CINTA SEORANG PANGERAN

Habislah Kau, Arani!! ( 12 )



Habislah Kau, Arani!! ( 12 )

Arani baru saja berlatih olah tubuh di kamarnya. Akhir - akhir ini Ia merasa kurang berlatih sehingga badannya menjadi sedikit pegal - pegal. Ia terlalu sibuk menjagai Jonathan hampir 24 jam setiap hari sehingga Ia kehilangan waktu untuk berolah raga atau sekedar berlatih ilmu bela dirinya. Bagi para penjaga dan sebagian besar di kerajaannya.     

Ilmu bela diri memegang peranan yang sangat penting karena penggunaan senjata sangat dibatasi seperti pistol atau yang lainnya. Pemerintah dikerajaannya sangat membatasi segala macam jenis senjata karena khawatir dapat memfasilitasi gerakan - gerakan masyarakat garis keras untuk memberontak.     

Jadi senjata - senjata api hanya dipegang oleh para penegak hukum, penjaga dan sebagian para pangeran. Di kalangan Pangeran juga hanya pangeran yang berasal dari keturunan raja langsung yang boleh memegang senjata api. Sementara pangeran lainnya tidak boleh memegang senjata.     

Arani sudah bertahun - tahun mempelajari ilmu bela diri. Sejak dia masih jadi pelayan di tingkatan bawah. Di seluruh kerajaan Azura Arani termasuk wanita yang paling tinggi tingkatan ilmu beladirinya. Dan sejak jadi asisten Nizam barulah Ia memegang senjata api. Tapi tentu saja kemahirannya tidak terlalu mahir. Tingkatannya masih di bawah Ali dan Fuad.     

Arani membukakan pintu masih dengan keringat menetes di wajah dan badannya. Tetesan keringat membasahi tubuhnya membuat kulitnya semakin coklat mengkilat. Sangat indah tertimpa sinar lampu di sekitarnya. Isabella semakin tercengang melihat Arani yang begitu sangat Ia inginkan untuk menjadi modelnya tampil semakin eksotis. Sedangkan Alena juga tercengang, karena seumur - umur baru kali ini Ia melihat calon manten basah berkeringat seperti habis lari marathon bukannya basah karena habis berendam di kolam bunga.     

Padahal Ia mendengar dari Batsnah tadi bahwa di kamar Arani sudah disediakan peralatan untuk berendam campuran bunga di bathtub-nya.     

"Ya Rabbi... Arani!! Apakah yang sudah kau lakukan? mengapa kau sampai berkeringat seperti habis kerja bakti membersihkan lapangan golf?" Kata Alena sambil menerobos masuk dan melihat Arani dari atas ke bawah. Arani mengenakan tanktop dan celana training panjang. Tubuhnya benar - benar membuat Alena iri karena sangat indah.     

Arani memberikan hormat sambil menyambar kemeja di atas sandaran sofa lalu mengenakannya. "Hamba memberikan hormat, Yang Mulia. Hamba meminta maaf karena berpakaian tidak layak. Ada apakah gerangan?" tanya Arani sambil menundukkan kepalanya.     

"Ada apa gerangan?? Bukankah nanti malam akan ada akad pernikahanmu. Mengapa Kau belum siap - siap untuk luluran atau minimal rendeman air bunga agar tubuhmu harum dan kulitmu cantik kinclong." Kata Alena hampir histeris. Mengapa Arani menghadapi hari pernikahannya seperti sedang menghadapi pesta ulang tahun temannya saja. Begitu dingin dan santai.     

"Oh ya Yang Mulia, hamba tahu tetapi maafkan Hamba. Hamba hanya merasa bosan saja. Kalau begitu hamba mohon ijin untuk mandi terlebih dahulu" Kata Arani dengan santai. Ia lalu melangkah masuk ke dalam kamar mandi.     

Alena dan Isabella saling berpandangan mata. " Ia benar - benar wanita ter-cool yang pernah Aku jumpai" Kata Isabella sambil duduk setelah melihat Alena ikut duduk juga.     

"Aku hanya berharap Jonathan tidak menjadi bulan - bulanan Arani setelah menikah nanti" Kata Alena sambil menghela nafas. Ia seperti membayangkan dia dengan Nizam. Cuma kali ini terbalik Arani yang dingin dan Jonathan yang konyol. Tapi walaupun dingin Nizam adalah laki - laki sehingga dia tetep berjiwa mesum seperti kebanyakan pria.     

"Bulan - bulanan apa maksud Yang Mulia?" Kata Isabella belum memahami permasalahan antara Arani dan Jonathan karena Ia tidak mengenal siapa itu Jonathan.     

Alena menghela nafasnya. "Jonathan adalah teman satu kuliah denganku, hanya beda jurusan. Dia juga atlit basket di kampusku juga di Tim bola basket Nasional. Dia sedikit konyol sepertiku sedangkan Arani begitu gagah dan dingin." Alena terdiam sambil berdoa semoga Jonathan bisa menghadapi kedinginan Arani nanti setelah menikah.     

"Tidak usah khawatir Yang Mulia, siapa tahu nanti yang terjadi pada mereka akan sebaliknya" Kata Isabella sambil tersenyum.     

"Apa maksudmu?" Kini giliran Alena yang keheranan.     

"Setiap laki - laki sedingin apapun biasanya mereka tetap memiliki naluri sex yang tingi karena itu sudah bakat alamnya. Bagi sebagian besar mereka, berhubungan dengan wanita itu bukan semata - mata karena cinta tetapi juga kebutuhan fisik mereka. Aku sudah berpengalaman melakukan dengan banyak laki - laki. Mau sekonyol apapun mereka, maka mereka akan tetap bisa menaklukan pasangan wanita mereka masing - masing. Walaupun prosesnya berbeda - beda"     

"Hah?? Kau berpengalaman dengan banyak laki - laki?" Alena tercengang.     

"Iyalah... hidup itu harus dinikmati. Aku sangat cantik, kaya dan seksi lalu apalagi yang harus kulakukan selain menikmati hidup. Banyak laki - laki akan melemparkan tubuhnya kepadaku dengan sukarela" Kata Isabella sambil penuh kebanggaan. Alena mangap, semangap - mangapnya membuat Cynthia tertawa geli.     

"Apa kau tidak merasa jijik, disentuh banyak lelaki?" kata Alena keheranan. Isabella menggelengkan kepalanya dengan lucu. Matanya yang cantik itu mengerjap. Matanya yang berwarna hazel membuat Alena melihat bahwa Isabella memang sangat cantik. Warna mata hazel yang terkadang terlihat hijau kadang juga terlihat berwarna coklat, itulah yang membuat Isabella tampil cemerlang selain warna rambutnya yang pirang kecoklatan.     

"Mengapa jijik? Bukankah kita juga memperoleh kepuasan dari mereka. Jangan bicara bahwa dikerajaan Azura tidak ada hal - hal yang berbau kegilaan. Mungkin saja para ratu itu sebenarnya mereka memiliki banyak pria untuk memuaskan mereka " Kata Isabella dengan sangat santai.     

"Stop!! Isabella, tolong Yang Mulia Alena tidak akan memahami gaya hidup seperti itu. Tolong untuk berbicara yang lain saja" kata Cynthia sambil melirik gusar.     

"Tetapi mengapa? Bukankah Yang Mulia kuliah di Amerika sudah hampir tiga tahun? Mengapa dia tidak mengenal gaya hidup seperti itu. Bukankah itu hal biasa?" Kata Isabella membela dirinya. Ia tahu kalau Alena adalah mahasiswa kampus The Great sama dengan Pangeran Nizam. Sebagai mahasiswa Amerika masa sih segitu polosnya.     

"Dia kuliah cuma kuliah. Dia tidak mempelajari hal lainnya selain kuliah dan fashion. Alena hanya tertarik dengan dua hal itu. Dia tidak akan mengerti hal - hal seperti itu" Kata Cynthia.     

"Ooh..begitukah? Sayang sekali. Padahal Yang Mulia sangat cantik jelita, pasti banyak pria yang antri mengharapkan cintanya" Kata Isabella seakan sangat menyayangkan Alena. Kalau Ia jadi Alena Ia akan menyuruh para pria untuk antri memuaskannya     

"Itu malah yang menyebabkan Alena bisa menjadi istri Nizam. Karena kalau Ia memiliki gaya hidup sepertimu maka dapat dipastikan Ia tidak akan pernah bisa menjadi Ratu Azura. Karena Yang Mulia Nizam hanya dapat menyentuh wanita yang masih suci" Kata Cynthia seakan menekankan bahwa Isabella dengan gaya hidupnya seperti itu jangan pernah bermimpi untuk menjadi wanitanya Nizam yang begitu mulia.     

Alena hanya menganggukan kepalanya sedikit kebingungan, pembahasan antara Isabella dan Cynthia masih belum bisa dicerna dengan akal sehatnya. Jadi Ia hanya mencatatnya dalam pikirannya. Siapa tahu pengetahuan baru ini dapat menjadi ilmu bagi dirinya.     

Isabella hanya mengangkat alisnya. Tapi diam - diam Ia menjadi penasaran dengan Nizam. Benarkah Nizam hanya bisa menyentuh wanita yang masih suci. Apakah Ia tidak bisa digoda olehnya. Benarkah Ia tidak dapat menjerat Nizam dengan pesonanya. Selama ini dalam hidupnya, banyak laki - laki menyukainya karena memang penampilannya yang begitu cantik jelita. Setiap kali Ia menyukai laki - laki, Ia selalu dapat memilikinya, walaupun tidak sebagai kekasihnya tetapi minimal Ia dapat tidur dengannya. Isabella tersenyum menyeringai, Ia tidak ingin menjadi istri Nizam karena memang Ia tidak layak untuk itu. Ia juga tidak ingin menjadi selingkuhan Nizam karena terlalu banyak resikonya.     

Isabella hanya ingin ikut mereguk madu bersama Nizam walaupun hanya beberapa jam atau bagusnya satu malam. Ia menjadi sangat penasaran dengan pria itu. Nizam adalah laki- laki yang mampu menaikkan hasratnya hanya dengan menatap wajahnya yang begitu dingin dan tampan. Berdasarkan pengalamannya bersama banyak laki - laki, Isabella sudah menduganya kalau Pria seperti Nizam akan memberikan kepuasan yang luar biasa bagi para wanita.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.