CINTA SEORANG PANGERAN

Ceritakan Semuanya, Kepadaku!



Ceritakan Semuanya, Kepadaku!

Cynthia segera menarik gaunnya dari kepala Pangeran Thalal. Pangeran Thalal yang ikut terkejut segera mengeluarkan kepalanya dari gaun istrinya. Ia lalu menoleh ke belakang, melihat pelayan wanita yang berdiri kaget dengan bunga mawar yang berhamburan di lantai membuat Pangeran Thalal segera berdiri dan berkata.     

"Nah.. Cynthia, Aku sudah melihat lututmu tadi. Alhamdulillah lukanya sudah mulai mengering. Pasti kau terluka saat melarikan diri dari hotel Pangeran Barry. Memang Pangeran itu tidak sayang nyawanya sendiri" Kata Pangeran Thalal sambil memegang bahu Cynthia yang pucat pasi.     

"Kau kenapa berdiri di sana ? Cepat bereskan bunganya!! " Kata Pangeran Thalal berbicara dengan nada sedikit marah kepada pelayan itu.     

Pelayan itu langsung tergagap, " I..iya Yang Mulia maafkan Hamba" Katanya sambil membereskan bunga mawar yang berserakan di lantai. Ia tadi bermaksud akan mengganti bunga di vas bunga meja makan. Karena walaupun tidak ada tamu di setiap sudut ruangan tetap harus ada bunga hidup untuk menghiasi ruangan. Bunga – bunga itu diambil dari taman - taman bunga yang ada disekeliling rumah Nizam dan Alena.     

"Ingat, kau jangan berpikir macam – macam " Pangeran Thalal tampak melotot tajam.     

"Tidak Yang Mulia, Hamba tidak berani " Kata pelayan itu sambil menundukkan kepalanya. Pangeran Thalal lalu memegang bahu Cynthia dan mengajaknya pergi meninggalkan ruangan makan dan kembali berjalan.     

Setelah rasa kaget Cynthia berkurang maka Cynthia langsung memukul perut suaminya dengan punggung tangannya.     

"Yang Mulia selalu bikin gara – gara. Kontrol sedikit bisa tidak sih? " Kata Cynthia sambil mengomel – ngomel.     

"Aku lagi yang salah... Aku mana tahu akan ada pelayan yang masuk ke ruangan itu " kata Pangeran Thalal sambil cemberut.     

"Rusak sudah wibawa, harkat dan martabat diriku " Kata Cynthia morang – maring.     

"Jangan berkata yang aneh – aneh, tadikan aku sudah bilang kalau aku sedang memeriksa luka dilututmu."     

" Kau pikir pelayan itu bocah ingusan yang percaya begitu saja "     

"Jadi bagaimana ? Apa perlu dia kubunuh untuk menghilangkan rasa malumu " Kata Pangeran Thalal menawarkan solusi. Walaupun solusinya Cuma sekedar bercanda. Pangeran Thalal ini sangat lembut jangankan membunuh orang membunuh binatang saja Ia tidak tega.     

"Itu gila..!! " Kata Cynthia tambah melotot.     

"Kalau kamu marah – marah terus nanti aku akan benar – benar menyeretmu ke tempat tidur " Kata Pangeran Thalal mengancam kepada istrinya.     

"Kho Yang Mulia seperti itu " Kata Cynthia mendelik.     

"Lha.. ini si adik udah bangun dari tadi, kakaknya diomelin terus. Nanti kakaknya jadi emosi kalau kakaknya emosi nanti adiknya disuruh masuk ke rumahnya" Kata Pangeran Thalal lagi.     

"Ssst.. cukup !! Cukup Alena yang konyol, Yang Mulia jangan ikut – ikutan.. " Kata Cynthia sambil kini akhirnya tersenyum. Ia lalu mengelus tubuh Pangeran Thalal.     

"Adik... tidur dulu ya, jangan bangun. Kita mau ada acara penting. Kalau sudah selesai nanti kita selesaikan urusan kita." Cynthia berkata kepada adik suaminya. Pangerang Thalal mengelus kepala istrinya.     

"Nanti adiknya dicium ya.." Kata Pangeran Thalal.     

" Iya..."     

"Dielus juga"     

"Iya.."     

"Di..." Pangeran Thalal mau bicara lagi tetapi Cynthia mencubit perut suaminya.     

"Sudah ah.. nanti Aku akan melakukan apa saja yang membuat adikmu senang "     

"Kamu janji ?" Kata Pangeran Thalal tampak bahagia     

"Promise " Cynthia menjawab pendek.     

"Istri sholehah.." Kata Pangeran Thalal tersenyum bahagia.     

Di dalam ruangan Nizam ternyata sudah ada Amar yang duduk di depan Nizam. Wajah Nizam tampak tegang dan tidak enak dipandang sehingga ketika Pangeran Thalal masuk dan mengucapkan salam. Nizam menjawabnya dengan datar.     

"Kami mennggu kalian cukup lama, Fuad bilang dia ke kamar kalian dulu baru ke kamar Amar, tetapi Amar lebih dulu datang badningkan kalian. Kalian kemana dulu ? " kata Nizam menatap curiga.     

"Kami harus menidurkan pangeran Atha dulu" Kata Cynthia kepada Nizam. Nizam menganggukan kepalanya penuh pengertian. Ia lupa kalau sekarang adiknya sudah memiliki anak. Nizam tidak curiga kalau tadi mereka sebenarnya main - main dulu.     

"Duduklah !! " Kata Nizam kepada pangeran Thalal dan Cynthia. Pangeran Thalal segera membungkukkan badannya memberikan hormat kepada kakaknya lalu duduk diikuti istrinya.     

"Bagaimana keadaanmu Cynthia ? Kau baik ?" kata Nizam kepada Cynthia.     

"Alhamdulillah Yang Mulia." Cynthia menjawab sambil menganggukkan kepalanya.     

"Tadinya Aku tidak ingin memanggilmu karena Aku khawatir kau masih belum sehat setelah peristiwa kemarin malam tetapi agaknya kau sekarang sudah terlihat sangat sehat. Dan kebetulan sekali kau juga datang padahal tidak aku minta" Kata Nizam sambil melirik ke arah adiknya. Pangeran Thalal langsung menundukkan kepalanya. Ia sudah memiliki firasat kalau Nizam pasti merasa Ia datang bersama Cynthia karena ingin meminta perlindungan dari istrinya.     

Kebetulan Cynthia juga merasakan firasat yang sama dengan suaminya sehingga kemudian Ia berkata kepada Nizam.     

"Sebenarnya Aku yang ingin berbicara denganmu, suamiku sudah melarangku untuk ikut dengannya tetapi Aku memaksa. Ada hal penting yang harus aku katakan kepadamu" Kata Cynthia menegaskan kepada Nizam kalau Ia tidak dipaksa Pangeran Thalal untuk ikut ke tempat Nizam.     

Nizam mengangkat alisnya lalu berkata lagi,     

"Ok, baiklah.. Aku yakin kalau kalian tahu mengapa Aku memanggil kalian kemari. Jadi silahkan bercerita dari awal sampai akhir secara terperinci. Jadi siapa yang mulai akan bercerita duluan ? " kata Nizam sambil duduk bersender menatap ketiga orang itu dengan tatapan menakutkan.     

Pangeran Thalal kemudian mengangkat tangannya dan berkata kalau Ia yang akan bercerita terlebih dahulu. Nizam mendengarkan Pangeran Thalal bercerita dengan penuh perhatian. Wajah Nizam tampak kelam ketika mendengar cerita Pangeran Thalal yang ditipu istrinya dengan mudah.     

" Kau sungguh keterlaluan, adikku. Bagaimana bisa kau tertipu oleh kakak iparmu itu" Kata Nizam sambil cemberut.     

"Itulah Kakak.. Aku sendiri tidak mengira Kalau Kakak Putri secerdas itu. Bukankah biasanya kakak ipar selalu tampak polos dan lugu" Kata pangeran Thalal.     

"Begitulah Alena.. Dia mampu menipu siapa saja jika Dia sedang dalam keadaan terdesak. Bukankah kau juga pernah terperdaya oleh dia" Kata Cynthia kepada Nizam. Nizam jadi teringat bagaimana Ia diperdaya oleh Alena saat Alena ingin hang out.     

"Yaah.. Aku tahu kalau dia memang cerdas luar biasa ketika dia menggunakan otaknya, Nah sekarang bagaimana dengan Kau Amar. Ceritakan kepadaku bagaimana bisa kau membebaskan Alena dari tempat Pangeran Barry sementar kami sendiri sampai hampir mati saat hendak keluar dari kediaman Pangeran Keparat itu. " kata Nizam akhirnya setelah mengakui kebenaran kata – kata Cynthia. Nizam tidak jadi marah kepada Pangeran Thalal. Kemudian matanya menatap kepada Amar meminta penjelasan dari Amar.     

Amar sekarang giliran bercerita kepada Nizam. Nizam terbelalak mendengar cerita Amar.     

"Sejak kapan ada jalinan mesra antara Kau dan Pangeran Abbash ?" kata Nizam sambil menatap Amar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.