CINTA SEORANG PANGERAN

Menikahlah Jonathan dan Arani ( 13 )



Menikahlah Jonathan dan Arani ( 13 )

Nizam malah melihat ke arah Cynthia, Ia tahu ini adalah perbuatan Cynthia karena Ia yang bolak-balik ke kamar Jonathan dengan Pangeran Thalal. Cynthia melihat kembali ke arah Nizam lalu Ia tersenyum penuh kepuasan dengan kejutan yang Ia berikan untuk Nizam. Nizam membalas senyum Cynthia, wanita itu benar-benar tidak bisa dianggap remeh. Hari ini Alena tampil begitu cemerlang pasti ada campur tangan Cynthia di balik kecemerlangannya. Nizam beruntung mendapatkan Alena dan Cynthia dalam satu paket     

Adiknya sendiri tidak terlalu paham dengan taktik, strategi dan siasat. Ia hanya paham tentang ilmu psikologi. Itupun kelihatannya tidak terlalu mendalam karena jarang dipakai. Ia hanya sibuk mengurusi beberapa perusahaan milik Nizam dan kerajaan.     

Semua mata memandang Jonathan dengan takjub. Berita yang beredar adalah menyatakan bahwa Jonathan telah meninggal karena bunuh diri. Tetapi mengapa sekarang Ia muncul walaupun dengan keadaan terluka parah. Tapi Ia masih bisa berteriak saking emosinya. Bagaimana bisa Ia berselingkuh dengan Alena kalau terakhir Ia bertemu Alena saat masih dikampus itupun ketika Alena bersama Nizam, Cynthia dan Pangeran Thalal serta para pengawalnya.     

Jonathan duduk di atas kursi rodanya dengan sedikit gemetar, Ia lalu menganggukan Kepalanya dengan penuh rasa hormat ke arah Nizam. Lalu memandang sekilas kepada Alena dengan penuh rasa iba. Penderitaan wanita yang sangat dicintainya itu seakan tiada akhir.     

"Bersaksilah Jonathan, Katakan suatu kebenaran tentang istriku dan kepada orang-orang yang sudah memfitnah istriku berilah mereka tamparan yang keras!!" Kata Nizam.     

"Baiklah Yang Mulia" Kata Jonathan. Sebagaimana Alena, Cynthia dan teman-teman Nizam yang lainnya. Mereka biasanya saling menyapa nama saja tetapi di forum resmi Cynthia mengajarkan dia untuk menyebut Nizam sebagai Yang Mulia dan juga mengajarkan tentang etika protokoler kerajaan.     

Lalu mulailah Jonathan berbicara bagaikan air mengalir, "Tuan Putri Alena dan Aku adalah satu kampus. Hampir semua teman laki-laki kami menyukai Tuan Putri Alena. Dan mohon untuk tidak bertanya kenapa, Anda semua dapat melihatnya sendiri." Sampai di sini Jonathan menarik nafas para tetua dan wartawan mau tidak mau melirik ke wajah Alena. Bibir Alena mengerucut lucu mendengar pernyataan Jonathan. Nizam juga sedikit misruh-misruh mendengarnya walaupun itu benar.     

"Aku hanya sebatas menyukainya..." Jonathan tidak melanjutkan perkataannya ketika wartawan itu bertanya memotong.     

"Apakah hanya menyukainya? Tidak mencintainya?" Tanya Wartawan itu dengan mata menyelidik. Jonathan tersenyum sinis, benar apa kata Cynthia kemarin pasti akan ada pertanyaan seperti itu. Sialan wartawan itu, dia benar-benar cari mati.     

"Apa bedanya menyukai dan mencintai kalau Yang Mulia Putri Alena tidak pernah memandangku sedikitpun. Aku bagaikan pungguk yang merindukan bulan. Kalian sungguh menuduh orang yang salah. Tuan Putri Alena tidak sedikitpun membalas cintaku. Bahkan jangankan berdua-duaan kalau untuk bertemu saja Tuan Putri tidak pernah memberikan kesempatan untuk itu.     

Tuan Putri sangat menjaga dirinya. Bukan hanya kepada diriku tapi terhadap semua laki-laki di kampus kami. Foto-foto itu adalah fitnah. Aku bisa menjelaskan foto yang ini.." Jonathan lalu mengambil selembar foto yang sengaja oleh Cynthia diprint. " Foto ini adalah saat Aku bertemu di kampus. Aku menyalaminya dan Tuan Putri baru datang dari Indonesia. Posisi beliau sudah mengandung putra dari Yang Mulia Nizam. Sedangkan foto yang lainnya, Aku tidak kenal. Foto yang sedang memeluk Tuan Putri memang terlihat seperti diriku dengan rambut yang sama dan bentuk tubuh yang sama tetapi Aku jelas itu bukan Aku."     

"Kalau Anda menjawab seperti itu maka siapapun bisa menyangkalnya. Kami perlu saksi dan bukti yang membuktikan bahwa itu bukanlah Anda. Karena dari belakang itu jelas-jelas terlihat seperti Anda"     

Jonathan terdiam ketika kemudian tiba-tiba dari samping Imran datang lalu mendorong seorang pria ke depan Jonathan dengan kasar hingga pria itu hampir terjatuh. Jonathan terkejut melihat pria itu persis dirinya. Baik dari fostur tubuh, kulit maupun warna rambut. Hanya wajahnya saja berbeda. Alena mengingat-ngingat pria itu. Dia seperti pernah bertemu dengannya tetapi siapa? Nizam tersenyum melihat Imran berhasil menemukan pria itu.     

Tadinya Nizam sedikit putus asa karena Imran masih belum datang memberikan kabar keberadaan tentang pria yang memeluk Alena. Pria yang terlihat seperti Jonathan dari belakang. Dan untungnya Imran tidak memukulinya hingga wajahnya masih bisa dikenali. Pria itu menundukkan kepalanya.     

"Bicaralah..perkenalkan dirimu. Dan apa tujuanmu melakukan ini!" Kata Imran sambil kemudian membungkuk kepada Nizam lalu memberikan hormat kepada para tetua.     

Pemuda itu tampak ketakutan melihat Imran. Imran memang tidak melukai wajahnya tapi di dada dan punggungnya penuh dengan goresan pisau yang sekarang terasa sangat perih. Ia belum pernah melihat pria yang semengerikan Imran. Ia menyiksanya dari tadi pagi sampai akhirnya Ia mengaku bahwa Ia memang dibayar untuk melakukan semuanya. Dengan terbata-bata pria itu berkata,     

"Namaku adalah Jack, Aku seorang tentara yang sudah dipecat karena melakukan pelanggaran. Aku bekerja menjadi seorang pembunuh bayaran. Aku lalu disewa oleh Sisca untuk melakukan trik kotor kepada Alena.." Baru selesai dia bicara dengan kesal Imran menendang bokongnya. "Panggil Yang Mulia Alena dengan Tuan Putri!!" Kata Imran dengan kesal.     

Tubuh Pria itu langsung terhuyung, wajahnya semakin pucat pasi, "Ma..maafkan Aku. I..iya Tuan Putri Alena. Aku sungguh minta maaf. Sisca tidak memberitahuku tentang Tuan Putri. Aku pikir Yang Mulia hanyalah orang biasa. "     

"Lalu foto yang sedang di tempat tidur itu bagaimana?" Kata Imran sambil mencekal bahu Jack dari belakang.     

"Waktu Tuan Putri Alena diculik. Sisca juga memintaku untuk berpose beberapa foto.. Aku memiliki foto keadaan yang sebenarnya. Aku berikan semuanya untuk membersihkan nama Yang Mulia Tuan Putri.." Tiba-tiba pria itu berlutut dan berjalan dengan lututnya mendekati Nizam dan Alena.     

"Yang Mulia..Aku mohon ampun..selamatkanlah nyawaku. Aku masih ingin hidup..Aku bersedia Kau laporkan ke kepolisian Amerika asalkan jangan bunuh Aku"     

Nizam mengangkat tangannya, " Bawa Ia ke kantor polisi, Cepat!! Aku muak melihat wajahnya" Kata Nizam sambil melirik ke arah Imran. Imran menganggukan kepalanya. Imran langsung menyeret orang itu. "Yang Mulia..orang ini sangat mengerikan, Tolong jauhkan Ia dariku" Orang itu terus berteriak-teriak sampai kemudian Imran mendorongnya masuk ke mobil lalu menyuruh sopir untuk segera ke kantor polisi.     

Semua orang yang berada di aula kembali bersuara berbisik-bisik. Nizam berdiri dan berkata," Para Tetua semua sudah jelas sekarang. Seperti kataku tadi. Kalian para wartawan segeralah untuk bergerak. Hapus semua foto dan berita tentang istriku. Jika satu jam ke depan ketika aku searching nama istriku di internet dan foto serta berita itu masih muncul maka bersiap-siaplah untuk aku tuntut"     

Para Wartawan langsung mengangguk-ngangguk setuju. Sedangkan wartawan yang sedari tadi menuduh Alena diam tidak berkutik. Ia sudah kalah telak. Satu-satunya harapan sekarang adalah mengandalkan Perdana Menteri Salman.     

"Dan untukmu, yang dari tadi menuduh istriku. Bersiaplah untuk menerima ganjarannya" Nizam berkata sambil kemudian mengajak Alena pergi meninggalkan forum. Tetapi kemudian Jonthan tiba-tiba berkata lagi.     

"Mohon Yang Mulia jangan dulu pergi karena hamba mau melaporkan sesuatu" Kata Jonathan sambil memberikan hormatnya. Nizam memandang Jonathan lalu kemudian berkata, " Katakanlah!!!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.