CINTA SEORANG PANGERAN

Habislah Kau, Arani ( 7 )



Habislah Kau, Arani ( 7 )

Semakin mendekati rumah semakin tampak betapa megahnya rumah itu. Bagaikan istana kecil. Bagi Pangeran Thalal mungkin hal ini bukanlah sesuatu yang aneh tetapi bagi Alena dan Cynthia sungguh amat mengagumkan.     

"Axel dan Alexa hadiah Paman Thalal untukmu ada di rumah itu" Kata Pangeran Thalal sambil tersenyum.     

"Memangnya apa hadiah Yang Mulia?" Kata Cynthia.     

"Surprise buat mereka.. Aku mendatangkannya langsung dari Azura" Kata Pangeran Thalal dengan senang. Wajahnya tampak sumringah.     

"Mereka akan jadi teman bermain si kembar" Kata Pangeran Thalal lagi membuat Cynthia dan Alena tambah penasaran.     

"Apakah hadiahnya sebuah benda mati ?" Tanya Cynthia jadi ingin main tebak - tebakan. Pangeran Thalal menggelengkan kepalanya.     

"Pastinya Axel dan Alexa akan menyukainya " Kata Pangeran Thalal tidak mau berterus terang membuat Cynthia dan Alena tambah penasaran.     

Di depan pintu gerbang tampak para penjaga dan begitu melihat iring - iringan kendaraan Alena dan yang lainnya. Pintu gerbang segera di buka. Terhamparlah taman mawar dengan burung - burung merak yang dibiarkan berkeliaran.     

Dari danau buatan itu tampak terlihat semakin Indah. Di seberang danau ada sebuah pegunungan kecil buatan dan terlihat ada tulisan "ALENA LAND". Nizam seperti ingin memperlihatkan kepada dunia besar cintanya kepada Alena. Ini sangat luar biasa     

"Oh..my God Alena. Ini sangat Indah. Mereka seperti membuat surga kecil untukmu. Melihat dari tema rumahmu mungkinkah Nizam terinspirasi dari rumah Michael Jackson. Tapi ini perpaduan dengan gaya taman di Azura. " Kata Cynthia sambil takjub. Tampak bunga - bunga dimana - mana. Para pelayan berpakaian biru dan merah tampak berderet rapih kiri dan kanan. Mereka benar - benar didatangkan dari Azura karena wajah dan tubuh mereka memang sangat khas.     

"Alena, suamimu benar - benar sudah gila. Dia hendak memindahkan istananya ke Amerika. Apa dia pernah bilang bahwa dia akan menetap selamanya di Amerka dan tidak akan pulang lagi ke Azura? " Kata Cynthia sambil terus berdecak kagum.     

Alena tidak bisa menjawabnya karena memang Nizam tidak pernah mengatakan apa - apa. Perbincangan mereka terhenti seiring dengan berhentinya mobil. Beberapa pelayan laki - laki segera menghampiri mereka dan membukakan pintu untuk Pangeran Thalal dan Alena serta Cynthia.     

Begitu Alena dan Cynthia keluar dari mobil para pelayan serentak membungkuk dan mengucapkan salam. Pengasuh Axel dan Alexa langsung mengambil Axel dan Alexa dan masing - masing menggendongnya. Mata Alena memperhatikan dulu pelayannya sebelum dia berjalan masuk. Ia memastikan bahwa pelayannya adalah pelayan yang memang pengasuh Axel dan Alexa. Ia harus sangat berhati - hati.     

Semakin banyak kemewahan dan perlakuan spesial yang Ia dapat maka Ia harus semakin berhati - hati. Alena belajar memahami bahwa akan selalu ada sengat yang mematikan di sebalik manisnya madu. Dan akan selalu ada duri yang tajam di sebalik keindahan mawar yang mempesona.     

"Kalian jangan jauh - jauh. Aku harus selalu dekat dengan kedua anakku. Jika sampai kalian beranjak dari sisiku tanpa seijinku. Karena jika itu Kalian lakukan maka Aku tidak akan segan menghukum kalian" Kata Alena sambil menatap para pelayan dengan tajam. Cynthia yang ada disampingnya sampai terkaget - kaget. Apakah yang sedang berbicara itu Alena sahabatnya ataukah seseorang yang lain yang hanya menyerupai sahabatnya.     

Alena tidak memperhatikan keheranan sahabatnya Ia lalu masuk ke dalam untuk mengecek persiapan pernikahan Arani. Ini adalah rumahnya dan pernikahan Arani menjadi tanggung jawabnya. Ia tidak ingin rencana pernikahan Arani menjadi tidak lancar hanya karena kesalahan kecil. Alena sama sekali tidak ingin melihat kondisi rumah hadiah Nizam seperti apa. Fasilitas apa saja di dalamnya. Ia merasa itu semua tidak penting. Ia malah fokus ke acara pernikahan Arani.     

"Siapa penanggung jawab rumah ini?" Tanya Alena begitu Ia melangkah ke dalam ruangan.     

Seorang kasim tampak langsung menghadap. " Hamba Yang Mulia. Nama hamba Malik "     

"Oh.. Paman Malik" Kata Alena sambil menatap wajah pria yang di depannya. Laki - laki berusia setengah baya, bertubuh tinggi kurus. Berkulit putih dan tampak kerutan halus sudah menghiasi kulitnya. Ia mengenakan pakaian biru tua, Pakaian khas Azura.     

" Dan dua orang penjaga Yang Mulia kamarin didatangkan dari Azura setelah mereka memperdalam ilmu beladirinya." Kata Paman Malik.     

"Aku masih ingat kalian Alika dan Aruna. Waktu itu Nizam meminta kalian untuk pulang dulu ke Azura karena memang keahlian kalian dalam bela diri masih kurang. Sekarang mudah - mudahan kalian semakin baik dan semakin bagus sehingga kalian layak berada di sisiku " Kata Alena dengan penuh wibawa.     

" Hamba, Yang Mulia " kata Alika dan Aruna bersamaan. Hampir setahun tidak bertemu dengan istri Putra Mahkota perubahan sikap Alena tampak seperti kutub utara yang dibalik dengan kutub selatan. Perubahan dengan rotasi 180 derajat. Seperti api yang berubah jadi air dan air berubah jadi es. Ini seperti gravitasi yang tiba - tiba menghilang dari bumi dan kebenaran tentang teori bahwa bumi itu datar. Ini suatu keajaiban yang tiba - tiba terjadi. Perubahan yang sukar dipercaya kalau tidak mereka menyaksikannya sendiri.     

Alena kemudian bertanya lagi. " Kalau Paman Malik yang menjadi penanggung jawab rumah ini lalu siapa yang menjadi penanggung jawab pernikahan Arani?"     

"Hamba Yang Mulia. Perkenalkan hamba Batsnah, Hamba juga akan menjadi asisten Yang Mulia. Hamba diperintahkan oleh Yang Mulia Putra Mahkota untuk menangani semua persiapan pernikahan meliputi dekorasi ruangan, kamar pengantin, makanan, dan acara akad nikah."     

"Ok..baiklah. Suruh semua orang yang bertanggung jawab atas acara pernikahan ini berkumpul. Oh ya kumpulkan mereka disuatu ruangan yang kira - kira cukup untuk menampung kita. Selain itu tunjukkan kamar untuk Cyntha dan Pangeran Thalal. Kamar Arani untuk mempersiapkan hari pernikahan harus di dekat kamarku dan anak - anakku.     

Barang - barang di mobil masukan ke dalam kamar masing - masing. Sambil menunggu persiapan kamar selesai, Persiapkan hidangan untuk kami. Terutama hidangan untuk Cynthia. Karena Ia sedang mengandung dan perutnya tidak boleh kosong" Alena tampak memberikan perintah sehingga tidak lama kemudia semua orang bergerak melaksanakan semuat perintah Alena.     

Alena sendiri segera mengecek kamarnya dan tempat tidur anak - anaknya karena Axel dan Alexa butuh tempat tidur yang nyaman setelah hampir dua jam mereka di dalam gendongan Alena dan Cynthia.     

Cynthia menggelengkan kepalanya terus menerus sambil menatap Alena yang melangkah pergi diikuti para pelayan dan pengasuh bayinya. Sedangkan Pangeran Thalal selain menatap Alena Ia juga menatap istrinya. "Cynthia, entah mengapa Aku sekarang melihat ternyata Kakak Putri Alena tampak lebih pintar darimu" Kata Pangeran Thalal sambil berbisik.     

Cynthia langsung cemberut kesal, " Kalau dia ternyata lebih pintar dari Aku memang kenapa? Apa Kau sekarang jatuh cinta juga pada Alena?" Kata - kata Cynthia membuat Pangeran Thalal meringis. Ia masih sayang sama nyawanya. Bagaimana bisa Ia mencintai kakak iparnya. Ia tidak mau tubuhnya dipotong - potong jadi seribu potong lalu potongan tubuhnya disebar ke delapan penjuru mata angin oleh Nizam.     

"Jangan bicara sembarangan. Bagaimana mungkin Aku jatuh cinta pada kakak ipar sendiri?"     

"Tentu saja mungkin. Di kerajaan seringkali banyak terjadi hubungan gelap antar penghuni istana. Ada ibu tiri yang menikahi anak tirinya. Ada pernikahan antar saudara kandung apalagi pernikahan antara kakak ipar dan adik ipar. Ada ayah yang menikahi menantunya sendiri"     

"Tidak..tidak..jangan berkata hal - hal yang menakutkan seperti itu. Aku akan mencintaimu dan selalu mencintaimu." Kata Pangeran Thalal.     

"Aku tidak percaya. Aku melihat sorot matamu yang memandang Kakak Alena dengan penuh kekaguman" Cynthia tetap ngomel - ngomel.     

Pangeran Thalal jadi gemas, dengan gerakan tidak terduga Ia menarik lengan Cynthia lalu mengangkat tubuhnya dan membopongnya.     

"Tunjukkan kamar Kami cepat. Aku harus memberi pelajaran istriku dulu. Agaknya perjalanan jauh sudah membuat otaknya jadi kurang sehat" Kata Pangeran Thalal sambil tetap membopong tubuh Cynthia yang meronta - ronta sambil berteriak kecil.     

Para pelayan jadi tersipu - sipu malu dan segera berlari kecil menunjukkan kamar Pangeran Thalal dan Cynthia yang terletak di sebelah selatan. Setelah melewati beberapa ruangan. Akhirnya mereka sampai di sebuah ruangan yang cukup besar dengan sebuah kamar yang jendelanya menghadap ke danau buatan itu. Cynthia yang kini tampak menikmati di bopong suaminya walaupun Ia malu pada pelayan. Pintu kamar di buka dan Pangeran Thalal segera menutupnya. Ia lalu meletakkan tubuh Cynthia di atas tempat tidur yang besar.     

"Kau mau apa? Kau mau apa ?" Cynthia tampak panik ketika melihat Pangeran Thalal tampak membuka kancing kemejanya.     

"Aku mau membuktikan seberapa besar cintaku padamu" kata Pangeran Thalal. Cynthia memekik melihat tubuh suaminya sudah dalam keadaan polos.     

"Tidak..jangan!! Aku percaya, Aku percaya akan cintamu. Aku tidak mau kau sentuh. Aku cape, Aku tidak siap" Kata Cynthia. Tapi Pangeran Thalal tidak mau mendengar penolakan istrinya. " Siapa menabur dia harus menuai, Aku tidak perduli kau siap atau tidak" Katanya sambil mulai melucuti pakaian istrinya. Cynthia cemberut tapi kemudian Ia melingkarkan kedua tangannya di leher suaminya.     

"Apakah kau bercanda saat menolakku tadi?" Bisik Pangeran Thalal sambil membenamkan giginya ke bahu Cynthia lalu menghisap kulit yang teramat putih itu. Cynthia memekik sambil merenggut rambut suaminya. "Tidak.. Aku bersungguh..sungguh..mmmm..tidak..mmm..sebenarnya iya..Aku...bercanda" kata - kata Cynthia sudah tidak beraturan dan tidak jelas karena ulah Pangeran Thalal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.