke tubuh Lila. Dan benda itu langsung meleksak masuk terbenam seluruhnya. Dan Lila berdarah untuk yang kedua kalinya.     

"Aakh..Aargh.... Kau sangat kejam " Lagi – lagi Lila berteriak menggetarkan hati semua orang yang mendengarnya. Tubuh Lila seperti terpotek menjadi dua. Matanya menatap pangeran Abbash dengan tatapan ingin membunuh. Lila memberontak sekuat tenaga Ia mencakar punggung Pangeran Abbash sekuat tenaga. Pangeran Abbash mendesis merasakan perih pada punggungnya. Pada punggung Pangeran Abbash terdapat beberapa luka karena hajaran Amar dan Arani. Jadi punggung itu memang tidak mulus seperti wajahnya. Punggung itu penuh dengan bekas luka.     

Kini tangan lila melukai kembali punggung itu. "Akh.. Lila kau keterlaluan, kau merobek punggungku " Kata Pangeran Abbash sambil meringis menahan perih.     

"Aku apalagi, tubuhku sangat sakit..aargh.. lepaskan Aku.. lepaskan " Kata Lila sambil berusaha menggulingkan tubuh Pangeran Abbash dari atas tubuhnya. Tapi tubuh Pangeran Abbash malah semakin erat menekannya ke atas tempat tidur. Ia malah menggoda Lila dengan menggerakkan tubuhnya sedikit.     

Lila meraung bagaikan srigala lapar, "Aaakh.. awas kau !! Jangan berani Kau bergerak – gerak. Tidak.. Yang Mulia. Aku mohon lepaskan tubuhku. Biarkan mulutku saja yang akan memuaskanmu, tidak .. jangan " Lila berusaha merayu Pangeran Abbash agar melepaskannya. Ia tahu Pangeran Abbash sedang bersiap untuk memacu tubuhnya.     

Lila bahkan tidak tahu berapa lama kekuatan pangeran Abbash ketika memacu tubuhnya. Semakin lama Ia akan semakin tersiksa. Seharusnya Ia bisa menikmati kalau dalam keadaan normal tetapi Ini terlampau menyakitkan. Lila tidak bisa merasakan kenikmatan sedikitpun. Ia butuh waktu untuk menyesuaikan tubuhnya agar dapat menikmati anugrah suaminya.     

"Tapi Aku ingin menggerakkan tubuhku.. " Bisik Pangeran Abbash sambil nyengir. Akh.. pangeran itu benar – benar pencinta kelas wahid. Ia sama sekali tidak panik melihat Lila meraung kesakitan malah menggodanya sambil senyum – senyum.     

"Aku kesakitan.. ini terlampau menyakitkan" Kata Lila sambil kembali mengejangkan tubuhnya.     

"Hmm.. tetapi bagiku ini terlampau menyenangkan " Kata Pangeran Abbash sambil menggelitik leher Lila dengan lidahnya yang basah. " Aarrgh.. Kau ini keterlaluan. Ini pertemuan pertama kita. Mengapa Kau tidak berbelas kasihan kepadaku " Kata Lila sambil mengaduh – ngaduh.     

"Ya ini pertemuan pertama kita. Mengapa Kau tidak biarkan Aku menikmatinya " Kata Pangeran Abbash sambil mengangkat pinggulnya dan tanpa belas kasihan Ia menghujamkan kembali ke depan. Lila mencengkram bahu Pangeran Abbash.     

"Aargh.. tidak.. tidak.. " Tubuh Lila terhentak - hentak dengan kuat. Ia seperti tercerabut ketika pangeran Abbash menarik tubuhnya dan ketika Pangeran Abbash menekannya Ia seperti dijatuhkan ke dalam jurang yang curam. Bebatuan tajam serasa menusuk sekujur tubuhnya.     

Lila menjerit dan meraung membuat semua orang yang ada di luar meremang bulu kuduknya. Bastnah sampai mengurut kening dengan kedua tangannya sendiri. Tadinya Ia memprotes ketika Alena memintanya untuk berjaga di depan kamar pengantin baru ini dengan alasan kalau Lila adalah janda dan tidak mungkin akan ada kejadian seperti malam biasanya.     

Tetapi Alena bersikeras untuk menetapkan standar malam pertama seperti biasanya. Alena merasa walaupun Lila sudah tidak suci lagi tetapi Ia bukanlah lawan bagi Pangeran Abbash yang memang terkenal sebagai buaya darat. Alena merasa malam ini Lila akan jadi bulan – bulanan Pangeran Abbash.     

Malam semakin panas ketika Pangeran Abbash memacu tubuhnya sambil meracau. Dan Lila hanya bisa meronta – ronta dan mengamuk di bawah tubuh Pangeran tampan itu. Bagaimana bisa wajah yang begitu lembut tetapi kelakuan seperti orang bar – bar. Pangeran Abbash cantik bagaikan buruk merak tetapi ternyata Ia adalah elang yang bercakar tajam. Kuku itu merobek – robek mangsanya dengan kejam.     

Lila sudah kepayahan ketika Pangeran Abbash masih belum berhenti. Ini sudah hampir satu jam. Tubuh Lila sudah luluh lantak ketika Pangeran Abbash kemudian menegang. Lila kembali meraung merasakan perih yang akibat semburan cinta suaminya. Ketika Pangeran Abbash menarik tubuhnya Lila terhempas dengan air mata bercucuran.     

Kakinya mengkerut dengan rasa pegal di bagian pangkalnya. Ia mengira kalau Pangeran Abbash sudah selesai mentuntaskan haknya tetapi Lila terkejut ketika pangeran Abbash malah membalik tubuh Lila yang lemah. Lila Langsung merangkak hendak melarikan diri tetapi Ia terkejut ketika pangeran Abbash malah menahan pinggangnya. Kakinya dikunci oleh kaki Pangeran Abbash. Lila menoleh ke belakang sambil berteriak – teriak minta ampun.     

Tetapi pangeran Abbash malah memegang leher Lila dan menekuk kepala Lila agar tidak bergerak – gerak. Pangeran Abbash kembali memasukan tubuhnya. Lila berteriak dengan kalap.     

"Mengapa lagi. Kan tadi sudah. Akh.. jangan.. please.. stop it. Kau mau membunuhku, Kau pangeran gila " Kata Lila sambil berusaha melepaskan tubuhnya tetapi Pangeran Abbash malah menimpalinya dengan suara erangan penuh kenikmatan. Suara tubuh beradu membuat miris hati orang yang mendengar. Suara Lila yang meraung – raung membuat iba. Dan yang membuat heran, ini sudah lebih dari waktu yang seharusnya mengapa di dalam tidak ada tanda – tanda akan berhenti.     

Bastnah menjadi tidak tahan. Ia tidak pernah menunggui pasangan orang dimalam kesucian selama ini. Biasanya tidak sampai satu jam di setelah penyatuan maka pengantin pria akan sudah selesai tetapi ini sudah lebih dari dua jam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.