CINTA SEORANG PANGERAN

Habislah Kau, Arani!! ( 5 )



Habislah Kau, Arani!! ( 5 )

"Alena, Apakah Nizam membelikan rumah ini khusus untukmu?" Tanya Cynthia sambil memeluk Alexa yang tertidur lelap.     

"Entahlah, Aku tidak tahu juga. Tetapi memang rencana untuk pindah dari apartemen ke rumah tanah sih sudah dari dulu. Hanya saja belum sempat waktunya."     

"Sebenarnya sangat sayang juga kalau kita pindah ke rumah tanah tetapi sebulan kemudian kita akan kembali ke Azura" Kata Cynthia masih tidak mengerti, mengapa harus membeli rumah baru. Bukankah ada apartemen dengan hotel Gardenia. Cynthia yang berasal dari keluarga bawah masih saja belum mengerti gaya hidup orang kaya.     

"Mungkin untuk investasi. Lagipula Nizam pernah berkata ingin memberikan hadiah untukku dan kedua anak kami"     

"Hadiah... hadiah? Ya..ya benar Aku belum pernah mendengar ceritamu tentang Nizam memberikan hadiah untukmu. Nizam orang yang tidak terlalu romantis." Kata Cynthia.     

"Memang Kau benar. Kakak iparmu itu cuma taunya urusan ranjang. Mana pernah dia ngasih - ngasih bunga sebagai tanda cinta. Eeh.. bentar. Dia pernah ngasih bunga dulu waktu pertama kali dia mau melamar Aku. Dan waktu itu Aku lagi di Indonesia jadi dia cuma ngasih fotonya saja" Alena mengingatkan-ngingat kejadian waktu itu.     

"Kalau Pangeran Thalal pasti romantis yah?" Kata Alena sambil tersenyum pada kaca spion mobil. Melihat ke wajah tampan adik iparnya. Pangeran Thalal tersenyum lucu. Ia malah terlihat sedang berpikir.     

"Aku juga tidak terlalu romantis. Kami para pangeran tidak banyak mempelajari bagaimana cara menyenangkan hati seorang wanita karena tugas kami sebenarnya hanya mempelajari tentang kerajaan dan memberikan keturunan yang banyak untuk kelangsungan generasi kerajaan. Itulah sebabnya mengapa kami harus memiliki banyak istri"     

"Jadi bukan karena alasan agama?" Kata Alena dengan heran.     

Pangeran Thalal melihat ke belakang lalu tersenyum lagi. Alena sampai mengeluh kenapa adik iparnya ini sering sekali tersenyum apa dia tidak sadar kalau senyumnya bisa membuat orang diabetes.     

"Kalau berdasarkan agama mungkin hanya empat. Tetapi bagi para pangeran dan para raja. selain empat istri yang sah secara agama ada juga istri yang sah secara adat. Yaitu para selir dan para pelayan. Pelayan pribadi para raja adalah wanita raja sehingga mereka bisa disentuh raja kapanpun juga. Pelayan yang disentuh raja akan segera menjadi selir."     

Alena dan Cynthia saling berpandangan mereka belum memahami adat kerajaan Azura sepenuhnya. karena mereka keburu ke Indonesia.     

"Jadi Arani itu.. sebenarnya wanitanya Nizam??" Alena tiba - tiba menarik kesimpulan yang sangat tepat. Wajah Pangeran Thalal langsung berubah menjadi sedikit merah. Ia merasa kalau Alena tiba-tiba menarik suatu kesimpulan yang salah.     

"Kalau secara adat benar seperti itu. Kakak Putri tentu tahu kalau Kakak Nizam paling tidak bisa berdua - duaan dengan wanita yang bukan muhrimnya. Tetapi selama ini Arani dengan Kakak Nizam sangat dekat bagaikan telunjuk dengan ibu jari." Kata Pangeran Thalal dengan hati - hati. Ia berusaha berkata terus terang karena memang Ia tidak bisa berbohong seperti Nizam.     

Cynthia langsung melotot Ia hampir saja meloncat kaget kalau tidak ingat Ia sedang menggendong Alexa. Mengapa Ia selama ini tidak pernah berpikiran ke arah sana.Tetapi kemudian Ia teringat sesuatu maka Ia menjadi tenang kembali.     

"Pangeran Thalal tolong katakan padaku. Apakah Arani itu pelayan Nizam sebelum dia mengenalku" Kata Alena dengan resah tiba - tiba saja Ia menjadi merasa sangat cemburu. Mungkinkan Nizam pernah menyentuh Arani.     

"Sejak kecil Arani berada dilingkungan kerajaan tidak seperti pelayan lain karena dia adalah anaknya Pengasuh Kakak Nizam maka Ia diberikan fasilitas untuk mendapatkan pendidikan lebih dari pelayan lain sehingga Ia kemudian bisa menjadi asisten Kakak Nizam."     

Wajah Alena semakin pucat. " Cynthia apakah mungkin kalau Nizam sudah menyentuh Arani?" Alena tampak berkaca-kaca. Matanya yang indah dan cemerlang seperti permukaan danau yang bening. Cantik bagaikan kilau berlian.     

Cynthia melambaikan tangannya ke wajah Alena. " Aku juga tadinya curiga seperti itu tetapi kemudian Aku teringat..." Cynthia berkata tapi kemudian Alena membekap mulutnya. Pangeran Thalal terkejut melihat kelakuan Alena. Alena malah tersenyum.     

" Aku tidak perduli kalau Nizam sudah menyentuh Arani atau tidak. Tidak masalah. Kau jangan khawatir. Aku sudah banyak belajar tentang kehidupan Nizam..he..he..he.." Cynthia melotot mendengar kata - kata Alena. Walaupun Ia tidak jelas apa maksud Alena tetapi Ia lalu tahu kalau Alena tidak ingin Pangeran Thalal tahu kalau Nizam hanya pernah menyentuhnya. Jadi Cynthia segera menganggukkan kepalanya.     

Alena melepaskan bekapannya. Ia lalu tersenyum menusuk pada Cynthia. Sehingga Cynthia langsung berkata, " Benar.. Alena sekarang tidak cemburuan lagi. Ia sudah paham tentang kehidupan di Istana Azura. Lagipula berbagi suami dengan wanita lain menguntungkan karena kita jadi tidak terlalu cape melayani suami yang tidak pernah kecapean" Kata Cynthia santai membuat Pangeran Thalal langsung mendelik. Cowok cakep mendelik malah membuatnya semakin cakep sempurna.     

Cynthia memalingkan wajahnya ke jendela mobil Ia senang menggoda suaminya. Walaupun resikonya nanti malam Ia pasti akan dikerjai suaminya habis - habisan.     

Tiba - tiba Axel menangis. Alena mengeyongnya sambil bersenandung tetapi Axel masih tidak mau diam. Ia kelihatannya haus.     

" Alena mungkin dia haus ingin nenen. Tutup sekat mobil" Kata Cynthia ke Fuad. Fuad segera menurunkan sekat mobil. Begitu penyekat turun Alena segera menyusui Axel dan dengan rakus Axel menghisap ASI-nya. Alena menggelengkan kepalanya sambil menepuk pipi Axel yang mulai gembil.     

"Rakusnya...Kamu Nak, mirip Ayahmu" Kata Alena. Cynthia tertawa terbahak-bahak membuat Alexa membuka matanya. "Eeeh..maaf Putri Alexa, Maafkan Aunty ya. Tawa Aunty mengganggumu ya?" Kata Cynthia sambil mencium pipi Alexa. Alexa malah menatap wajah Cynthia lalu tersenyum. " Ya..Tuhan manisnya senyummu sayang" Kata Cynthia sambil bahagia. Ia jadi ingin segera melahirkan. Dan memiliki bayinya sendiri.     

"Oh ya Alena.. mengapa Kamu tiba - tiba membekap mulutku?" Tanya Cynthia Ia ingin tahu apakah sangkaannya dengan sangkaan Alena sama atau tidak.     

"Aku tidak ingin Pangeran Thalal tahu kalau Nizam tidak pernah menyentuh wanita lain selain diriku. Aku takut itu akan mempengaruhi keadaan Nizam di Istana nanti"     

"Tapi mengapa? Bukankah dia suamiku? Apakah Kau tidak mempercayai suami ku?" Cynthia mengerutkan keningnya.     

"Bukan tidak mempercayai tetapi Pangeran Thalal adalah pria yang terlalu jujur. Aku takut Ia kelepasan bicara disembarang tempat"     

"Ha..ha...ha...Kau benar. Kecuali pada saat Ia menipuku waktu itu maka selebihnya adalah Ia sangat jujur"     

"Itulah sebabnya" Kata Alena lagi.     

"Tapi Alena darimana kau tahu kalau Nizam tidak pernah menyentuh Arani?" Cynthia penasaran.     

"Karena Ia tidak pernah menyentuh Rheina. Putri Rheina cantiknya bagaikan bidadari dari surga dan Ia istri sahnya Nizam. Kau tahu Nizam saja tidak pernah menyentuh Rheina apalagi Arani" Kata Alena dengan penuh percaya diri.     

Cynthia tersenyum puas, " Kau benar - benar semakin cerdas. Tidak sia - sia Kau menjadi istri Nizam"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.