CINTA SEORANG PANGERAN

Nikahilah Lila !



Nikahilah Lila !

"Apa maksud Yang Mulia dengan Aku berada di sisi Yang Mulia?" Pangeran Abbash berdebar – debar sangat keras.     

"Aku tahu kau mencintaiku " Kata Alena sambil menatap wajah Pangeran Abbash. Pangeran Abbash menundukkan kepalanya merasa bersalah.     

"Aku tahu itu, maafkan Aku. Aku sebenarnya tidak ingin melakukan hal yang sangat tidak terhormat ini. Aku memang bukan orang yang baik tetapi Aku masih punya perasaan cinta yang suci. Aku tahu sebenarnya sangat salah mencintaimu karena kalaupun seandainya Kau membalas cintaku berarti Aku sudah merubah dirimu menjadi wanita yang tidak benar.     

Alangkah memalukan bagi seorang wanita yang pergi meninggalkan suaminya sendiri untuk pergi ke pelukan laki – laki lain" Kata Pangeran Abbash mendadak berubah menjadi muram. Ia menjadi serba salah dengan tingkahnya sendiri. Ini sangat menyedihkan. Mungkin ini balasan atas kelakuannya yang sangat kejam di waktu yang lalu.     

"Aku tahu kalau kau tidak seburuk yang dibicarakan orang – orang. Abbash seumur hidupku Aku hanya akan mencintai satu orang. Dan kau juga sudah mempelajari bagaimana tentang sikapku. Aku sangat keras kepala dan teguh pada pendirian. Kau tidak bisa memaksakan cintamu kepadaku karena Aku akan membunuh dirikku sendiri jika seandainya ada pria lain yang menyentuh diriku.     

Jadi daripada kau memaksakan untuk memilikiku lebih baik kau berada disisiku menjadi sahabatku pengganti dari Edward. " Alena menawarkan sesuatu kepada Pangeran Abbash dan Pangeran Abbash tampak tidak mempercayai pendengarannya kalau Alena sampai bisa mengatakan hal itu.     

"Kalau cintamu adalah cinta yang suci untukku maka Kau akan membiarkan Aku hidup bahagia bersama orang yang kucintai tetapi jika seandainya memang cintamu adalah cinta nafsu maka sentuhlah Aku sekarang tetapi Aku membunuh diriku sendiri sebelum Kau menyentuhku" Kata Alena membuat Pangeran Abbash menggelengkan kepalanya.     

"Tidak Yang Mulia. Jangan menakutiku dengan perkataan seperti itu. Maafkanlah Aku. Mungkin Aku terlalu egois.. Aku sebenarnya begitu terpukul melihat bagaimana Kau dan pangeran Nizam saling bersentuhan. Aku sudah merasa putus asa dan ingin mati saja. Tetapi kejadian hari ini menyadarkan Aku kalau Aku tidak bisa meninggalkan Yang Mulia dalam bahaya. Karena kakakku ini sangat sulit di hadapi. Dan Ia sangat ingin memilikimu.     

Ia bahkan ingin membunuh Nizam dan anak – anakmu " Kata Pangeran Abbash membuat Alena langsung tercekat kaget.     

"Apa maksud perkataanmu ?" Alena berdiri tegak membuat Pangeran Abbash jadi khawatir.     

"Duduklah yang Mulia ! Kau jangan membuatku takut " kata Pangeran Abbash. Alena mengusap tekuknya yang terasa dingin dan Ia segera meminum air putih dalam botol mineral yang diberikan oleh Amar kepadanya.     

"Aku akan menceritakan segalanya, tetapi berjanjilah Kalau yang Mulia akan tetap tenang " kata Pangeran Abbash. Alena lalu duduk dan mencoba mengontrol emosinya. Ia kemudian mendengarkan cerita pangeran Abbash dari awal sampai akhir dan itu membuat Alena langsung jatuh berlutut di depan Pangeran Abbash membuat Amar langsung berlari dan meminta Alena untuk bangkit. Sedangkan Pangeran Abbash sendiri ikut turun dan berlutut agar tubuhnya tidak lebih tinggi dari Alena.     

"Aku sangat berterima kasih atas semua pertolonganmu. Kau sungguh sangat mulia telah menyelamatkan anak – anakku. Aku tidak tahu harus membalasmu dengan apa" Kata Alena sambil menangis tersedu – sedu.     

"Tidak Yang Mulia, Jangan berkata seperti itu. Aku menyayangi anak – anakmu. Sesungguhnya Aku menyukai anak kecil dan selalu memimpikan ingin memilikinya" Kata Pangeran Abbash sambil kembali bangun dan duduk di tepi ranjang setelah Alena bangun kembali dan duduk di kursinya.     

"Aku sekarang menjadi sangat ketakutan. Bagaimana bisa Anakku berada dalam bahaya" Kata Alena dengan wajah sangat tegang.     

"Yang Mulia tidak usah khawatir. Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkan Yang Mulia. Aku akan selalu menjaga Yang Mulia bersama si kembar" Kata Pangeran Abbash dengan tulus.     

"Aku sangat berterima kasih kepadamu, Abbash" Kata Alena setelah tenang. Sesaat kemudian mereka kembali terdiam.     

"Kakakmu itu sungguh manusia yang sangat jahat" Kata Alena kemudian sambil memperlihatkan wajah yang sangat geram.     

"Aku turut andil membuat Kakakku menjadi orang jahat. Aku selama ini selalu membantunya berbuat apapun yang Ia inginkan. Obsesi terbesarnya adalah ingin mengalahkan suami Yang Mulia. Ia ingin mengalahkan Pangeran Nizam. "     

"Aku merasakan hal itu. Dia tidak mencintaiku, dia hanya ingin memilikiku untuk mengalahkan Nizam" Kata Alena menjawab perkataan Pangeran Abbash     

"Ini berbeda denganmu yang mencintaiku begitu tulus. "Kata Alena lagi, Pangeran Abbash malah menundukkan wajahnya dengan sedih.     

"Aku sungguh banyak dosa. Aku bersyukur Amar melarangku untuk melakukan bunuh diri. Mungkin nanti Aku akan mati dan masuk neraka. Hidup sengsara di dunia dan mati masuk neraka alangkah binasanya tubuhku" Kata Pangeran Abbash.     

"Kalau ada kesempatan untuk memperbaiki diri sendiri, apakah kau bersedia ?" Kata Alena tiba – tiba kepada Pangeran Abbash.     

"Tentu saja Aku bersedia. Aku adalah orang yang tersesat, jika ada seseorang yang akan menuntunku ke jalan yang benar maka Aku akan mengikutinya" Kata Pangeran Abbash.     

"Kau tahu kalau Edward meninggalkan seorang istri yang sedang mengandung dan akan segera melahirkan " kata Alena. Pangeran Abbash menegakkan tubuhnya. Ia belum pernah melihat istri Edward secara langsung.     

"Dia pasti sangat sedih sekarang. Ia tidak memiliki siapapun apalagi kau tadi mengatakan bahwa Mr. Anderson berkomplot dengan kakakmu hingga kemudian malah mengakibatkan terbunuhnya anaknya sendiri. Hidup ini selalu sulit untuknya. Dia mencintai pria yang tidak mencintainya dan memiliki mertua yang turut andil membunuh suaminya" Kata Alena sambil terdiam.     

Pangeran Abbash berdiri membeku.     

"Maukah Kau menjadikan Lila sebagai istrimu, anggaplah ini permohonan dariku. Aku sungguh merasa berdosa kepadanya. Gara – gara Aku, dia kehilangan suaminya. Dengan setulus hati Aku meminta, nikahilah dia "     

Mata Pangeran Abbash masih melotot seperti melihat hantu, bahkan Amar sampai hampir semaput mendengar permintaan Alena.     

Melihat Pangeran Abbash masih terdiam dan belum menjawab pertanyaannya, Alena berkata lagi,     

"Dia sangat mirip denganku. Tetapi dia memiliki kepribadian yang lebih baik dariku. Dia tidak memiliki siapapun di dunia ini. Ibunya sudah meninggal. Ia hanya memiliki Edward dan kemudian Edward juga meninggal. Aku sungguh takut memikirkan nasibnya.     

Aku mohon kepadamu, nikahilah dia ! Dia memang sudah tidak suci lagi karena dia sudah pernah menikah. Tetapi Aku pikir Kau pasti tidak keberatan tentang hal itu karena bukankah Kau berniat untuk memilikiku yang jelas – jelas sudah memiliki dua anak "     

Wajah Pangeran Abbash langsung merona merah memahami apa yang Alena sampaikan. Ia sudah menyentuh banyak wanita yang masih suci jadi memang dia tidak berniat untuk mencari wanita yang masih suci secara fisik tetapi tidak sejalan dengan perasaannya. Ia sekarang ingin mencari wanita yang suci secara sikap dan tingkah laku.     

"A..pakah Kalau Aku menikahinya, Kau akan merasa sangat senang ?" Kata Pangeran Abbash.     

"Tentu saja Aku akan senang tetapi jika Kau menikahinya hanya untuk membuatku senang saja tetapi kau menderita, jelas Aku tidak mau" Kata Alena.     

"Apakah dia sangat baik ?" kata Pangeran Abbash.     

'Aku sudah mengatakan tadi, dia jauh lebih baik dariku" Kata Alena     

"Tetapi apa mungkin Ia mau menerima diriku?" Kata Pangeran abbash. Alena tertawa lucu sambil mendorong kening Pangeran Abbash dengan telunjuknya. Tiba – tiba Ia merasa sangat akrab dengan Pangeran yang tampannya seperti dewa - dewi ini.     

"Kau gunakan fisikmu yang tampannya keterlaluan itu untuk menjeratnya kalau itu tidak berhasil lalu kau bisa menggunakan cara lain untuk membuatnya jatuh ke dalam pelukanmu " Kata Alena     

"Cara apa ?" Kata Pangeran Abbash bagaikan orang kebingungan.     

"Kau tahu Ia sekarang sedang sangat bersedih. Kau tawarkan untuk membantunya balas dendam melawan kakakmu. Aku yakin Ia akan langsung luluh"     

"Mengapa Yang Mulia begitu yakin ?"     

"Aku saja yang hanya sekedar sahabat Edward sampai ingin membunuh kakakmu, apalagi dia istrinya. Aku yakin dia akan menyambut tawaranmu itu asal kau mau bersabar. Dia wanita yang sangat cantik dan pintar. Percayalah Kau tidak akan menyesal jika memperistrinya."     

Pangeran Abbash terdiam. Ia jadi menimbang – nimbang permintaan Alena. Kalau Ia tidak mendapatkan Alena maka Alena KW juga agaknya masih sangat baik daripada hidup menderita selamanya.     

"Nah..Abbash. Aku pulang dulu. Ini sudah sangat siang. Aku harus pulang sebelum Nizam pulang. Dia pasti akan gila kalau tahu Aku tidak ada dirumah. Jadi sebelum Ia tahu segalanya Aku harus menenangkan dulu emosinya" Kata Alena sambil tersenyum membuat Pangeran Abbash kembali merona merah.     

Pangeran Abbash tidak mengerti apa maksud perkataan Alena tetapi jika seandainya Ia tahu bagaimana cara Alena membungkam emosi suaminya niscaya Pangeran abbash bakalan langsung meriang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.